13

261 31 12
                                    

Matahari pagi menembus jendela kamar membuat Jen terganggu dan terbangun, ia bangun dan terduduk sambil mengumpulkan nyawanya yg belum terkumpul lalu menoleh ke samping, dimana ia melihat Theo yang tertidur sambil memangku David, Jen beranjak dari kasur lalu ke samping Theo menatap ayah dan anak itu tertidur sangat lelap, karena Kasihan dengan Theo akhirnya ia mengambil David dari pangkuan Theo lalu membaringkan David ke kasur, tanpa Jen sadari bahwa Theo sudah bangun dari tadi.

" Kenapa di pindahi, nanti takutnya kebangun anaknya" tanya Theo yang membuat Jen menoleh

" Kasihan kamu tidurnya harus sambil mangku dia, anaknya juga nanti sakit badannya gitu terus posisinya" ucap Jen yang sibuk membenarkan posisi tidur David

" Aku sih gak papa pegal yang penting dia bisa tidur, tadi malam dia kebangun nangis terus aku gendong tapi pas mau di pindahin gk mau." Jen yg mendengar itu mengangguk.

" Aku ke dapur dulu, mau masak makanan, kalau David bangun langsung mandiin aja, dia hari ini libur kan? Jadi biarin aja gk usah di bangunin kasihan capek anaknya" lalu Jen pergi ke dapur untuk masak, ia tahu di rumah ini sudah ada Bu Inah yang mengurus hal seperti itu tapi hari ini ia ingin masak untuk putranya.


* Di dapur

" Bi David biasanya suka makan apa, aku mau masakkin dia sarapan, aku minta tolong bibi bersih bersih rumah aja." Ucap Jen saat ia sampai di dapur melihat bi Inah yang sedang menyiapkan bahan masakan.

" Kalau den David mah makan apa aja dia mau kok nya, tapi dia gk bisa makan kacang kacangan aja sama kalau lagi gak mood makan pasti sudah banget makannya." Ucap bi Inah menjawab.

" Oo oke deh bi, makasih ya, oh iya, kalau bisa panggil nama aja Bi, gak enak kalau di panggil nyonya." Bi inah tersenyum dan mengangguk lalu pergi untuk be beres.

Sembari menyiapkan masakan tiba tiba saja suara langkah kaki terdengar dari tangga , saat menoleh ia menukan Theo yang sedang berjalan di belakang David.

Tiba tiba David menghampiri nya lalu memeluknya, ia heran kenapa dengan anaknya, lebih aneh lagi David nangis.

" Mama kata papa mama bakal pelgi lagi, aku kan gak mau gak sama mama lagi." Ucap David sambil tersendu- sendu

Jen melirik ke arah Theo yang terlihat mnahan tawa, ia langsung menangkap bahwa pria itu sedang menjahili anaknya. Theo sendiri susah payah menahan agar tidak tertawa, tadi ketika David bangun ia mencari Jen, dengan iseng Theo bilang kalau Jen pergi lagi.

" Hey, mama gak pergi sayang, mama disini loh lagi masak buat kita sarapan, masa mama tinggalin anak mama lagi?." Ucap Jen sambil menenangkan David yang sudah berada di gendongannya.

" Belalti mama gak pelgi kan?" Ucap David menatap muka Jen, sungguh anak itu lucu sekali menatap Jen dengan muka nya yang sembab. sehabis menangis. Jen hanya mengangguk lalu memberikan David ke gendongan Theo.

" Dia belum mandi kan? Mandi kan dulu biar sarapan, awas aja anaknya di gangguin lagi." Perintah Jen kepada Theo membuat Theo tertawa.

Akhirnya Theo pergi ke kamar untuk memandikan David , sesampainya di kamar ia mendirikan David di atas kursi lalu membuka pakaiannya. Suasana di situ hanya hening tidak ada yang bicara satupun.

Percayalah David sendiri takut untuk berbicara, karena biasanya Theo jarang merespon nya. Theo yang sadar anaknya menatap nya takut hanya menghela nafasnya.

" David kenapa? David takut sama papa?" David yang ditanya hanya diam sambil menunduk.

" Papa jahat ya selama ini sama David? Papa minta maaf ya? Papa salah sama David, papa udah gak merhatiin David, pasti David bingung papa kok baik sama David."

" Percaya deh papa sayang sama David, tapi papa bingung dan ragu karena suatu hal, tapi sekarang papa yakin kalau David itu dari darah daging papa sendiri. Maaf ya sayang" ucap Theo sambil memeluk David yang hanya diam, ia tahu anak itu belum cukup paham untuk mengetahui hal seperti ini.

" Papa tidak apa apa , David enggak malah kok , David cuma kaget, tapi David senang." Theo yang mendengar nya tersenyum lalu mengusap gemas Surai anaknya ini.

" Udah dulu deh sedih sedihnya, kita mandi dulu nanti mama marah loh sama kita, mama kalau marah serem tahu." Ucap Theo dengan ekspresi yang dibuat buat seolah takut. David melihat nya langsung tertawa lalu melingkarkan tangannya di leher papa nya.

" Go! Ayo mandi pa"

To już koniec opublikowanych części.

⏰ Ostatnio Aktualizowane: Nov 18, 2023 ⏰

Dodaj to dzieło do Biblioteki, aby dostawać powiadomienia o nowych częściach!

David Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz