27.tamu tak diundang(3)

11.9K 1.3K 49
                                    

.
.
.
.
.
.
.
Tamu tak diundang
.
.
.
.
.
.
.
"Ketuanya? " tanya Agasthya memastikan

"Iya yang Irwan Irwan itu"

"Emang lu ga tau? "

"Ih gua ga liat tadi cuman ngedenger suara dia doang"

"Lagian suruh siapa pendek"

"Cih, siapa yang ngebuat gua kurang nutrisi"

Sekarang Agasthya tidak mampu menjawab lagi.

"Udah lah tunjukin aja ketuanya yang mana"

"Mau apa lu"

"Mau gua cium. Ya kagak lah nanti aja liat sendiri"

Agasthya diam sejenak dan memperhatikan sekitar dan akhirnya dia menemukan apa yang Alfaris mau.

"Yang itu" Agasthya langsung menunjuknya

Alfaris langsung melihat apa yang di tunjuk oleh Agasthya dan tersenyum.

"Thanks"

Alfaris langsung meninggalkan Agasthya dan berlari menuju ketua Red Phoenix.

Tentu saja kedatangan Alfaris di hadang oleh beberapa anggota yang lain yang mencoba melindung ketuanya namun dengan mudah juga Alfaris melewati nya.

Alfaris dengn lincah dan gesit mengecoh dan melewati semuanya tanpa mengeluarkan perlawanan.

Namun ketika tinggal beberapa langkah lagi Alfaris di hadang oleh salah satu anggota Red Phoenix yang berbadan besar.

Alfaris sempat terkejut namun dengan cepat dia menemukan solusinya dengan menendang balik kayu yang ada di sisiNya yang membuat lawan di hadapannya menunduk kesakitan dan inilah yang di tunggu Alfaris.

Alfaris langsung menjadikan tubuh lawannya sebagai pinjakan dan langsung melompat ke arah Irwan

Brukk!!

Alfaris langsung menindihi tubuh Irwan dan langsung mengambil tangan Irwan dan langsung menusuknya menggunakan pulpen yang dia keluarkan dari kantung jaketnya.

Tusukan pulpen itu sangat kencang dan kuat yang membuatnya menancap langsung ke aspas dan mengunci tangan Irwan.

"AAAAAAAAAA"

Irwan berteriak sangat keras tepat setelah pulpen tersebut menancap di telapak tanganya dan membuat gumpalan berwarna merah kelar dengan banyak dari tanganya.

Teriakan itu juga mampu menghentikan  total pertarungan yang tengah terjadi.

Pemandangan yang cukup mengerikan dimana Irwan yang terlentang lemas dangan tangan yang terlihat tertancap pulpen di telapak tanganya dan Alfaris yang berada di atasnya dengn senyuman dan ketawa yang mengerikan.

"Hihihi" tawa Alfaris yang membuat orang yang mendengarnya merinding di tambah dengan aura yang tidak ngengenakan yang membuat semua keadaan menjadi kacau

"Kenapa? Kamana sikap arogan mu tadi"

Irwan tidak menjawabnya dan terlihat butiran-butiran air mulai keluar dari matanya karena menahan rasa sakit yang ada di tanganya

"Hey kok diam sih? Ayolah bicara setidaknya keluarkan teriakan mu itu, yang tadi itu loh"

Jelas permintaan Alfaris sangat mengerikan terutama tatapan dan senyumanya yang sangat identik dengn seorang psikopat yang gila.

Seolah gambaran seekor pemangsa yang memangsa mangsanya.

Tidak ada yang berani berbicara kecuali Alfaris yang mengeluarkan permintaan-permintan yang crippy yang makin membuat semuanya suram.

Alfaris✔️Where stories live. Discover now