[Part 29] Masa lalu Alvaro

3.4K 184 8
                                    

Haii ketemu lagi.

Maaf ya udah lama nih gak up😁, ya maklum ajalah ya.

Oke disini author nggak perlu basa Basi. Selamat membaca.

  "Mengikhlaskan kepergian seseorang       Memang perlu waktu, tapi bukan        Berarti kita berhenti ngejalanin                             Hidup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  "Mengikhlaskan kepergian seseorang
       Memang perlu waktu, tapi bukan
        Berarti kita berhenti ngejalanin
                             Hidup."
         -Adhelia Queenza Mahatama

________________________________________

Motor yang dikendarai oleh Alvaro, berhenti didepan gerbang. Sedangkan orang yang ada dibalik pagar itu dengan sigap, membuka gerbangnya kemudian menunduk mempersilakan tuan muda mereka masuk.

"Sulit dipercaya." Gumam salah satu dari mereka.

Sedangkan Alvaro, langsung memberhentikan motornya tepat di depan garasi rumahnya. Kemudian ia menoleh kearah adhel meletakkan dagunya, yaa Adhel sepanjang perjalanan tadi tertidur dengan bahu Alvaro yang menjadi penyangga.

Alvaro hanya dapat melihat matanya saja, karena adhel memakai helm full face. Walaupun begitu kecantikan adhel tetap terlihat dengan melihat mata saja.

'cantik.' batinnya. Menyadari itu Alvaro menggelengkan kepalanya untuk mengenyahkan pemikirannya, kemudian tangannya menepuk tangan yang melingkar di pinggang nya.

"Bangun."

Euhg

Adhel mengerjapkan matanya, menyesuaikan cahaya yang masuk. Kemudian netranya menelusuri sekitar, keningnya berkerut bingung.

"Udah nyampe?"

"Iya, cepet turun."

Mendengar itu adhel mendengus kesal, kemudian turun dan membuka helmnya, Alvaro pun sama.

"Ayo ma--"

Drtt Drtt Drtt

Ucapan Alvaro terpotong kala terdengar suara dering ponsel miliknya, melihat siapa yang menelfon nya keningnya berkerut.

"Lo masuk duluan." Mengangkat telfon itu dan menjauh.

Melihat itu Adhel berdecak kesal."ck, Li masik dilian." Ucap Adhel meniru dengan menye-menye.

Kemudian ia melangkah kan kaki nya masuk, meninggalkan Alvaro yang mengangkat telfon.

Tangannya terulur menekan tombol bell.

Ting Tong

Tidak ada Jawaban. tak sampai disitu, Adhel kemudian menekan bell nya untuk yang kedua kalinya.

Dan yaa, masih tidak ada jawaban.

Kemudian tangannya terulur, berniat mengetuk pintu. Yaa walaupun percuma, kenapa bisa percuma, ya karena kalau Adhel ngetuk pun, yang didalam tidak akan bisa mendengar, karena saking besarnya rumah itu. Tapi bodo amatlah, nyoba aja dulu.

QUEEN BLACK LION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang