[16] Pregnant

8.7K 348 23
                                    

Selesai belanja berbagai keperluan Enola, mereka bertiga mampir terlebih dahulu ke sebuah restoran yang ada di lantai paling bawah di Mall tersebut. Zoya memang mengajak mereka untuk makan sebelum pulang, Ia tak ingin kedua anak nya kelaparan, karena sudah 3 jam mengelilingi Mall.

"Sayang mau makan apa?" tanya Zoya kepada Enola.

"Mmm, gimana Mommy aja deh," balas Enola ragu.

Jujur saja, Enola tidak terlalu tau mengenai menu-menu di sana, Ia sangat jarang makan di luar, malah Ia selalu makan makanan sisa saat tinggal di rumah nya yang dulu.

Mengerti dengan keadaan Enola, Zoya tersenyum hangat, lalu mulai memesan makann untuk mereka, dan untuk Brian? Sena sudah tau apa kesukaan putra nya tersebut.

Sesekali Enola melirik ke arah Brian yang sibuk memainkan ponsel nya, cowok itu seakan memiliki dunia nya sendiri.

"Kenapa?" tanya Brian tiba-tiba.

Dari sudut mata nya, Brian dapat melihat Enola yang sedari tadi curi-curi pandang.

Enola gelagapan, Ia tanpa sadar menelan ludah susah payah, karena jujur Enola sedikit takut kepada Brian yang ketus dan cuek, apalagi mata hitam pekat nya itu selalu berhasil membuat nyali Enola menciut.

"Ahh, Mom, Enola mau ke toilet dulu ya," izin Enola mengabaikan Brian.

Zoya menghentikan tangan yang sedang membolak-bailkkan menu, begitu pula dengan Brian, Ia menghentikan aktivitas nya yang sedang sibuk dengan ponsel, mereka berdua menatap Enola.

"Ayo, Mommy temenin," ajak Zoya.

"Gak usah Mom, Enola sendiri aja," tolak Enola cepat.

"Yakin?"

Kepala Enola mengangguk, membuat Zoya tersenyum setuju, Zoya tidak bisa memaksa Enola, Ia takut jika Enola akan merasa tak nyaman di dekat nya nanti.

Enola berdiri, Ia tersenyum manis, lalu melenggang menuju tolilet yang berada di ujung ruangan tersebut, tempat nya lumayan jauh dari tempat mereka duduk, karena mereka duduk di dekat jendela yang menghadap halaman.

Sesampainya di toilet, Enola langsung menyelesaikan keperluan nya yaitu buang air kecil, setelah lega, Enola keluar dari bilik toilet, lalu berdiri di wastafel yang memiliki kaca besar, berniat membasuh tangan nya.

"Enola?"

Deg, saat sibuk mencuci tangan, Enola dikejutkan dengan suara seorang perempuan yang sangat Ia kenal. Perlahan, Enola menaikkan pandangan, menatap ke arah cermin yang memantulkan seorang gadis di belakang dirinya.

Tubuh Enola sontak mematung terkejut, tangan nya pun terhenti, Ia tak menyangka akan bertemu dengan gadis tersebut.

"Kak Seril?" lirih Enola.

"Iya ini gue, lo ngapain di sini?"

Seril pun sama terkejut nya dengan Enola, Ia tak menyangka jika mereka berdua akan bertemu di sini.

Tubuh Enola memutar jadi menghadap Seril, ingin sekali Ia memeluk Kakak nya tersebut, tapi Ia mengurungkan niat nya saat melihat raut wajah Seril yang tak bersahabat.

Mendadak dada Seril naik-turun, mata nya memerah dengan kedua tangan mengepal, seperti orang yang sedang marah, padahal tadi Ia baik-baik saja, tapi saat melihat sosok Enola Ia jadi emosi.

"Lo asik-asikkan jalan-jalan di Mall? sementara keadaan keluarga gue berantakkan?"

"Kak?"

"Gue tau Enn! gue tau semua yang terjadi di rumah itu gara-gara lo!" hardik Seril.

ENOLAWhere stories live. Discover now