[18] Revenge

5.7K 319 57
                                    

"Dad, ceritakan semuanya," titah Brian.

Kenan menghela nafas pelan saat Brian menatap dirinya dengan tatapan menuntut, hampir tengah malam tepatnya pukul 10 malam, Brian mendatangi Kenan yang masih bekerja di ruang kerja, lalu menyuruh Kenan menceritakan semua hal mengenai Enola.

Melihat gelagat Enola di Mall tadi, Brian menyadari ada yang tidak beres, apalagi Enola selalu terlihat ketakutan saat gadis itu membuat kesalahan, seperti memecahkan gelas, padahal itu hal sepele, tapi Enola seolah sudah membakar rumah saja.

"Dad," panggil Brian menuntut.

"Baiklah," putus Kenan, "Sebelumnya Enola tinggal bersama Sarah, ibu kandung nya, di keluarga itu, Enola selalu mendapat perlakuan buruk, Enola selalu dicaci maki dan diberi hukuman walaupun tidak melakukan kesalahan. Dan saat Daddy bertemu dengan Enola, Ia ada di sebuah Hotel, dan sepertinya Enola di jebak oleh temannya," jelas Kenan.

Kening Brian mengerut mendengar penjelasan Kenan, Ia terkejut mengetahui kalau hidup Enola sebelumnya sangat berat dan menakutkan.

"Dijebak?" beo Brian.

"Ya, ada anak laki-laki yang berniat menodai Putri Daddy."

Kedua tangan Kenan mengepal seraya mengatakan nya, Ia jadi teringat malam itu, dimana Enola sangat ketakutan sampai tubuhnya gemetar.

"Brengsek!" desis Brian.

Kedua laki-laki itu sama-sama emosi, Brian bahkan langsung berdiri dari duduknya.

"Siapa cowok itu Dad?" tanya Brian dingin.

"Josua, Kakak kelas nya di sekolah yang lama."

"Brian akan kasih dia pelajaran."

***

Disinilah Brian sekarang, di depan sebuah bangunan gelap yang sepertinya digunakan sebagai basecamp anak-anak nakal.

Brian duduk di atas motor mengamati bangunan tersebut, menurut paman Jeff, orang kepercayaan Daddy nya, Josua ada di sini, jadi Brian memutuskan akan memberi pelajaran padanya. Padahal ini sudah malam, tapi Brian tidak memperdulikan itu, Ia segera datang kesini untuk membalaskan dendam Enola.

Brian pun tak habis pikir kepada Kenan, kenapa Daddy nya itu masih membiarkan Josua berkeliaran dengan bebas tanpa membalas nya atas perbuatan keji yang direncanakan Hero? pikir Brian.

Alhasil Brian meminta izin kepada Kenan untuk memberi Josua pelajaran malam ini, Kenan pun mengizinkan, bahkan Ia sempat memberi pesan kepada Brian agar membuat Josua tidak bisa berjalan.

"Cih, menyedihkan," gumam Brian.

Bangunan itu terlihat sangat usang dan lembab, seharusnya bangunan itu tidak boleh digunakan oleh manusia, karena pastinya akan menjadi sarang penyakit, Brian pun agak ragu untuk masuk ke dalam.

Brian tidak ingin menginjakkan kakinya ke dalam tempat sampah.

Tak lama kemudian, saat Brian mengamati dari luar, sepertinya keberuntungan sedang memihaknya, karena ada tiga orang cowok yang keluar dari bangunan kosong tersebut.

Mereka adalah Josua, Gavin, dan temannya nya yang lain Neo.

Smirk muncul di wajah Brian, sepertinya pertunjukkan akan dimulai.

Brian segera turun dari motornya, lalu berdiri seraya mengamati mereka bertiga. Salah satu alisnya naik, Ia tebak, mereka sedang teler, karena mereka bertiga berjalan sempoyongan dengan wajah khas orang mabuk.

"Semakin mudah," decak Brian tak suka.

Melihat lawannya teler, Brian bedecak tak suka, Ia lebih menyukai lawan yang setara dengannya, walaupun itu sulit ditemukan.

ENOLAWhere stories live. Discover now