[07] dini hari

298 1 0
                                    

Guysss budaya vot and coment ya biar akrab oke, happy reding guys...

Lea pov

Drrttt.... Drrttt....

"Hmm.... " terbangun karena getaran alarm hp, gue meraba disekitar dan menemukan hp di bawah guling gue membuka mata dan ternyata jam dihp pukul 5 pagi kukira bakal telat lagi.

Gue beranjak membuka gorden kamar gue dan wow cuaca hari ini cukup cerah untuk awal hari yang membosankan gue mutusin segera ke kamar mandi dan selama 15menit akhirnya selesai cukup ribet sih karena keadaan badan gue yang banyak luka.

Sebenernya males sih dibantuin orang tapi gue emang agak susah masang oerban jadilah gue mutusin mencet alarm di oojok pintu agar pekerja dimension datang dan ngak cukup waktu lama bibi datang bersama satu nyawa di belakangnya yaitu Bio anaknya paman erik .

Bibi pun datang di depan gue " ada yang bisa dibantu non? "

"iya bi, bisa tolong pasangin perban " pinta gue ke bibi tapi belum dijawab bibi eh anaknya bapak erik nyambar.

"eh biar gue aja, bibi ke dapur aja" ucap bio dan langsung ambil kotak p3k di meja bibi pun beralih menatap gue "non, ngak papa kalo den bio? " gue pun mengangguk "iya bi ngak papa, makasih bi" bibi pun berpamitan pergi "yaudah non bibi kedapur" .

"tumben lu bangun cepet" tanya gue yang heran terhadap anak paman erik ini yang dipagi hari udah ada di kamarnya beserta pakaian sekolahnya.

"gue lagi rajin ini, jadi loh ngk usah buat mood gue ancur diam aja, mana tangan lo " ucap bio sambil membuka perban kearah kaki dan tangan gue.

Setelah beberapa menit sibuk dengan acara perban perbanan lea dan Bio pun keluar menuju tangga.

Lea pun menuju meja makan terlihat rame dengan manusia yang tengah mengobrol.

"tumbe rame" gumam lea dan di dengar Bio karena mereka berjalan beriringan dengan bio disamping lea membawa tas mereka sedangkan lea hanya turun perlahan karena lukanya masih membekas nyeri Bio yang melihat sepupunya kesusahan berinisiatif membantu.

"para pengawal kali" tebak asal bio dan leo pun hanya bergumam saja.

Sesampainya di depan meja makan ia dapat melihat papanya, kakeknya, om arya, bibi dan tiga pengawalnya.

"hai semua! " sapa lea basa basi.

"pagi sayang" ucap kakeknya diikuti semua pekerja yang ada di ruang makan "pagi nona" lea pun mengangguk dan segera duduk di dekat papanya disusui bio. Jadi letaknya tuh kakek ditengan kanan papa lea di depan papa lea pak arya nah bio berhadapan dangan lea sedangkan pengawal mereka berdiri disamping kakek dan bibi yang nyiapin makan.

"bi, lea roti coklat aja sama susu" pinta lea.

"baik non" bibi pun segera menyiapkan roti.

"mengapa tak makan nasi? " ya kata kata kaku keluar dari papanya.

"lea lagi ngak selera makan nasgor pah, pen yang ringan aja takut cepat ngantuk soalx bentar lea jam pertama sejarah pa" ucap lea jujur ntahlah setiap ia makan nasi di jam sejarah pertama pasti ia akan berujung tertidur.

"dih lonya aja malas, dasar tukang tidur" sindir Bio sambil memasukkan nasgor kemulutnya.

"diem lo, ngak usah ngompor" ucap lea yang kesal dengan sepupunya yang mulut pedas.

"dih, kenyataan " timpal bio dan hanya dia hadiai tatapan kesal dari lea.

"Bio ngak usah ganggu adikmu" ucap kakek.

"iya kek " ucap bio sambil menggaruk tengkuknysyg tidak gatal lagi lagi dia yang kena nial buat lea kesal berakhir ia ditegur kakeknya.

"lea... " ucap ayah seketika.

"i-iya pa? " lea yang tengah menggigit rotinya berbalik mendengar papanya berbalik sepertinya papanya ada yang ingin disampaikan padanya.

" satu bulan lagi kamu pindah ke sekolah Bio" setelah menyelesaikan ucapan papanya mata lea seketika menatap kaget "ha? Buat apa pa? "
Lea pun merilik kakeknya untuk memastikan "betul, kamu bisa fokus lagi dengan pendidikan mu kamu tak perlu menyibukkan dirimu." ucap kakek lalu melanjutkan makannya.

"azek, akhirnya lo pindah juga dari sekolah terkutuk itu " ucap Bio antusias.

"dih ngapa lo yang girang" lea mendelik jijik

"iyalah entar kalo sekolah bareng gue bisa minta jajanlo hihihi"

"dih apaan gaje banget minta sana sama papi lo " lea merotasikan matanya malas.

"harusnya kamu yang membelikan adikmu " ucap tiba tiba papa lea hal itu langsung di balas cengiran dari Bio " hehehe... Itu sih gampang uncle tapi nanti kalo warisan papi jatuh ke aku kalo sekarang mah masih beban ortu jadi ngak papakan kalo minta lea dulu" cengiran Bio membuat arga dan mertuanya geleng geleng tak habis fikir dengan jalan pikiran anak nakal itu.

"dih apaan lo, kayak orang miskin aja lo minta ke gue" sinis lea , Bio pun hanya nyengir.

"sudah lekas habiskan sarapan nanti kalian telat" ucap papa dan diangguki oleh lea dan bio sedangkan kakek brama mengisyaratkan pengawalnya untuk bersiap setelah pengawal pergi kakek dan pak arya melanjutkan sarapan juga.

Fyi, pak arya adalah tangan kanan kakek yang udah lama kerja sama kakek dan dia pun sering ditugasin jadi wali ataupun nemenin kegiatan lea diluar rumah ,umur beliau 40 tahun.

Pukul 6.35 lea sampai didepan gerbang sekolahnya dan hari ini papanya lah yang mengantarkan langsung.

"udah sampai" ucap arga dan disambut anggukan ringan oleh lea.

"oke pa, lea pamit ya papa hati-hati semangat kerjanya" ucap lea sambil menyalimi papanya.

Arga menyambut uluran tangan mungil anak kesayangannya dan tak lupa mengusap lembut rambutnya "iya. Ingat kamu jangan banyak tingkah belajar yang benar!" nasehat arga dan dibalah dengeman malas lea "hmm.. iya pa "lea pun keluar dari mobil tak butuh waktu lama mobil melaju meninggalkan pekarangan sekolah.

Lea mengeratkan pegangan tasnya dan berjalan masuk sekolah.

"hufftt... Welcome sekolah penuh dengan drama"

Bersambung......

Dangerous ZONE Where stories live. Discover now