Sleekeazy's hari potion

140 21 4
                                    

°°°ꔛꔛ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°
°
°
ꔛꔛ

"Makan yang benar Bellona dan lap mulutmu yang penuh keju itu" Bellona yang disebut namanya menoleh tak terima dan Adisa yang melontarkan kalimat itu menghela nafas, orang mana yang tidak merasa marah melihat seseorang makan bagai binatang?

Adisa menoleh melihat manusia lain yang membuat nya stres akhir akhir ini.

"Apa perlu membawa sapu terbang ke meja makan Lucy?" Sang empu tak menghiraukan dan asik menyendok makanan seraya membaca buku berjudul tips and trick bermain Quidditch dengan licik agar menang.

Menghela nafas kembali kini mata Adisa menoleh ke arah ku. Aku yang sedari tadi tak makan barang sesuap pun dan malah menusuk nusuk pie apel yang tergeletak pasti membuatnya geram.

"Berhentilah murung Ella nanti sore selepas menonton pertandingan kita akan langsung menemui Mr. Malfoy"

Aku mendongak menatapnya lalu menghela nafas. Tidak ada kata cemas di kamus Capella.

Seharusnya begitu.

.

"Para Professor tidak berperi kemanusiaan!! Masa di hari penting ini kita masih saja disuru belajar sih? Enak saja!! Mereka pasti makan gaji buta!"

"Para Professor tidak di beri gaji Lona" Lucy menatap Bellona jengah sedari tadi anak itu terus mengoceh. Telingaku sakit mendengar nya.

"Kita akan bertemu Prof. Sprout bukan? Aku sungguh menantikan nya" Adisa bergumam pelan disampingku.

Menantikan apanya? Aku bahkan hampir di gigit oleh tanaman Mandrake yang seperti manusia kerdil itu. Mendengar kata herbologi saja sudah membuat ku merinding.

Dasar Mandrake menyebalkan, herbologi menyebalkan.

ꔛꔛ

"OHHH PUTRI RON WEASLEY YAITU ROSE WEASLEY DARI ASRAMA GRYFFINDOR BERHASIL MENCETAK GOL PERTAMA UNTUK ASRAMANYA!!!"

Dan disinilah aku. Berdiri di tribun asrama Slytherin menyaksikan pertandingan Quidditch antara asrama singa dan elang. Sungguh, bagaimana aku bisa sampai disini?
Yang aku ingat hanya aku yang berbaring di kasur lalu datang mereka yang menjadi penyebab pening nya kepalaku.

"Ayoo Ravenclaw ayooo!!"

"Sungguh? Kau mendukung elang itu Lona?" Suara ku akhirnya keluar dengan nada remeh setelah melihat Bellona meneriakkan kalimat itu.

"Setidaknya saat Ravenclaw menang itu tak menjadi lawan sulit bagi kalian" jawab nya dengan seringai.

"Dengan siapapun lawannya kami pasti menang" Lucy dengan mata penuh tekat menatap kami seraya tersenyum sinis.

Aku mengalihkan pandanganku saat Lucy dan Bellona kembali sibuk bertengkar. Sebenarnya aku tau kalau Lona sedang terlibat kisah asmara dengan bocah Ravenclaw yang sedang menunggangi sapu itu. Seorang seeker, Lorcan Scamander.

Capella MalfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang