•Extra part

2K 38 3
                                    

Assalamualaikum!!!!!
MasyaAllah, udah dipenghujung cerita nih..
Makasii yaa buat kalian yang bersedia membaca cerita aku, maaf kalian udah aku ghosting sebulan lebihh.

Kisah kita cukup sampai disiniii...


🦋🦋🦋


"Saya berterimakasih sekali sama kamu"

"Terimakasih karena kamu sudah bertahan." perempuan tersebut tersenyum mendengar penuturan seperti ini.

"Saya ngga tau lagi harus apa kalau ngga ada kamu, ingin mati rasanya." Tuturnya lagi dengan sorotan mata yang dalam.

"Shhtt.." cegah perempuan tersebut menempelkan jari telunjuknya didepan mulut laki-laki yang sedari tadi tak berhenti berbicara padanya.

"Bayi ini nggamau kehilangan ibunya, dan ia juga tidak ingin ayahnya kehilangan istrinya." Ujarnya mengelus lembut pipi bayi di gendongannya.

mereka adalah sepasang suami istri yang sedang membawa anaknya di taman.

"Altaf Gravio Al-Ghazali." Nama anak dari mereka.

"Ini semua kuasa Allah Kak, Ara hanya berdoa sama Allah ingin diberi waktu untuk bersatu dengan kalian."

"Dia baik banget ngembaliin kamu Sayang, Terimakasih Ya Allah."

Ya benar, Ara masih hidup, ia masih bisa berkumpul dengan suami dan anaknya, itu semua karena kebaikan Allah.

*Flashback on

2 Minggu yang lalu...

"Bayinya silahkan diadzanin Pak." Ucapnya pada Aydan yang sedang disamping brankar Ara.

Aydan yang masih menangis lalu mengangguk lemas dan mengambil alih bayi tersebut dari gendongan suster.

"Bahkan matamu sangat mirip dengannya Raa.." gumam Aydan memandang sang bayi.

Setelah ia adzanin, bayi tersebut ia taruh disamping brankar Ara.

"Oekk!!!...Oekk.....Oekk." suara sang bayi semakin lama semakin keras, membuat orang yang berada di sekeliling Ara turut sedih.

Bayi itu mencari puting susu ibunya, membuat dokter tersebut mengangkatnya lalu menaruh bayi itu di atas dada Ara.

Zarin semakin mengeluarkan air matanya dengan deras, tak tega melihat seorang bayi yang baru saja lahir tapi harus kehilangan ibunya.

tangan bayi itu menepuk-nepuk pelan dada Ara, seperti enggan kehilangan.

Lalu air mata mengalir dari mata Ara, dengan perlahan Ara membuka matanya membuat semua orang terkejut.

"Suster!! Segera pasang infus..." Ujar dokter yang masih shock.

"Nak..Ya Allah nak.." Regan tak tahu lagi harus berkata apa. Zarin hanya menutup mulutnya tak percaya, ternyata anak Ara tidak rela kehilangan ibunya.

"Araa...Ya Allah sayang.. Alhamdulillah Ya Allah.." Ujar Aydan tak kalah bersyukur, ia segera mencium kening Ara lamat-lamat dengan air mata yang terus saja mengalir di pipinya.

AydanAra [End] Completed✔️Where stories live. Discover now