Bab 1: Awal yang bahagia

119 3 2
                                    

Di tengah keramaian kota yang sibuk, di suatu sudut yang tersembunyi dari sorotan lampu gemerlap dan gedung pencakar langit yang menjulang, ada sebuah rumah kecil yang menjadi tempat kediaman keluarga kecil yang penuh kebahagiaan. Keluarga ini terdiri dari lima anggota: ayah, ibu, kakak, seorang gadis kecil bernama Sophia, dan adik laki-laki dan permpuan yang selalu riang.

Rumah mereka adalah tempat yang penuh cinta dan tawa. Setiap pagi, aroma kopi yang segar dan wangi roti panggang menyambut mereka di meja makan bersama. Setiap malam, mereka berkumpul di depan perapian yang hangat, bercerita tentang petualangan mereka, dan mendengarkan suara ceria adik laki-laki Sophia yang selalu riang.

Ayahnya bernama Zevan ia adalah seorang pria yang penyayang dan bijaksana. Dia akan memberikan nasihat-nasihat bijak kepada Sophia dan adiknya tentang kehidupan. Ibu Sophia yang bernama Amelia,ia yang selalu lembut dan penuh kasih, adalah sosok yang sangat disayangi oleh anak-anaknya. Kakaknya yang bernama Luciana adalah sosok kakak yang selalu mengayomi adik adiknya ia akan memarahi adik adiknya jika berbuat nakal. Sedangkan Adik laki-lakinya bernama Rendy dan Adik perempuannya bernama Zara adalah bocah yang penuh keceriaan, selalu mengisi rumah dengan tawa dan riang gembira.

Setiap hari, keluarga ini menjalani rutinitas sehari-hari mereka dengan kebahagiaan. Mereka sarapan bersama dengan makanan kesukaan mereka, bermain di taman kota yang indah, dan berjalan-jalan sekeluarga menjelajahi sudut-sudut kota yang menarik. Sophia memiliki teman-teman di sekolahnya yang sangat ia cintai, dan setiap petualangan mereka di dunia anak-anak adalah kenangan yang tak terlupakan.

Sophia, yang usianya baru sepuluh tahun, adalah sumber kegembiraan bagi keluarganya. Dia memiliki mata biru seperti laut dan senyum yang selalu mengembang di wajahnya. Sophia adalah anak yang penuh dengan rasa ingin tahu, selalu ingin tahu lebih banyak tentang dunia di sekitarnya.

Kehidupan keluarga Sophia terus berjalan dengan bahagia. Mereka menikmati setiap momen bersama, membangun kenangan-kenangan yang indah. Namun, seperti yang sering terjadi dalam kehidupan, perubahan tak terduga sedang mengintai di luar sana, siap untuk merubah segalanya.

Suatu sore yang cerah, ketika Sophia dan adiknya bermain di taman kota, sebuah mobil hitam mewah tiba-tiba berhenti di depan rumah mereka. Seorang pria elegan keluar dari mobil tersebut dan berjalan menuju pintu depan rumah. Ia adalah seorang diplomat berwajah tegas dan berbicara dengan suara rendah yang serius.

Keluarga Sophia bingung dan sedikit takut dengan kunjungan tak terduga ini. Mereka membuka pintu dengan hati-hati, dan pria tersebut memperkenalkan diri sebagai Sir William, seorang utusan dari sebuah negara yang jauh. Ia mengatakan bahwa ia memiliki pesan penting yang harus disampaikan pada Ayah Sophia.

Sir William mengeluarkan sebuat surat, dan surat itu ia berikan kepada Ayah Sophia. Wajahnya tampak serius, dan ketegangan terasa di udara.

"Surat ini adalah panggilan untukmu, Yang Mulia" kata Sir William kepada ayah Sophia.

Ayah Sophia membuka surat itu Ia membacanya dengan ekspresi serius sembari menghela napas berulang kali.

Mendengar kata-kata "Yang Mulia", Sophia terperangah. Ia tak menyangka bahwa Ayahnya, yang selama ini ia kenal sebagai seorang pekerja biasa, ternyata masih memiliki kewajiban sebagai seorang pangeran yang harus dia penuhi. Keputusan yang sulit harus diambil, dan mereka harus memasuki dunia yang sama sekali berbeda dari apa yang pernah mereka bayangkan sebelumnya.

ayah Sophia duduk di ruang keluarga mereka dengan tatapan campuran antara kebingungan dengan keputusan yang harus diambil. Keluarga itu berkumpul di sekitarnya, menunggu untuk mendengar apa yang terjadi.

"Surat ini adalah panggilan untukku" kata ayah Sophia dengan suara serius. "Sudah saatnya kita kembali ke Adelaar."

Ibu Sophia menatap suaminya dengan ekspresi tersenyum ikhlas seakan pasrah dengan masa depan yang akan terjadi nantinya. "ternyata sudah waktunya."

Ayah Sophia menatap ke arah anak anaknya dengan tenang , "Anak anak, kalian pasti bingung dengan semua yang terjadi ini. Tetapi ayah ingin kalian semua tahu bahwa keluarga ini akan selalu menjadi prioritas utama untuk ayah. Kita akan menjalani perubahan besar dalam hidup kita, tetapi kita akan menghadapinya bersama-sama."

Sophia dan kedua adiknya, yang masih belum sepenuhnya memahami situasi, menangkap kata-kata ayah mereka dengan wajah penuh pertanyaan. Mereka tahu bahwa perubahan besar akan terjadi, tetapi mereka juga mengerti bahwa keluarga adalah segalanya.

Selama beberapa hari, keluarga itu mengumpulkan barang-barang mereka, dan mengatur perjalanan mereka. Mereka berpamitan dengan teman serta tetangga tetangga disekitar, Sophia dan keluarga tidak memberi tahu tentang kemana mereka akan pergi namun perpisahan yang emosional tetap terjadi. Sophia membawa bersama barang kesayangannya yaitu sebuah kotak musik ballerina yang diberikan oleh pamannya. Ibu mereka memastikan bahwa semua perlengkapan yang mereka butuhkan untuk perjalanan telah disiapkan dengan baik.

Akhirnya, saat tiba untuk meninggalkan rumah mereka yang nyaman, mereka melakukannya dengan berat hati. Mereka memandang ke belakang satu kali lagi sebelum meninggalkan rumah yang telah menjadi tempat bermain dan tertawa selama bertahun-tahun.

PEWARIS MAHKOTAWhere stories live. Discover now