Bab 2 : Memulai Perjalanan yang baru

54 3 0
                                    

Keluarga Sophia telah meninggalkan rumah kecil mereka yang penuh kebahagiaan, dan sekarang mereka sedang dalam perjalanan menuju Negara Adelaar tempat asal ayah Sophia . Perjalanan mereka membawa mereka melewati pedesaan yang indah, melalui hutan lebat dan sungai yang mengalir tenang. Sophia, Zara, Rendy, dan Luci duduk di sofa dekat jendela pesawat, pesawat itu dilengkapi dengan berbagai fasilitas mewah didalamnya. ia memandangi pemandangan luar yang begitu mempesona.

Saat mereka mendekati kerajaan, pemandangan mulai berubah. Mereka melihat kota-kota besar yang tumbuh lebih dekat, dengan gedung-gedung pencakar langit yang menjulang tinggi. Orang-orang yang mereka lihat mengenakan pakaian yang berbeda dari yang biasa mereka lihat di kota kecil mereka. Semua ini adalah pengingat bahwa mereka memasuki dunia yang berbeda, dunia yang jauh lebih besar dan kompleks.

Setelah beberapa jam perjalanan , keluarga Sophia akhirnya tiba di bandara. Saat pintu pesawat dibuka Mereka disambut oleh seorang pria yang tampaknya mengenal ayah Sophia. Meskipun ayah Sophia telah lama pergi, tampaknya dia masih dikenang dengan baik di sini.

Dengan hormat, pria tersebut berkata,

"Selamat datang kembali, Pangeran. Kerajaan telah lama merindukan Anda."

Ayah Sophia tersenyum dengan tulus, merasa terharu oleh sambutan hangat ini.

"Terima kasih, Sir Adam" katanya.

Sir Adam mengangguk dengan penghormatan, lalu mengantar mereka melanjutkan perjalanan mereka ke istana .

Akhirnya mereka sampai di istana Victoria, dimana Di setiap sekitar istana terbentang taman-taman yang luas dengan beraneka jenis bunga dan tanaman eksotis. Air mancur dan kolam ikan menghiasi taman-taman, menciptakan suasana yang menenangkan dan indah. Sophia terpanah dengan kemegahannya.

Begitu masuk ke dalam istana, keluarga Sophia disambut oleh interior yang mewah dan berkelas. Lantai-lantai marmer, dinding-dindingnya dihiasi dengan lukisan-lukisan berharga, dan perabotan-perabotan berukir tangan yang mahal menghiasi ruangan-ruangan besar. Lampu-lampu gantung kristal bersinar indah dan menciptakan atmosfer yang anggun.

Mereka disambut oleh seorang wanita tua, wanita itu bergaya anggun dan elegan dengan pakaian biru muda yang selaras dengan topi dan sepatunya. Sir William memberi salam hormat kepada wanita itu, seolah mengungkapkan bahwa dia adalah orang yang berkuasa di negeri ini siapa lagi kalau bukan ratu di negeri ini yah memang benar dia adalah ratu dari negeri Adelaar yaitu ratu Edlleyn.

Sang Ratu mengulurkan tangannya dengan ramah kepada ayah Sophia dan berkata,

"Selamat datang kembali, Anakku. Aku sangat merindukan dirimu."

Ayah Sophia menjawab sopan dan halus

"aku pun merindukan ibu" sembari memeluk ratu

Selain pada ayah sophia ratu pun menyambut adik perempuannya, Zara.

"Apakah ini Zara ?? aku tidak menyangka kamu sudah sebesar ini"

Sambutan hangat itu ternyata hanya untuk ayah sophia dan Zara saja, sedangkan sophia, ibu, luci dan rendy hanya disambut dengan dingin oleh ratu. Sophia mencoba untuk mencari cara agar bisa berbicara dengan ratu,

Salam hormat dari Sophia kepada Ratu disampaikan dengan penuh sopan dan hormat Sophia menundukkan kepala dengan lembut, lalu berkata dengan suara yang penuh rasa hormat,

"Salam untuk Yang Mulia Ratu." Ratu hanya memberikan senyuman seadanya dan berpaling.

Sophia merasa terabaikan dengan sikap dingin ratu, Ayah sophia yang menyadari ketidaknyamanan yang dirasakan oleh keluarganya. Berusaha bersikap sabar dan tenang ia tidak ingin membuat keributan lagi di istana.

Tak lama seorang pria yang elegan dan gagah datang menghampiri mereka dengan senyum ramah ia menyapa mereka. Tak disangka ternyata pria itu adalah paman Reynard yang sangat sophia sayangi

"paman!!"teriak Sophia

Sophia berlari dan memeluk paman Reynard dengan penuh kerinduan, paman Reynard membalas pelukan hangat sophia.

"paman, kenapa tidak pernah menelepon sophia lagi?"  Tanya Sophia

"paman minta maaf jika membuatmu sedih, paman memiliki banyak sekali tugas yang harus dikerjakan. Sebagai permintaan maaf, paman janji akan membawa Sophia ke tempat yang Sophia sukai " Jawab paman Reynard dengan senyumannya yang hangat

Sophia berulang kali ia melompat lompat saking girangnya karena ajakan itu.

Kedatangan Reynard membawa kebahagiaan dan kejutan di tengah ketegangan yang mereka rasakan akibat sikap dingin Ratu.

Seusai sambutan ayah sophia, paman reynard dan ratu pergi menemui raja sedangkan Ibu, luci, Zara, Rendy dan Sophia dibimbing menuju kamar-kamar yang telah disiapkan untuk mereka tinggal selama mereka berada di istana. Sophia, Luci, dan Rendy merasa terpesona oleh keindahan kamar-kamar yang telah disediakan,

ruangan yang besar dan luas dengan langit-langit tinggi. Di tengah kamar terdapat tempat tidur ukuran besar yang dihiasi dengan selimut sutra dan bantal-bantal berukir tangan. Di sekitar tempat tidur, terdapat perabotan kayu mahoni yang mewah, termasuk meja rias dengan cermin besar yang dihiasi dengan hiasan emas serta lukisan-lukisan indah di dinding, dan bunga-bunga segar yang menghiasi meja-meja.

Semua kamar di istana ini dirancang dengan detail dan cermat, menciptakan suasana yang memancarkan kemewahan dan keindahan. Bagi Keluarga Sophia, tinggal di kamar-kamar ini adalah pengalaman yang benar-benar istimewa.

Sophia duduk di tepi jendela kamar tidurnya yang mewah, memandangi pemandangan taman istana yang indah di luar. Meskipun kamar ini penuh dengan kemewahan, hatinya terasa berat. Ia merenungkan tentang semua perubahan yang akan terjadi nanti dalam hidupnya. Pemandangan bunga-bunga yang berwarna-warni di taman istana seakan-akan mencerminkan beragam emosinya saat ini.

Pikirannya melayang ke masa depan dan tantangan yang akan dihadapinya. Sophia tahu bahwa ia harus memahami dinamika istana yang rumit dan menghadapi sikap dingin Ratu.

Luci, dengan lembut, mendekati adiknya yang sedang termenung di tepi jendela. Ia merasa perlu memberi nasehat dan dukungan pada adiknya yang tampak cemas dan ragu-ragu.

"Sophia," panggilnya dengan suara lembut,

"Aku tahu semua ini tampak sangat menakutkan dan rumit. Ingatlah bahwa kita adalah keluarga, dan kita akan melewati semua ini bersama-sama."

Sophia menoleh ke arah kakaknya dengan ekspresi yang mencerminkan keraguan dan kekhawatirannya. 

"Tapi, kakak, Ratu tidak tampak suka padamu, aku, rendy, dan ibu. Bagaimana kita bisa melakukan apa pun di kerajaan ini kalau ratu tidak suka dengan kita?"

Luci tersenyum lembut dan meraih tangan adiknya.

"Kita akan mencari cara untuk memenangkan hati Ratu. Tapi yang terpenting, kita harus selalu ingat tujuan kita: kita disini hadir untuk mendukung ayah serta membantunya. Jangan biarkan sikap Ratu menghalangi kita."

Sophia merenung sejenak, lalu mengangguk perlahan.

"Kamu benar, kak. Kita tidak boleh menyerah. Kita harus bersama-sama dan bertahan."

Luci tersenyum lebar.

"Itu baru Sophia yang kakak kenal tidak pernah pantang menyerah dalam menghadapi apapun."

Mereka berdua menggenggam tangan satu sama lain dengan tekad yang kuat, siap untuk menghadapi masa depan yang penuh tantangan di kerajaan ini bersama-sama sebagai keluarga.

PEWARIS MAHKOTAWhere stories live. Discover now