Bab 4: Berita Yang Mengguncang

38 5 2
                                    


Sophia sedang bermain kejar-kejaran dengan Zara dan Rendy di taman istana ketika itu, Luci datang dan memberi kabar bahwa pangeran Reynard sedang dalam kondisi sekarat. Mendengar itu ekspresi Sophia berubah menjadi penuh kekhawatiran. Sophia merasa takut dan cemas ia berlari di sepanjang koridor menuju kamar paman Reynard air matanya terus mengalir ia khawatir terhadap kondisi paman Reynard.

Pintu kamar terbuka, Sophia dengan cepat menghampiri paman Reynard dan memeluknya dengan penuh kekhawatiran dan kasih sayang.

"Paman, mengapa tidak bilang kalau paman sakit" kata Sophia dengan suara yang gemetar dan isak tangis yang terus bercucuran.

Pangeran Reynard tersenyum lemas, merasa hangat dengan kehadiran Sophia. Ia mengelus rambut sophia dengan halus sambil berkata.

"Maafkan paman, paman tidak ingin membuat sophia khawatir." Ucap paman Reynard

Ayah Sophia dan Ratu merasakan kekhawatiran yang mendalam terhadap Sophia saat mereka mengetahui tentang keadaan Pangeran Reynard yang semakin memburuk. Mereka bisa merasakan betapa kuatnya ikatan antara Sophia dan Pangeran Reynard,  dan  mereka sangat peduli dengan keadaan emosional Sophia.

Ratu memandang Sophia dengan ekspresi perhatian.

"Sayang, kita harus tetap kuat dan memberikan dukungan kepada Paman Reynard."

Ayah Sophia mengangguk setuju dan menatap ke arah Sophia.

"Kita berdoa agar Pangeran Reynard segera pulih."

Raja tiba di kamar Pangeran Reynard dalam kursi roda, didorong oleh Ibu Sophia, Luci, Zara, dan Rendy. Semua mata di ruangan itu beralih ke Raja dengan ekspresi hormat dan khawatir.

Ibu Sophia dengan lembut menopang Raja yang renta. Luci dan Zara membantu menuntun kursi roda dengan hati-hati, sedangkan Rendy memastikan bahwa Raja merasa nyaman dan aman.

"kita bersama sama berdoa untuk pangeran Reynard semoga tuhan memberikan kesembuhan untuknya"ujar Raja

Semua orang di kamar itu mendengarkan dengan hati yang penuh perasaan saat Raja berbicara. Mereka merasa terharu oleh kerendahan hati Raja yang selalu berusaha untuk mendukung putranya Pangeran Reynard bahkan dalam keadaannya yang lemah.

Kehadiran Raja di kamar itu adalah pengingat bahwa keluarga kerajaan selalu bersatu dalam saat-saat sulit. Mereka akan bersama-sama mendukung Pangeran Reynard dan berdoa untuk kesembuhannya.

Pangeran Reynard merasa semakin lemah, dan dengan suara yang halus, ia berbicara kepada semua yang ada di dalam kamar. Suasana menjadi hening dan penuh perasaan saat mereka mendengarkan kata-kata terakhir dari Pangeran Reynard.

"Zevan" katanya dengan suara yang lemah. 

"aku ingin kamu  menggantikan aku sebagai putra mahkota dan raja selanjutnya, jadilah contoh pemimpin yang bijak dan baik untuk Sophia."

Pangeran Reynard melanjutkan pesannya, 

"Sophia, jadilah pemimpin yang hebat untuk negeri ini."

Sophia mendengarkan dengan hati yang penuh rasa haru, tetapi juga bingung tentang peran sebagai seorang pemimpin yang paman Reynard katakan.

Dengan kata-kata terakhir itu, Pangeran Reynard menutup matanya untuk selamanya. Ruangan itu dipenuhi dengan kesedihan mendalam, dan semua orang merasa kehilangan yang besar. Sophia merasa bertanggung jawab atas pesan terakhir Pangeran Reynard, tetapi ia juga merasa bingung tentang bagaimana melangkah maju tanpa adanya kehadiran Paman Reynard yang selalu memberikan dukungannya terhadap apa yang dilakukan Sophia.

Lonceng istana berbunyi dalam kedukaan, memberikan isyarat bahwa Pangeran Regis Sebastian Reynard Miles de Austin telah meninggal. Berita ini juga disiarkan melalui televisi, dan seluruh kerajaan Adelaar hingga ke penjuru dunia mendengar kabar yang mengguncang itu. Seluruh masyarakat diliburkan dari semua kesibukan mereka.

Rakyat dan keluarga kerajaan merasa sedih mendalam atas kehilangan Pangeran Reynard. Ia adalah seorang pemimpin yang bijak, dan kerajaan ini merasakan kehilangan yang besar. Para rakyat berkumpul di luar istana dan di jalan-jalan, meratapi kepergiannya.

Sophia, merasa kehilangan yang sangat mendalam. Ia merenungkan pesan terakhir yang diberikan Pangeran Reynard padanya dan merasa bertanggung jawab untuk mewujudkan impian Pangeran Reynard tentang kepemimpinan yang bijak dan hebat. Ia terus menatapi kalung yang diberikan paman Reynard padanya.

Di tengah kedukaan yang mendalam, kerajaan bersatu dalam mengenang jasa dan kebaikan Pangeran Reynard. Mereka berkomitmen untuk menjaga warisan dan visinya tetap hidup. Pangeran Reynard mungkin telah pergi, tetapi pengaruh dan cintanya akan terus terasa dalam hati semua yang pernah mengenalnya.

Sepanjang malam Sophia masih terus menangis di kamarnya ia takut menghadapi kehidupan istana tanpa kehadiran paman Reynard disampingnya. Air matanya terus mengalir. Ibunya datang dan duduk di tepi tempat tidur Sophia dan memeluknya dengan lembut, mencoba menghibur gadis kecil yang begitu bersedih.

"Sayang, aku tahu ini sulit bagimu," kata Ibunya dengan nada lembut.

 "Paman Reynard selalu ada dalam hati kita, dan kita akan tetap memiliki kenangan indah bersamanya."

Sophia mengangguk dengan mata yang masih berkaca-kaca.

"Sophia takut ibu tinggal di istana tanpa adanya kehadiran paman Reynard"

Ratu mencoba memberikan dukungan pada putrinya. 

"Kamu tidak sendirian kan masih ada ibu, ayah, Zara, Kak Luci, dan Rendy bahkan ada nenek ratu juga raja. Kita akan melewati masa-masa sulit ini bersama-sama sebagai keluarga, dan kita akan selalu memiliki cinta dan dukungan satu sama lain."

Sophia merasa sedikit lebih nyaman dengan kehadiran Ibunya. Usai kelelahan karena menangis Sophia pun tertidur dengan lelapnya. 

Di keesokan paginya di saat Sophia sedang menatap ke arah jendela, Ratu tiba-tiba muncul bersama sejumlah dayang yang mengikutinya. Mereka bergerak dengan cepat membawa barang barang berharga yang dibawa sophia saat pindah ke istana, dan Sophia memandang kebingungan.

Ratu tersenyum dengan lembut pada Sophia dan berkata, "Nak, aku dan raja sepakat memberikan kamar iris untukmu."

Ratu menunjukkan keindahan dan kemewahan kamar iris untuknya betapa tercengangnya Sophia dengan Kamar Iris, salah satu ruangan yang penuh akan keindahan dan kemewahan di istana Victoria. Ruangan ini adalah perpaduan sempurna antara seni arsitektur yang indah dan perabotan yang mewah. Dengan pemandangan yang langsung menghadap kearah terbitnya matahari.

"Apa kamu senang?" Tanya ratu

"Terima kasih, nek" pandangannya terus tertuju pada lukisan indah di setiap dinding dinding kamar iris.

Ruangan ini adalah tempat yang sempurna untuk beristirahat, merenung, dan merasakan kehangatan.

Di Ruangan rapat istana, seluruh parlemen bangsawan kelas atas berkumpul setelah masa berkabung yang panjang berakhir. Ruangan itu terasa tegang sampai ke udara. Mereka membicarakan mengenai tahta raja,  mereka mulai menyuarakan ketidakpuasan dan protes mereka mengenai Sophia yang menjadi pewaris tahta selanjutnya.

Raja, mencoba menjelaskan situasi dengan tenang.

 "Saya memahami ini mungkin sulit untuk diterima bagi beberapa dari kita. Namun, pangeran Reynard telah menitipkan pesan kepada kami untuk menjadikan Sophia sebagai pewaris sah usai pangeran Zevan. Ini adalah keputusan yang harus kita hormati."

Ratu, juga mencoba meyakinkan bangsawan lainnya.

 "Kita semua tahu bahwa pangeran Reynard memiliki alasan kuat untuk memilih Sophia. Dia melihat potensi besar dalamnya. Kita harus mendukung Sophia dalam peran barunya sebagai pewaris sah."

Namun, beberapa bangsawan masih merasa ragu dan tidak puas dengan keputusan tersebut. Mereka menyuarakan ketidaksetujuan mereka dan menunjukkan keraguan mereka terhadap Sophia sebagai pewaris tahta.

Dalam suasana yang penuh ketegangan, para bangsawan mencoba mencari jalan keluar dan mencapai kesepakatan tentang bagaimana mereka akan mendukung Sophia dalam peran barunya sebagai pewaris sah. 

PEWARIS MAHKOTAWhere stories live. Discover now