Rumah

1.2K 144 8
                                    

Ruangan dengan banyak nya ornamen dari bendera-bendera di berbagai dunia. Jangan lupakan bahwa sang pemilik adalah seorang diplomat. Pekerjaan impian nya yang ia kejar selama bertahun-tahun sudah membuahkan hasil memuaskan. Jika dapat lebih dari ini sudah dipastikan dirinya akan menerimanya.

"Harus nya anda konfirmasi dulu ke saya! Bukan seperti ini caranya!'

"Kalau begini siapa yang mau tanggung jawab! Bisa mati saya kalau berita ini sampai media!"

"Kirimkan semua data nya sekarang! Umumkan di kantor untuk mengadakan rapat eksekutif!"

Ya, itu adalah suara Adel. Mukanya sudah memerah akibat kesal yang dibuat oleh bawahannya. Bagaimana bisa permasalahan mengenai HAM dan para aktivis Indonesia sampai sekarang tidak pernah berhasil di ubah. Para pejuang kehidupan dan keadilan masih bertebaran di negara ini.

Dengan amarahnya Adel pergi menuju kantor. Berita itu sudah tersebar diseluruh sudut ruangan. Adel adalah manusia yang sangat ramah dan jarang sekali menampilkan wajah marahnya. Tidak heran jika berita ini tersebar sangat cepat.

 Tidak heran jika berita ini tersebar sangat cepat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Semua orang disana terlihat sangat gugup. Mereka tahu kesalahan nya dan itu membuat mereka semakin takut kepada Adel.

"Sudah berapa kali saya bilang untuk tidak menyebar luaskan isu ini keluar"

"Permasalahan ini sudah urusan negara bagian dalam bukan kita. Kalian tugas nya membatu saya mewakili negara ini di luar negeri bukan di dalam"

"Kalian pikir citra negara ini di luar sana sudah bagus? Utang dan tingkat kemiskinan di negara ini saja sangat tinggi, mau taruh dimana muka saya pas nanti rapat diplomasi bersama Jerman"

"Mikir ngga kalian kesana!"

"Jangan mentang-mentang saya baru disini kalian anggap remeh saya ya"

"Sekarang data data ini kalian revisi semua, kirim pernyataan ke media luar, dan terakhir jangan sampai kejadian ini terulang lagi, kalau ini terulang kalian bisa saya laporkan ke kementerian luar negeri atas kelalaian tugas"

Ruangan itu sekarang sudah ramai karena mereka semua sedang berdiskusi dan membicarakan solusi masalah ini. Adel sudah sangat pusing dan marah tapi walaupun begitu dia adalah seorang pemimpin nya disini. Adel tidak boleh melepaskan tanggung jawab nya walaupun itu bukan kesalahan dari dirinya.

°°°

Waktu sudah berganti sore hari. Matahari kembali melembut cahaya nya. Adel baru saja pulang dari kantor dan menuju ke rumah Ashel. Mukanya sudah sangat tidak berbentuk. Ekspresi yang ia tampilkan sekarang seakan-akan berbicara untuk tidak menggangu nya.

Rumah Ashel terlihat sangat ramai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rumah Ashel terlihat sangat ramai. Banyak mobil disana. Adel langsung saja masuk kedalam setelah salah satu art dirumah Ashel mengizinkan Adel untuk masuk.

"Papa!" Teriak Sam berlari ke arah Adel. Semua mata tertuju kepada laki laki muda itu saat ini.

"Sam!" Teriak Adel juga yang kini memeluk malaikat kecil nya.

"Papa enapa kok cedih uka na" Ucap Sam sambil mengelus lembut pipi Adel.

"Adel" Panggil Ashel mendekati Adel.

"Kenapa hm?" Tanya Adel dengan Sam yang jari jari sedang mendarat di pipi nya.

"Kamu yang kenapa? Capek ya" Ucap Ashel khawatir dengan pria di depannya.

"Tadi ada masalah di kantor jadi masih kebawa sampe sekarang, maaf ya bikin ga nyaman" Ucap Adel dengan nada nya yang melemah.

"Ashel! Itu Adel nya di bawa kesini jangan di pajang disitu aja" Panggil Anin. Ashel pun menuntun Adel yang sedang menggendong Sam ke arah Anin. Terlihat disana ada beberapa pria dan wanita yang sedang tertawa dan berbicara.

"Nah ini Adel namanya calon mantu" Ucap Anin sedikit tertawa.

"Papa atu ini" Sahut Sam menusuk pipi Adel dengan jari kecilnya.

"E-eh halo semuanya kenalin saya Ravandelion Ahmad Wagner, panggil aja Adel atau Ravan" Ucap Adel menjabat tangan satu persatu.

"Loh kamu anaknya Ge dan Shani ya?" Tanya salah satu pria disana.

"Iya om betul" Jawab Adel.

"Waduh kebetulan sekali, om ini satu grup sama mereka berdua termasuk mommy nya Ashel" Jelas pria yang sudah berumur itu.

"Kenalin nama om Boby" Ucap pria yang namanya kini sudah diketahui.

Adel akhirnya pun ikut nimbrung bersama mereka. Sam yang setia berada dipelukan Adel dan Ashel yang berada disebelah Adel terlihat sangat bahagia.

°°°

"Sam papa pulang dulu yaa" Ucap Adel yang sekarang berada di kamar Sam.

"Papa esok kecini agi tan" Ucap Sam dengan nada ngantuk nya.

"Iyaa, besok papa kesini lagi kok" Jawab Adel lalu mencium pipi Sam dan meninggalkan Sam tertidur disana.

"Udah pamitan nya??" Tanya Ashel.

"Udah, kamu tidur gih udah malem gini" Jawab Adel.

"Aku anterin kamu pulang dulu baru tidur" Ucap Ashel.

"Yaudah ayok" Ucap Adel namun tangannya diberhentikan.

"Kenapa?"

"Boleh bicara?"

"Boleh"

"Aku tau kamu hari ini lagi ada masalah di kantor, aku cuman mau ngasih tau aja, kamu ada aku sama Sam. Aku udah terlanjur sayang sama kamu, jadi jangan buat diri kamu sedih, kalo kamu sedih aku ikutan sedih, aku ga tega liat kamu kecapean dan stress kayak tadi. Aku bingung mau gimana."

"Kamu selalu punya kartu gratis untuk peluk aku Del" Jelas Ashel menggenggam tangan Adel.

"Shel maaf... Bukannya gamau cerita, aku udah ngerasa kalian berdua rumah buat aku, kamu dan Sam. Aku liat kalian aja semua beban ku rasanya udah ilang. Tapi lain kali, aku akan cerita ke kamu kalo ada apa apa, begitupun sebaliknya yaa" Jawab Adel memeluk Ashel.

"Aku sayang banget sama kamu dan Sam"

"Sejak pertama kali aku lihat kalian di jembatan, saat kamu teriak ke aku, saat aku ngasih tau nama aku ke kamu. Aku sadar aku udah jatuh jauuh kedalam untuk kamu dan Sam"

"Yaudah yuk anter aku kedepan, Jadi galau gini suasananya" Lanjut Adel. Lalu mereka berdua pun kedepan rumah.

"Besok aku ke kantor kamu sama Sam boleh?" Tanya Ashel.

"Boleh banget!!!" Jawab Adel dengan sangat bahagia.

"Besok mau dibawain apa biar aku siapin" Ucap Ashel.

"Boleh minta pecel lele ga" Ucap Adel dengan senyum nya.

"Ternyata suka nya pecel lele ya, yaudah besok aku bawain, nanti kamu sharelock aja ya, kalo udah jalan aku kabarin kamu" Ucap Ashel.

"Iyaa acel, yaudah gih tidur, aku pulang dulu yaa" Ucap Adel lalu meninggalkan Ashel disana. Ashel pun pergi masuk kedalam dan kali ini ia tertidur bersama Sam dikamar Sam.





















Hehe maaf ya baru up sekarang, semoga cerita nya ga ngebosenin, kalo ada ide ide cerita bisa banget di komen. See u next part!!!



































TBC

Invisible StringWhere stories live. Discover now