05. DSD : PESAWAT KERTAS

2.8K 458 524
                                    

Allo kita ketemu lagi...

Vote dulu!

TANDAI TYPO!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

TANDAI TYPO!


05. DSD : PESAWAT KERTAS

"Eh, masa kemarin pulang sekolah si Puspa cerita ke gue kalo tukang sayur terong yang biasa lewat komplek rumahnya kecelakaan," heboh Joko pada kedua temannya yang sedang asik bercanda ria di koridor depan kelas.

"Terus-terus, gimana? Mati, nggak?!" sahut Pras tak kalah heboh.

"Katanya mau mati, tapi nggak jadi gara-gara denger Puspa nangis."

"Lah, masa iya?" Wawan yang sedang sibuk melipat-lipat selembaran kertasnya untuk membuat mainan pesawat terbang itu pun ikut nyambung.

"Iya kata Puspa. Gue aja kaget, pas rame pada ngerubungin jalan. Katanya tukang sayur terong itu ketabrak motor gerobaknya terus jatuh nyungsep ke selokan."

"Tukangnya ikut nyebur ke selokan??" heboh Pras.

"Iya lah. Sampe mukanya belepotan hitam. Wlee. Tuh tukang pingsan, tapi pas denger si Puspa nangis langsung sadar. Nggak jadi mati deh."

"Lah, terus apa hubungannya sama Puspa?" tanya Wawan masih tak mengerti.

"Puspa udah langganan sama tukang sayur itu. Terong, jengkol, petai, labu siam, kangkung, segala sayur dia biasa beli disitu. Nggak rela lah kalo ditinggal mati. Makannya gue diputusin," gerutu Joko malah curhat. "Puspa lebih cinta sama tukang sayur dari pada gue," lanjutnya masih tak rela.

"Bisa-bisanya lo dijadiin pilihan kedua sama si Puspa," ledek Wawan. Laki-laki jangkung dengan tinggi 172 cm itu memamerkan hasil karyanya membuat pesawat kertas. Tadi saat bel berbunyi tanda istirahat, ia sempatkan menyobek buku bagian tengahnya yang bermerk SIDU untuk membuat kerajinan ini.

Tahun itu, anak sekolah seumuran mereka masih belum memiliki ponsel sendiri. Sekolah di seluruh Indonesia pun melarang siswa membawa alat elektronik ke sekolahnya. Ponsel hanya dimiliki oleh orang yang sudah bekerja dan berpenghasilan sendiri. Berbeda dengan pasca Covid-19, yang mana ponsel dihalalkan oleh pihak sekolah kepada siswa. Yang saat jam istirahat pasti akan disibukkan dengan ponsel masing-masing.

Bayangkan, tahun 1998 tidak ada satu pun murid MHS yang memainkan ponselnya. Bahkan saat di dalam kelas, tidak ada satu pun guru yang berani mengeluarkan ponsel mereka. Semua fokus pada Kegiatan Belajar Mengajar.

Oleh, karenanya Wawan, Joko dan Pras asik membuat pesawat kertas yang nantinya di terbangkan ke sana kemari memenuhi jalanan koridor. Ada juga dari mereka yang biasa bermain ABC lima dasar menggunakan jari-jarinya, adapun yang sengaja bermain bola di lapangan, adapun yang sibuk ngerumpi di dalam kelas, yang hobinya nongkrong di perpustakaan pun tidak sedikit.

"Gue terbangin nih. Siapapun yang dapet pesawat ini kalo cowok bakal jadiin sodara gue, kalo cewek bakal jadi jodoh gue." Setelah mengucapkan kalimat keramatnya itu, Wawan segera menerbangkan pesawat kesayangannya secara asal. Kedua temannya memperhatikan ke mana arah pesawat itu mendarat.

Dai's Short Dream [TELAH TERBIT] ✓Where stories live. Discover now