15. DSD : PENOLAKAN

1.9K 405 87
                                    

Allo...

Vote dulu ya!

TANDAIN TYPO!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

TANDAIN TYPO!

"Bedakan antara hidup yang nurut sama orang tua, dengan hidup yang disetir oleh orang tua." ___Riyanti Miladeni

15. DSD : PENOLAKAN

"Kamu mau buat malu Papa sama Mama?"

Riya menundukkan kepalanya tak bisa menatap kedua orang tuanya yang sudah berada di ruang tamu hanya untuk menghakiminya. Mereka pulang dinas dari luar kota tak memberinya kabar sama sekali, sehingga Riya tak memiliki persiapan apa pun. Termasuk mempersilakan Wawan mengantarkannya sampai rumah. Alhasil, kini Wawan dan Riya sudah di perintahkan duduk tegap menghadapi ocehan dari orang tua Riya yang terlalu tegas. Dan tak luput juga, Rangga sudah ada di sana. Duduk diam sama-sama menundukkan kepalanya. Laki-laki itu seperti merasa bersalah.

"Mama tanya, kamu mau buat malu Mama sama Papa? Kalo di ajak bicara itu tatap mata Mama, Riya," ucap Maya tegas. Membuat Riya segera mematuhinya.

"Riya nggak mau buat Mama sama Papa malu."

"Terus ngapain kamu langgar perintah Papa sama Mama?"

"Riya nggak melanggar, Ma."

"Mama sudah minta Rangga buat jagain kamu. Tapi kamu malah main-main sama laki-laki lain. Jangan jadi anak durhaka, Mama sama Papa udah larang kamu jangan bergaul sama banyak laki-laki. Mama udah pilihin kamu laki-laki disiplin dan pengertian kayak Rangga. Malu sama tetangga, udah ada calon tunangan malah cari pacar."

Wawan sempat terkejut kala mendengar perkataan Maya-ibunya Riya. Wanita berpakaian rapi dengan rambut sebahu dan gaya yang cukup tegas itu memperingati Riya agar menuruti perintahnya.

Jadi, Rangga dan Riya itu sudah jadi calon tunangan? Wawan benar-benar sudah mengganggunya.

"Riya, Rangga itu anak sahabat Mama sama Papa dulu. Kami udah buat kesepakatan masa depan anak-anak kami. Kamu sudah diberitahu, kamu sudah dewasa dan seharusnya tau mana yang benar dan mana yang buruk. Jangan langgar perintah Mamamu," kata Agus. Papanya Riya.

"Kalo Riya udah dewasa, kenapa Riya selalu nggak dibebasin buat milih apa yang Riya mau?" tanya Riya memberanikan diri.

"Kamu berani membantah?"

"Riya cuma tanya, Ma."

"Karena pilihan Mama sama Papa itu yang terbaik buat kamu. Kamu itu anak Mama sama Papa. Kami lebih tau mana yang tepat dan bagus buat kamu. Selama ini kamu selalu nurut, kenapa sekarang jadi mulai berani?" tanya Agus, menatap heran pada putrinya itu.

"Bedakan mana yang nurut sama orang tua, mana yang hidupnya disetir sama orang tua. Riya rasa Papa nggak butuh anak kecil kayak Riya buat jelasin makna kalimat ini."

Dai's Short Dream [TELAH TERBIT] ✓Where stories live. Discover now