09. DSD : ASING

1.8K 413 152
                                    

Allo....

Vote dulu ya...


TANDAIN TYPO!

09. DSD : ASING

Hari ini Riya sangat gembira kala mengetahui nilai ulangannya lebih besar daripada milik Wawan. Bahkan ia mendapat predikat nilai tertinggi dari mata pelajaran kimia seluruh angkatan. Guru dan teman-temannya pun menyanjungnya dengan sangat antusias. Senyuman bahagia tak luput dari wajah cantik Riya.

Joko, Pras dan Puspa sejak tadi mengerubunginya sambil meminta ajarkan materi kimia tersebut sebab mereka tak paham. Sesekali Joko dan Pras melempar ledekan dan candaan padanya. Namun, Riya merasa ada yang tidak lengkap.

Wawan.

Iya, laki-laki itu tidak bergabung dengan dua prokem semprul seperti biasanya jika jam istirahat pasti akan mengganggu Riya.

"Biasanya, Wawan bakalan lebih unggul di atas lo. Tapi, hari ini kayaknya dia lagi eror otaknya. Dari kemarin kalo ngomong suka ngelantur," celetuk Pras sambil melirik laki-laki berdasi hijau MHS yang kini sedang membereskan buku-buku di bangku depan.

"Badannya panas, kayaknya sakit. Tapi ditanya nggak kenapa-napa katanya," sambung Joko.

"Lo samperin sana," ujar Puspa pada Riya yang spontan langsung mendapat penolakan.

"Apa, sih? Paling juga alesan, akal-akalan kalian, kan? Biar Wawan gombalin gue. Udah biasa pura-pura murung, pura-pura sakit biar gue perhatiin," jawab Riya sesuai fakta. Pengalaman yang banyak ia dapatkan dari seorang Wawan, salah satunya adalah ketika laki-laki itu jatuh pingsan saat upacara dan dibawa ke UKS. Riya cukup khawatir, hingga membuatnya bergegas mengikuti petugas PMR untuk memastikan keadaan Wawan. Eh, jatuhnya malah Wawan ternyata hanya drama agar terbebas dari terik matahari yang menjemurnya seperti ikan asin. Bonusnya ia bisa modus bersama Riya.

"Murung kali, lo bisa ngalahin dia di nilai kimia?" ujar Pras menduga-duga.

"Bisa jadi," sahut Joko menjetikkan jarinya, tanda setuju pada argumentasi dari Pras.

"Masa gitu doang murung, cemen banget," gumam Riya tersenyum miring sambil memperhatikan Wawan yang masih sibuk dengan aktivitasnya.

"WAN! DIEM AJE LU. NIH, NENG RIYA UDAH NUNGGUIN GOMBALAN LO!" seru Pras dengan suara yang cukup menggelegar.

"Fitnah," sahut Riya sambil menabok lengan Pras menggunakan bukunya.

"Mulut nolak tapi hatinya pengin, kan? Malu-malu lo," celetuk Puspa.

"Lo jangan ikut-ikutan mereka," kata Riya memperingati.

Wawan sejak tadi tak merasa terganggu sedikitpun. Ia beranjak dari bangkunya dan segera mengajak Pras dan Joko ke kantin bersama tanpa menggombali Riya seperti biasa. Bahkan menyapanya pun tidak sama sekali. Wawan seperti tak melihat keberadaan gadis cantik itu.

Dai's Short Dream [TELAH TERBIT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang