prolog

18 7 0
                                    

jika aku tidak bisa memilikimu, setidaknya aku akan mengabadikan setiap moment yang kita ciptakan sebelum seasing ini:) 15 Januari 2024

12 juni 2023

Seorang gadis tengah berjalan santai menyusuri koridor, beberapa orang menyapanya serta mengucapkan selamat dihari kelulusannya ini. Davina, nama gadis itu, dengan balutan dress berwarna coklat susu dan riasan yang cukup menor ia membalas ucapan selamat orang-orang dengan senyuman dan anggukan.

Davina tak bisa berlama-lama di sekolah, meski hari ini adalah hari terakhir ia bisa berkumpul dengan teman sekelasnya ada hal yang lebih penting untuknya.

"Vina!" teriak seseorang.

Davina terkejut.

"K-kam--" ucapan Davina tercegal.

"kenapa? kaget?" tanya seorang gadis seusianya.

Davina memeluk gadis itu, ia menangis haru tak peduli jika make-up nya akan luntur.

"Aaaa, katanya gak dateng, kamu mau bikin suprise apa gimana sih." ucap Davina sembari melepas pelukannya.

"Ini dadakan, kebetulan tadi selesai acara dirumah kakak aku ada urusan. nah... teryata dia lewat sekolah kamu, aku ikut deh, walaupun aku dijalan mikir kamu pasti udah duluan pulang karena harus prepare buat sore ini, ter--" belum selesai dengan kalimatnya Davina langsung membekap sahabatnya--Lily.

"sttt... suara kamu kekencengan lily, Orang-orang pada ngeliatin noh."

Menyadari itu Lily menutup mulutnya lantas menyengir lebar. Akhirnya Davina kembali mengalah, dan melempar senyuman pada Lily.

"Ly, sebelumnya makasih banget, tapi aku bentar lagi mau pulang, aku mau prepare buat sore ini." Davina.

Lily mengangguk, "gakpapa, aku juga gak bisa lama-lama mau anter teteh ke rumah temennya. " Lily merangkul sahabatnya sembari berjalan menuju gerbang utama, "Kamu baik-baik disana ya, selalu berkabar ya sama aku." sambungnya.

Keduanya kemudian melepas tangis diluar sekolah Davina.

***

Sore ini Davina akan berangkat untuk mengubah nasib juga mencari masa depan yang lebih indah di ibukota.

Ya, jika siang tadi Davina mengikuti acara wisuda sekolah, maka sore harinya ia harus berangkat. Davina ikut dengan saudaranya yang mengajak ia bekerja disalah satu restoran didaerah jakarta barat.

"Bu, Davina berangkat, ya..." ucap Davina sembari menyalami punggung tangan sang ibu.

"Hati-hati disana, ya. Jaga diri kamu sendiri." pesan ibu Davina.

Davina tersenyum, "Pak, Davina berangkat ya." pamit Davina.

"Hati-hati, ya..." jawabnya.

Dengan tas ransel dan tentengan berisi beberapa pasang baju, Davina mulai meninggalkan pekarangan rumahnya. Perlahan bayang Davina mulai ditelan oleh langkah dan tak tampak lagi dipekarangan rumahnya.

Satu Cup Ice Cream Ditempat Yang Berbeda (End)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora