End

11 2 0
                                    

Davina membiarkan semua luka itu untuk ia rasakan. Prihal pesan terakhir Bagas yang mengajak Davina untuk bertemu, ia tak lagi membahasnya, toh Bagas tak membalas lagi setelah Davina balas.

Rasa sakit itu terus ia biarkan, hingga rasa itu perlahan tidak lagi terasa sesakit itu. Semuanya akan kembali normal seiring berjalannya waktu, meski terkadang ia merindukan segelintir kenangannya bersama Bagas. Davina akan sembuh tanpa melibatkan orang baru.

Fase sakit hati itu perlahan akan sembuh dengan sendirinya, fase itu akan terlewat begitu saja. Prihal membuka hati untuk orang baru, Davina tidak berencana demikian. Davina akan meng-upgrade dirinya menjadi lebih baik lagi, Davina akan fokus terhadap dirinya terlebih dahulu.

POV Davina;

Hay, aku Davina. Disini aku ingin menyampaikan apa yang aku rasakan. Teruntuk kalian yang sedang berada difase seperti apa yang aku alami, gakpapa kalo seandainya kalian masih sering kangen, blok-unblok itu gakpapa banget, nanti akan ada fase dimana kalian biasa aja sama semuanya. Kalian gak bakal matengin nomor dia lagi, kalian gak bakal matengin story Instagramnya lagi tapi, kalian jangan lupa juga beriringan dengan itu, kalian harus membenahi diri kalian juga untuk menjadi versi yang lebih baik:)

Aku
Davina_

Davina mendatangin taman yang pernah ia lewati dulu saat berkeliling bersama Bagas. Ia membeli dua cup ice cream rasa vanilla. Entahlah mengapa ia membeli dua cup sekaligus.

Davina duduk pada kursi panjang, ia membuka ice creamnya tadi, lalu menikmatinya dengan senyuman. Seorang anak manusia silver menghampirinya, Davina memberikan selembar uang kertas pada anak itu, ia mengajak anak manusia silver itu untuk duduk bersamanya terlebih dahulu.

Davina membuka cup ice satunya, dan memberikan ice cream itu pada anak manusia silver.

"Nih, buat kamu!" Davina.

"Makasih, kak...."

Davina tersenyum.

"Siapa nama kamu?"

"Bagas."

Davina terbatuk mendengar nama anak manusia silver itu, "Bagas?" Davina memastikan.

Anak itu mengangguk. Tiada angin yang berhembus kencang, atau hujan yang turun secara tiba-tiba tapi, cup ice cream anak itu jatuh, alhasil ice cream nya tumpah.

Melihat itu Davina segera membersihkan tumpahan ice cream, ia mengingat satu kenangan bersama Bagas pertama kali mereka bermain.

Davina menarik nafas dalam, "ice cream kakak masih ada, kamu mau beli yang baru?" tanya Davina.

"Nggak usah kak, makasih. Aku mau main aja, sekali lagi makasih kak...." Bagas anak manusia silver lantas pamit.

Cup ice cream itu, sekarang tumpah ditempat yang berbeda. Satu cup yang tumpah dengan satu nama yang sama, namun berbeda.

Davina tak membenci Bagas, ia justru bersyukur karena bertemu dengannya. Bagaimanapun, Bagas memberi warna baru bagi Davina, Bagas memberitahu setiap sudut ibu kota, dan Bagas banyak memberikannya pelajaran hidup.

"Makasih kak Bagas:) gw gak bakal berani buat upgrade diri gw kalo gw gak ketemu sama lu. Luka yang lu kasih pasti sembuh. Manusiawi kalo lu ngasih luka walaupun lu tau luka gw. Gw berharap, lu bahagia sama seseorang yang lu pilih." Ucap Davina dalam batin.

02 Maret 2024
Tutup buku kita:)

Terima kasih untuk kalian yang sudah menyempatkan untuk membaca.
Aku yakin masih banyak kekurangannya dalam cerita ini. Tapi aku berhasil menamatkannya:)

Papay🍁

Satu Cup Ice Cream Ditempat Yang Berbeda (End)Where stories live. Discover now