DEORANTA| [ 15. Permintaan Mama]

107 24 1
                                    

Jangan lupa vote dan komen part ini.

Happy reading 🥰🥰

15. Permintaan Mama

Deo mengerjapakan kedua matanya perlahan saat mendengar suara riuh yang sepertinya berasal dari lantai bawah. Dia bangkit dari tidurnya setelah merenggangkan tubuhnya sesaat, di tatapnya album itu yang ternyata sejak malam telah menemaninya tidur di pelukannya setelah dia melihat kembali wajah mungil yang selalu tersimpan di dalam ingatannya.

Tetapi itu dulu! sekarang semuanya terasa berbeda dan dia akan menjalankan aksinya untuk membuat keluarga dara menyesal karena berani berurusan dengan keluarganya.

Kembali tersadar, suara itu terasa sangat mengganggunya di pagi buta seperti ini. Deo bangkit mencoba berjalan ke arah asal suara itu berada.

Ngapain dia berada di sini?

Deo mengucek kedua matanya berusaha mempertajam penglihatannya saat ini, dia memastikan bahwa apa yang di lihatnya saat ini adalah salah.

Bagaimana tidak? Saat ini yang di lihatnya adalah dara sedang sibuk membantu mamanya merapikan beberapa pakaian mama kedalam koper sedang tak jauh dari ranjang tempat tidur.

"Kamu sudah bangun sayang?" Suara sang mama membuat Deo menatap penuh tanya ke arah mamanya.

"Mama mau kemana?" Tanya Deo mendekat seraya menunjuk ke arah koper itu.

Terlihat mamanya tersenyum manis ke arahnya."Kenapa?" Bukannya menjawab, tetapi mamanya malah berbalik tanya padanya.

"Kok kenapa sih! Mama ini mau kemana pagi-pagi sudah beres-beres pakaian?" Tanya Deo lagi dengan nada kesalnya.

"Mama mau balik ke Kalimantan sayang, ada beberapa urusan di sana yang ayah kamu nggak bisa urus sendirian. Jadi mama titip kamu sama dara," jelasnya santai.

Saat itu juga matanya langsung melotot tak suka setelah mendengar perkataan mamanya."Nggak bisa! Deo sudah dewasa dan gak perlu nyuruh dara untuk jagain aku lah," tolaknya tegas tak terima dengan perintah mamanya yang tak memikirkan keadaannya sama sekali."Lagian mama kenapa terlalu percaya sama orang seperti dara, kenal aja nggak!" Lanjut Deo yang semakin merasa kesal.

"Bukanya kamu yang membawa dara ke dalam rumah ini dan menjadikannya asisten pribadi karena kesalahannya, apalagi melihat ketelatenan dia saat bersama kamu membuat mama percaya bahwa dia adalah gadis yang baik untuk bersanding bersama mu sayang... Mama hanya ingin yang terbaik buat kamu sayang tak lebih dari itu," jelasnya berusaha membujuk deo yang sangat keras kepala.

Deo melirik kesal ke arah dara yang hanya terdiam tanpa membantunya sedikitpun, ia tak suka hidupnya yang selalu di ikuti oleh gadis-gadis suruhan mamanya.

Dulu juga pernah mamanya menyuruh seorang gadis menjadi asistennya untuk mengikutinya kemana pun dia berada, bahan ke kamar mandi pun harus izin terlebih dahulu, tetapi dengan kecerdikannya ia mampu menyingkirkan gadis itu dari hidupnya tanpa mengotori tangannya sedikitpun. Karena gadis itu ketakutan dengan sikapnya yang terlihat begitu arogan dan sangat menakutkan.

Tetapi saat ini mamanya kembali mengulangi hal sama dan menyuruh dara untuk menjaganya selama dia pergi ke Kalimantan. Karena ada keinginan balas dendam kepada dara mau tak mau dia harus menerima semua keinginan mamanya untuk melancarkan semua aksinya dan menuntaskan apa yang di rasakan om Arfan dulu. Ia ingin om Arfan tenang di alam sana setelah berhasil membalas dendamnya.

"Mama mau berangkat sekarang! Jaga diri kamu baik-baik dan jangan bandel sama dara, ikuti apa yang di perintahkan olehnya," pamitnya tegas seolah-olah apa yang di katakan oleh mamanya tak bisa di tentang sedikit pun, apalagi perkataannya tentang ikuti apa yang di perintahkan oleh dara?

Memangnya siapa dara yang harus di turuti semua perintahnya?

Kali ini perintah Mamanya benar-benar tak masuk akal sama sekali untuknya, dia tak akan mungkin tunduk pada perintah dara.

Kenapa bisa menjadi seperti ini?

Deo semakin frustasi. Di tatapnya kedua mata dara tajam seolah-olah menebar psywar untuk gadis itu supaya tak terlalu menuruti perintah sang mama, tetapi tatap gadis itu malah tak berani menatap matanya dan mencoba mengalihkan tatapan matanya ke arah mamanya yang sibuk mengangkat koper yang akan di bawanya pergi.

"Biar dara bantu Tante!" Pinta dara mengambil alih koper itu.

Dan mamanya menurut saja dengan apa yang di minta oleh dara. Dia melihat ada yang janggal dari sikap mereka berdua, tetapi dia tak bisa menebaknya.

Tanpa terlalu lama berdiam diri memikirkan sesuatu yang mampu membuat kepalanya pecah, Deo mengikuti langkah mereka berdua dari belakang. Tampak mereka terlihat begitu akrab dengan ngobrol sana sini yang membuat dirinya semakin muak dengan apa yang di lihatnya.

"Mama mau berangkat dulu sayang! Jaga diri kamu baik-baik," ucap mamanya pamit lagi untuk kesekian kalinya.

Terlihat mamanya bergerak mendekat ke arahnya untuk memeluk tubuhnya dan mencium kedua pipinya penuh sayang secara bergantian. Lalu mamanya mengikis jarak dan menoleh ke samping di mana keberadaan dara ada di sana."Ra kalau putra Tante bandel dan tidak mau menuruti semua perintah mu, kamu jewer saja telinganya seperti ini," perintah mamanya kembali mengingatkan dara untuk menjewer telinganya saat dia tak mengikuti semua perintahnya.

"Apaan sih ma!" Teriak Deo tak suka saat mamanya mempraktekan cara menjewer telinganya yang benar.

"Jangan terlalu pelan kalau bisa yang keras seperti ini biar dia kapok."

Deo melotot tak terima menatap mamanya tajam."Iya Ra, sekalian bawain pisau dapur dan tusuk di sini," sahut cepat Deo dengan nada kesal seraya menunjuk ke arah perutnya.

"Ya nggak gitu juga sayang!" Sanggah sang mama cepat."Mama hanya ingin yang terbaik buat kamu nggak lebih, mama memilih dara karena dia gadis yang baik... mama yakin dia bisa merubah sikap kamu yang seperti sekarang ini."

"Percayalah mama rindu Deo mama yang dulu, Deo kecil yang sebelum kenal wanita di luar sana," Isaknya memeluk erat tubuh Deo dan menumpahkan tangisannya di dalam rengkuhan tubuh Deo.

Deo merasa terbelalak setelah mendengar penjelasan mamanya yang langsung bisa membuatnya tersadar dari kelakuannya selama ini.

Apa sedalam ini luka yang di buat untuk mamanya!

Deo membalas pelukan mamanya dan mencoba menahan air matanya tak jatuh, meski saat ini sedang berdesakan di pelupuk matanya."Maafin Deo ma! Deo nggak tahu kalau kelakuan Deo membuat mama bersedih," ujarnya lirih memeluk erat tubuh mamanya.

Namun, mamanya malah mengikis pelukan itu dan pergi begitu saja menggeret kopernya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Deo menatap nanar kepergian sang mama yang sudah menjauh bersama mobil pribadi miliknya. Matanya memejam sesaat untuk menenangkan rasa penyesalannya yang begitu dalam karena secara tak langsung sudah melibatkan mamanya dalam masalahnya.

"Seharusnya bapak merasa beruntung memiliki sosok ibu seperti Tante Reni yang begitu pengertian dan perhatian kepada bapak, meski terkadang kita menganggapnya risih karena terlalu berlebihan dalam mengatur hidup bapak," jelas dara menatap ke arah Deo yang masih memejamkan matanya.

"Tidak seperti saya! Sejak kecil terlahir tanpa seorang ayah, tetapi saat keluarga yang saya impikan bisa terwujud, namun sekarang malah kedua orang tua saya tergeletak di rumah sakit dengan berbagai macam infus yang menempel di seluruh tubuhnya, saya berjuang sendirian dari semua biaya-biaya rumah sakit yang tidak sedikit dengan segala motivasi demi kesembuhan mereka berdua untuk kembali berada di samping saya,"Isaknya menahan rasa perih yang amat mendalam yang bisa di rasakanya.

Tanpa sadar Deo bergerak merengkuh tubuh dara yang bergetar hebat menahan semua isakannya, jemarinya bergerak mengelus rambut panjang yang terurai indah. Hingga bibirnya kini mengecup pelan kening dara hingga membuat mereka terisak kaku saat merasa kecupan itu.

Gimana part ini,

Jangan lupa vote dan komen part ini sebanyak-banyaknya.

Terima kasih

DEORANTAWhere stories live. Discover now