DEORANTA | [ 19. Tidur Bersama 18 ++]

246 11 2
                                    

Hay, akhirnya bisa update!

Sebenarnya jadwal update besok, tetapi part ini sudah sejak tadi pagi part ini sudah selesai.

Jadi saya update saja.

Cerita ini sudah mulai memasuki gerbang konflik yang tak terduga, jadi ada beberapa kejutan di setiap part.

Sebagai bentuk dukungan kalian semua kepada cerita ini,

Kalian bisa vote dan komen sebanyak-banyaknya, untuk menambah semangat saya untuk mengupdate part-part berikutnya.

Happy Reading 🌼🌼

19. Tidur Bersama

"Gimana keadaan papa kamu sekarang?"

Dara bejingkat terkejut saat mendengar suara yang sudah lama dihindarinya, bahkan dia tak ingin lagi menemui pria itu. Namun sekarang malah sudah berada di dalam kos-kosannya di jam tengah malam seperti ini.

"Ngapain kamu ke sini?" Teriak Dara dengan suara mengintimidasi.

Deo tersenyum penuh arti dengan saling menyilangkan kedua tangannya di dadanya."Ngapain aku ke sini?" Gumam Deo dengan senyuman yang terlihat begitu menakutkan."Aku ke sini mau menagih janjiku yang sudah seminggu lebih kamu abaikan, kamu kira apa yang aku katakan beberapa hari lalu itu main-main."

"Dan aku akan mencarimu sampai dapat, meski kamu sudah berkali-kali pindah kos-kosan dan hal itu akan semakin mudah untuk ku dapatkan," jelasnya mengetahui rencana dara yang sudah hampir pindah kos-kosan dua kali untuk mengelabuhinya.

Bukan Deo namanya jika dia tak tahu apa yang di lakukannya.

Semua hal tentang dara ada di genggaman tanganya. Jadi dia begitu mudah mengetahui semua tentangnya.

Tawa Deo terdengar begitu mengerikan di kedua telinga dara. Dara bangkit dari duduknya mencoba mendekat ke arah Deo dengan membawa sebilah kayu yang di pegangnya."Pergi kamu dari sini!" Teriak dara nyalang.

"Pergi!"

"Diam! Jangan terlalu keras," Deo mencoba memberi peringatan untuk dara untuk menyesuaikan suaranya saat ini, dengan menggerakkan jari telunjuknya di depan bibirnya.

"Kalau terdengar orang di luar sana, kita akan di arak dan akan di nikahkan secara paksa, apa kamu mau?" Tanya Deo dengan kerlingan matanya."Aku sih menerima saja kalaupun kepergok warga dan disuruh untuk menikahimu," lanjutnya dengan senyum smirknya.

"Aku nggak mau?" Tegas dara tajam.

"Kalau nggak mau ya diam dan nikmati saja," bisiknya pelan mengecup pipi dara yang sejak tadi berusaha menghindar.

"Aku janji akan melakukannya pelan-pelan," bisiknya terdengar begitu serak.

"Tidak! Aku nggak mau melakukan itu," pinta dara memohon pada Deo supaya tak melakukan hal itu padanya.

"Aku mohon jangan lakukan itu!"

"Hanya sekali saja Ra! Nggak lebih," lirih Deo dengan mata berapi-api memancarkan gairah yang sudah lama di pendamnya.

"Aku nggak bisa! Aku mohon jangan lakukan itu padaku," lirihnya menangis.

Tetapi Deo malah mendaratkan bibirnya meraih bibir dara yang sudah lama di nantikannya sejak ciuman pertama di rumahnya. Rasa aneh yang selalu terbayang-bayang dalam benaknya, namun tak ada keberanian untuk menyentuh bibir itu lagi.

DEORANTAWhere stories live. Discover now