DEORANTA | [42. Penasaran]

62 6 0
                                    

Kedua jemari Deo tak pernah sedikitpun melepas tangan dara yang berada di genggaman tangannya. Saat ini Deo sedang mengantar dara ke rumah sakit, setelah mendapat kabar dari om damar, bahwa om Dev sudah sadar dan selalu mencari keberadaan dara.

"Syukurlah kalau kamu sudah datang Ra!"

Dara langsung menoleh ke sumber suara itu berada yang ternyata adalah om damar dengan wajah lelahnya di sana. Saat itu juga dara langsung melepas genggaman erat jemari Deo yang begitu erat hingga susah untuk di lepas.

Dara mengangguk dan menghampiri om damar yang berada tak jauh darinya."Gimana keadaan papa sekarang om?" Tanya dara menatap lekat omnya.

Om damar tersenyum senang, meski raut wajah lelah begitu kentara di sana."Papa kamu sudah mulai membaik setelah sadar dan sekarang ruangan mama dan papa kamu sudah berada di ruangan yang sama,"jelasnya yang langsung membuat dara tersenyum sumringah karena apa yang di nantikannya itu sudah kembali dan tak ada kata bahagia selain mendengar kabar berita tentang kedua orang tuanya.

Dara tersenyum menoleh ke arah Deo berniat untuk menemui papanya terlebih dahulu, Deo ikut tersenyum dan mengangguk memberi persetujuan kepadanya."Kamu boleh menemui papa kamu sekarang, biar aku bersama om damar saja," jelasnya yang langsung membuat dara pergi meninggalkan mereka dengan langkah lebarnya untuk sesegera mungkin menemui sang papa.

"Apa kamu benar-benar mencintainya?" Tanya om damar kepada Deo yang sejak tadi menatap kepergian dara.

Deo langsung menoleh ke arah om damar, Deo tersenyum ramah dan mengangguk dengan perasaan yakin."Iya, saya benar-benar serius mencintai dara om, bahkan secepatnya saya berniat untuk meresmikan hubungan kami berdua... Kalaupun ada persetujuan di antara kedua belah pihak keluarga, saya ingin menikahinya secepat mungkin," jelas Deo yakin tanpa ada rasa bimbang sedikit pun.

Terdengar kekehan om damar yang mampu membuat Deo sedikit heran."Apa kamu yakin? Dan bisa menyakinkan keluarga kamu dengan begitu mudah?" Tanya om damar dengan nada meledek.

"Maksudnya om gimana ya?" Deo merasa bingung dengan perkataan om damar.

"Ya begitulah!"

Deo sempat berpikir sejenak, lalu mengeluarkan sebuah deheman berusaha menetralkan suasana saat ini."Kalaupun itu yang akan menjadi masalah dalam hubungan kami, aku akan berusaha untuk mendapatkan persetujuan dari keluarga saya," jelas Deo karena dia ingat ada tatapan tak suka dari mamanya buat dara."Bagi saya dara adalah segalanya dalam hidup ku dan akan ku perjuangankan di antara hidup dan mati ku," lanjutnya begitu yakin.

"Kita lihat saja nanti!" Sahutnya cepat lalu pergi meninggalkannya begitu saja.

Deo menatap nanar om damar, kenapa omnya dara begitu yakin bahwa keluarganya tak begitu menyukai dara. Apa om damar tahu semua titik awal permasalahan kedua belah pihak dari kedua keluarga masing-masing.

Seingatnya, dulu Om damar pernah menjalin hubungan dengan kakak kandungnya kak Reta, namun ia tak tahu persis gimana kelanjutan hubungan mereka hingga berpisah arah karena dulu dia masih begitu kecil dan tak begitu memahami tentang percintaan orang dewasa.

Dan anehnya dulu kak reta tiba-tiba menikah dengan rekan kerja ayah, kak Fendi dan sekarang ikut suaminya tinggal di kalianak yang tempatnya tak jauh dari tempat tinggalnya.

Mengingat kak reta dia jadi kangen dan ingin sekali menemui keponakannya itu, sudah lama mereka tak bertemu sekitar 4 bulanan lebih, terakhir kali mereka bertemu saat ia berada di Kalimantan, mungkin saja kakaknya itu tidak tahu kalau sela ini ia sudah lama menetap dan tinggal di Jakarta selama 3 bulanan lebih.

Deo tersenyum saat melihat dara berjalan menghampirinya dengan wajah sumringah."Gimana keadaan papa kamu?" Tanya Deo meraih tangan dara sebelum memeluk tubuh ramping wanitanya itu.

DEORANTAМесто, где живут истории. Откройте их для себя