1 - Prioritas

29.3K 3.3K 1.4K
                                    

Arka berdiri di samping mobilnya dengan raut tidak bersahabat. Berkali-kali cowok itu melihat jam di tangannya. Dengan tidak sabaran Arka memasuki rumah dua lantai di hadapannya, pintu putih itu digedornya keras-keras sambil menyebut nama Gea berkali-kali. Jangan sampai ia telat lagi karena gadis itu.

"Lama banget, anjir! Lo niat sekolah nggak sih, Ge?!"

Saat kesabaran Arka hampir habis, pintu itu akhirnya terbuka. Bukannya senang, ekspresi Arka semakin buruk melihat penampilan gadis di depannya.

Gea menunduk malu-malu sambil menyelipkan anak rambutnya. "Kamu liatnya gitu banget. Aku tau aku cantik."

"Idih, cantik kata lo?" sahut Arka menunjuk rok sekolah Gea yang sangat pendek. "Ngapain lo pake baju kurang bahan kaya gini. Mau sekolah apa jual diri?"

Gea menggembungkan pipinya. "Arka jahat banget!" tangisnya detik itu juga.

Padahal Gea sudah berdandan sangat lama demi hari ini. Ia bahkan memoleskan make-up tipis di wajahnya. Tidak bisa kah Arka mengapresiasinya sedikit saja? Dasar ibu tiri!

"Berisik, Gea!"

Tangisan Gea malah semakin kencang. Arka tadinya biasa saja sampai kemudian ponselnya menampilkan sebuah panggilan dari orang yang paling ia takuti.

Papa Raka Anj is calling you ...

Arka sengaja tidak mengangkatnya.

Lalu sebuah pesan yang masuk dari Papanya dan membuat Arka panik seketika.

Papa Raka Anj : Kamu ngapain Gea lagi?

Tangisan Gea menghilang, Arka membekap mulutnya sambil melotot garang. "Suara lo kedengaran sampe rumah gue! Udah diem! Nanti gue jajanin yang banyak."

Kedua mata gadis itu menyipit, tersenyum kemenangan. "Akwu mwau bhowneka bawru. Nggak mwau jajwan."

Arka melepaskan tangannya. "Maaf, nggak ngerti bahasa hewan."

"Yaudah aku nangis lagi," ucap Gea dengan nada songong seakan itu adalah senjata terbaiknya.

"Iya iya! Gue beliin boneka burik itu sampe kamar lo jadi peternakan boneka. Puas?!"

"Puas!"

"Ayo berangkat!" Gea menggandeng lengan Arka tetapi Arka tidak beranjak dari tempatnya. "Kenapa? Nanti kita telat."

"Ganti dulu pake seragam lo yang biasa," titah Arka.

"Tapi temen-temen di sekolah pake yang kaya gini semua," jawab Gea. "Mereka keliatan cantik. Aku juga mau."

"Nggak ada cantik-cantiknya, lo keliatan murah pake rok mini gitu ke sekolah. Lo kira sekolah ajang kecantikan? Ganti cepet!"

"Tapi aku mau dukung Kak Langit futsal hari ini."

"Terus? Lo kira Langit bakal langsung kepincut liat paha lo?" geram Arka. "Nurut. Ganti rok lo sekarang!"

"Tapi tapi, aku---"

"Nggak ada tapi-tapian. Ganti! Sebelum gue robek biar sekalian lo nggak usah pake rok!" gertaknya. "Pilih mana?!"

My Lethal Boy Friend Where stories live. Discover now