TIGA

2.2K 110 7
                                    

      20 Desember 2023. 8 hari menuju hari kelahiran Zea tepat di umur 19 tahun. Hari dimana yang Zea anggap sial karena harus bertemu dengan cowok terfreak yang pernah dia temui.

Lebih anehnya lagi, dia berurusan dengan cowok yang bahkan belum lulus sekolah?!

Oke. Ini adalah rekor, karena sejak dulu Zea tidak pernah mau dekat dengan cowok yang umurnya jauh lebih muda dari dirinya. Pasalnya apa? Ribet. Cowok di umur segitu egois, tidak dewasa, dan pasti lebih sibuk nongkrong segala macam. Terlebih manis di awal doang.

Ya, ciri-ciri yang Zea sebut sepertinya ada semua di diri Rey. Kayaknya dia tidak jauh berbeda dengan mantannya, akan memberi kenangan manis di awal dan menjadi trauma terburuk di ending.

"Gue gamau lama-lama dan gamau banyak basa-basi, gue cuma mau ganti duit lo waktu itu."

"Kenapa?"

"Apanya yang kenapa?"

"Kenapa lo sesensi itu ke gue? Gue ada salah sebelumnya? Lo kelihatan benci banget sama gue, padahal kita baru kenal."

Tidak. Rey tidak ada salah apapun memang. Hanya saja, Zea yang tidak pernah bisa menerima cowok untuk mengenal dirinya jauh lebih dalam selain hanya tau namanya. Zea takut, takut jika semakin jauh, perasaan yang sudah dia kubur mati-matian agar tidak bodoh lagi hanya karena cinta itu kembali.

"Pertama gue tanya, apa motif lo sok kenal sok dekat sama gue?"

"Berarti gue gaboleh kenal sama lo?"

Zea menghela nafas, berusaha membuat bocah ingusan itu mengerti. "Kalo boleh jujur, iya. Gue males berurusan sama cowok yang masih sekolah. Ribet."

"Berarti kalo udah lulus, boleh kenal?"

Zea mendelik. "Gak!"

"Oke. Gue Rey Al Pradivta, bukan Roy Kiyoshi. Lo boleh panggil gue Rey dan mulai sekarang gue mau kenal lebih deket sama lo, Kakak Zea."

"Gue kan bilang enggak?!"

"Gue orang pertama yang bakalan matahin segala asumsi buruk di pikiran lo itu. Ayo pulang, gue anter. Lo tadi ke sini di anter temen lo kan?"

"Untuk masalah duit kemarin, gue gak anggap kasih utang ke lo. Gue cuman mau kenal sama lo Zea, jadi tolong lupain hal kemarin."

Baik. Untuk ucapan seorang remaja berusia 17 tahun termasuk boleh juga. Tapi Zea curiga kalau Rey mengambil kata-kata dari google agar terlihat dewasa di matanya.

Zea hargai tawaran baik dari Rey, namun Zea tidak bisa semudah itu menerimanya. "Gue bisa pulang sendiri naik ojek."

"Kalo gitu anggap aja gue ojek, udah ayo." Tubuh Zea menegang saat tangan kanannya digenggam oleh Rey tanpa aba-aba, menariknya ke parkiran motor cowok itu.

"Gak sopan!" Zea menyentak tangan Rey setelah sampai di parkiran. Rey hanya tersenyum kecil sebagai respon. "Pake helmnya."

"Lo sengaja bawa dua helm buat modus sama gue ya? Segitunya, tapi sorry gue gak semudah itu buat suka ke cowok."

"Siapa juga yang mau bikin lo suka sekarang? Bertahap."

"Dih." Zea memberikan tatapan sinis, lagian siapa yang mau jatuh cinta pada anak SMK? Selera Zea itu cowok yang seumuran atau minimal lebih tua cowoknya 1 atau dua tahun, bukan yang umurnya jauh lebih muda di bawahnya.

Duduk sedekat ini dengan Rey membuat Zea dapat mencium jelas parfum cowok itu. Rey sangat wangi, benar-benar wangi yang memabukkan hingga membuat wanita ingin pergi kepelukannya. Untung saja, Zea masih waras untuk tidak melakukan hal gila itu.

HTS?!Where stories live. Discover now