ENAM BELAS

1.2K 79 5
                                    

      Zea baru sampai di rumah pukul 10 malam, hari ini kerjaannya padat, banyak yang diurus karena akan ada 3 cerita yang diterbitkan menjadi novel.

      Zea bekerja dibagian revisi naskah. Bisa dibayangkan sepusing apa dia harus membaca satu persatu kata dari cerita itu dengan teliti.

      Selesai bersih-bersih dia merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Meregangkan otot-ototnya yang kaku. "Cape."

      Dibilang cape juga cape, tapi Zea menikmati pekerjaan yang tak lain hobinya sendiri.

      Terdengar notifikasi dari Instagramnya, Zea berpikir mungkin dari pembaca cerita-ceritanya. "Huft, siapa sih."

       "R-Rey

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

       "R-Rey...?" Tubuhnya menegang membaca username dari sang pengirim pesan.

       Jantungnya berdegub kencang, 3 tahun asing ternyata tak dapat menghilangkan perasaannya ke Rey

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

       Jantungnya berdegub kencang, 3 tahun asing ternyata tak dapat menghilangkan perasaannya ke Rey. Tubuh Zea gemetaran, tangannya bahkan sampai sulit untuk mengetikkan balasan di sana.

        "Seharusnya gue tolak!" Zea merutuki kebodohannya sendiri yang menyetujui ajakan pertemuan Rey

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

        "Seharusnya gue tolak!" Zea merutuki kebodohannya sendiri yang menyetujui ajakan pertemuan Rey.

        Tapi gak munafik, Zea merindukan cowok itu. Tiap malam Zea selalu memikirkan dan merindukan kenangan singkat mereka. Zea pikir perasaannya ke Rey hanya sesaat, nyatanya jatuh cinta pada seseorang yang belum sempat dia miliki jauh lebih sulit dilupakan.

HTS?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang