15

17.1K 1.2K 82
                                    

                    Happy Reading 💗

Rintik hujan memecahi keheningan malam, Gavin tengah fokus pada laptop nya, setelah meminta maaf kepada Vano.

Begitupun Vano yang sedang kena amuk temannya karena mereka kira Vano di culik om-om brewokan.

"Yaudah si gue udah bilang juga, gue ketiduran" ucap Vano sambil menaruh ponsel nya di telinga.

"Gila lu anjing, gue nyari lu dari sabang sampe kolong jembatan kaga ketemu-temu!" bentak satria

"Taunya tidur di rooftop, asu" lanjut Farrel

"Punya masalah idup apa si lu, ampe tidur di rooftop" jefran menghela nafasnya.

"Yaudah ah maap bye!" Vano memutuskan panggilan telfon grup tersebu, lalu merebahkan tubuhnya di kasur.

Gavin melirik Vano sekilas lalu tersenyum, Vano menatap langit-langit hingga perut nya terasa lapar.

"Woi Gavin" panggil Vano

"Hm"

"Laper" lanjutnya

Gavin menghentikan aktivitas nya, lalu berbalik menghadap Vano.

"Mau makan apa?" tanya nya.

"Nasgor!" jawab Vano langsung

Gavin mengangguk lalu mengambil hoodie nya dan pergi keluar.

"Enak banget gue tinggal ngomong eh langsung berangkat" Vano tersenyum sambil memainkan hp nya lagi.

Cklek

"Loh ko balik lagi?" tanya Vano

"Ayo, tunggu apa lagi?" ucap Gavin

"Lah kan lo yang beli!" wajah Vano sudah cemberut, pasalnya dia ini mager.

Gavin berjalan menghampiri Vano lalu menarik kaki putih nya yang sedang menggunakan celana sedengkul.

"Ehh!"

"Ayo, yang mau makan siapa?" Gavin berkacak pinggang.

"Gue mager vin, beliin lah" Vano merengek sambil tangannya dia buat seperti memohon.

Tanpa aba-aba Gavin menggendong tubuh Vano ala bridal style.

"Woi turunin!" Vano memberontak

"Katanya mager sayang?" ucap Gavin sambil smirk.

"Y-ya ga di gendong juga!" Gavin seperti tuli, dia tidak mendengarkan ucapan Vano dan terus menggendong nya hingga kebawah.

"Turunin nanti ada yang liat!" Gavin terus menghiraukan Vano.

Gavin menendang pintu yang sudah sedikit terbuka, dan sialnya saat keluar mereka bertemu dengan nata.

Gavin berhenti di depan pintu menatap nata datar.

"Eh kenapa Vano di gendong gitu?" tanya nata sambil melihat Vano yang sedang menyembunyikan wajahnya di leher Gavin, malu anjir.

"Harusnya gua yang nanya, ngapain lo di depan pintu apart gua?" tanya gavin galak.

"Ee- tadi gue liat pintu nya ga di tutup, takutnya ada maling hehe" jawab nata kikuk

Gavin menatap malas nata, lalu menutup pintu aparatnya dan pergi.

"Turunin anjing!" Vano memberontak lagi

"Udah ga mager?" tanya Gavin

"Iya!" Gavin tersenyum melihat tingkah Vano, lalu menurunkan nya.

"Malu gue!" Vano langsung memencet tombol lift agar terbuka.

"Meskipun sedikit berat, tapi gapapa. Muka dia kalo marah-marah lucu banget, pengen gua unyel-unyel tu pipi" batin Gavin sambil terus memandangi wajah Vano.

                                 ***

Mereka memilih untuk makan di tempat, mereka makan dengan suasana hening, hingga Gavin membuka suara.

"Van" panggil Gavin.

Vano menatap Gavin sambil menaikan alisnya.

"I love you" ucapan Gavin mampu membuat Vano tersedak.

"Minum dulu" Gavin memberikan air dan langsung di minum oleh Vano.

"Apa!" tanya Vano

Gavin kembali tersenyum
"I love you, elvano"

Vano diam lagi, dia aga merinding gitu, baru kali ini dia di bilang I love you sama cowok.

"Maksud lo?" tanya Vano

"I love you, aku cinta kamu, mulai sekarang sampai kapanpun aku akan memulai hari dengan mencintaimu" ucap Gavin sambil tersenyum tulus

Vano terkejut, begitupun dengan tukang nasgor yang terkejut mendengar penuturan gavin.

"Ni orang bahaya juga"

"Vano?" Gavin mengibaskan tangan nya

"Ee- hah?" jawab Vano linglung.

Gavin tersenyum hangat
"When i say i love you, can you say.."

"I love you too" lanjut nya.

Vano mengalihkan pandangan nya ke arah lain, pipinya memanas hingga telinganya memerah.

"A-apa si vin" ucap Vano gugup

"Cepet, gua gamau pulang sebelum lo bilang gitu" Gavin menatap Vano yang sedang menunduk

"I love you" ucap gavin

Vano menutup matanya, menyembunyikan perasaan aneh pada dirinya.

"I love you?" ulang gavin

Vano mendongak menatap gavin, dia mengulum bibir nya.

"I love you too.." senyum gavin langsung mengembang, dia mengelus rambut halus Vano.

"Makasih sayang" ucap gavin

Prang

Gavin dan Vano langsung mengalihkan pandangan nya kepada tukang nasgor yang tidak sengaja menjatuhkan gelas.

"E-eh silahkan di lanjut" ucapnya sambil berjongkok membersihkan pecahan gelas tersebut.

"Gavin itu abangnya denger!" bisik Vano

"Biarin" jawab Gavin

"Goblok! Ayo ah balik!" Vano berdiri lalu meninggalkan Gavin.

Gavin menggeleng kan kepala nya sambil tersenyum, lalu menatap abangnya yang sedang mengacungkan jempol.

"Ini bang uangnya" ucap Gavin lalu menaruh uang di atas meja.

"Siap, semoga lancar den" Gavin mengangguk mengerti lalu menyusul Vano.

Tanpa mereka sadari, bukan hanya tukang nasgor yang mendengar ucapan mereka, tapi seorang gadis dengan rambut sebahu sedari tadi memperhatikan mereka dari belakang.

"Bangsat! Ga mungkin!" marahnya.

                                ***

Yeayy Gavin confess ❦.

Nanti bulan puasa aku mau hiatus ya, menurut kalian gimana?

Hargain penulis kasih vote dan komen, karena jejak kalian sangat berarti bagi author.

+follow! Makasih 💗

Di Jodohin Sama Ketos [BXB] ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang