Pening

19.6K 1.7K 275
                                    

Pagi hari yang cerah untuk menikmati segelas kopi dengan pemandangan pantai serta hembusan angin sepoi-sepoi, sembari memikirkan pekerjaan yang membuat kepala pening. 

DUAR

Terhitung belum ada sepuluh menit Rion meneguk kopi buatan istrinya itu sudah terdengar keributan dari halaman rumah. Kepala yang awalnya pening karena pekerjaan beralih menjadi pening karena kelakuan anak-anaknya yang sering di luar akal. Setelah meletakan cangkir kopinya, ia melangkah ke depan rumah untuk mengecek apalagi yang dilakukan anak-anak ajaibnya itu. Samar-samar tercium bau gosong yang membuat langkah kaki Rion bertambah kecepatannya, sedikit khawatir takut ada yang terluka.

"Astaga, kenapa ini?" tanya Rion ketika melihat kobaran api berasal dari peralatan BBQ dan terlihat ada Key, El, Selia, dan Caine berdiri di dekat api. Ingin rasanya Rion menangis melihat kejadian ini, namun ia tutupi dengan arahan bagi semuanya untuk menjauh dari kobaran api. Ia bergegas mengambil alat pemadam yang terletak tak jauh dari panggangan BBQ dan kemudian segera menyemprotkannya pada kobaran api yang menyala. Butuh beberapa waktu untuk memadamkan api yang cukup besar tadi, bersyukur barang-barang di sekitarnya tidak ikut terbakar. Setelah yakin api benar-benar padam, Rion beranjak menyimpan alat pemadam tadi ke tempat semula. Kemudian berbalik menatap keempat orang yang sedari tadi terdiam takut melihat proses pemadaman api tadi.

"Kok bisa kebakar?" tanya Rion pelan, menatap satu persatu dari mereka yang menunduk merasa bersalah, tak ada yang mau bersuara karena takut akan tatapan tajam sang kepala keluarga.

"Maaf, tadi aku gak sengaja nyenggol gasnya" jawab Caine memecahkan keheningan tersebut dan menatap takut mata Rion yang masih memancarkan aura kemarahan.

"Sini kamu"ucap Rion dan berjalan masuk ke dalam rumah dengan Caine mengekor di belakangnya.

"Ih anjir, tuh kan mami kena marah nih" pekik El ketika pintu rumah sudah tertutup.

"Ya mana gue tau kalo gasnya bakal meledak kocak" jawab Selia panik, dalang dibalik peristiwa meledaknya alat panggangan tadi. Sebenarnya ia iseng berlari menuju El dan Key yang sedang berbincang di depan panggangan, namun tanpa ia sadari kakinya menyandung selang gas dan duar meledak. Kini ia merasa sangat bersalah karena malah maminya yang mengatakan bahwa itu kesalahannya demi menyelamatkan dirinya. Oshime dia ingin menangis sekarang juga.

"Udah jangan panik, gue yakin papi ga bakal marahin mami" sebagai yang tertua, Key berusaha untuk menenangkan adiknya itu meski dirinya juga merasa panik takut suatu hal yang buruk terjadi.

Sementara itu, Rion melangkahkan kakinya menuju kamar mereka berdua tanpa mengatakan sepatah kata apapun selama berjalan membuat Caine ketakutan. Pintu dikunci ketika keduanya sudah berada dalam kamar paling besar yang ada di rumah itu menambah rasa takut yang Caine rasakan. Kini ia dituntun untuk duduk di sofa yang ada di pojok ruangan itu, Rion duduk dan menepuk tempat disampingnya menyuruh Caine untuk duduk. Kini bagi Caine karpet bulu lebih menarik daripada wajah tampan suaminya itu, sungguh ia rasa mual karena ketakutan. Dirinya tersentak ketika merasakan tangan Rion menarik dagunya untuk mengalihkan pandangannya dari karpet itu. 

"Ada yang luka?" suara lembut itu masuk ke telinga Caine, dengan ekspresi menyeramkan yang ia lihat sudah berganti menjadi ekspresi khawatir. Setiap inci wajah cantik itu ia perhatikan untuk mencari luka yang mungkin muncul karena kejadian tadi. Gelengan kepala Caine menjadi jawaban atas apa yang ia tanyakan, membuat sedikit ada perasaan lega baginya. Tak hanya wajah, kini ia memeriksa setiap inci bagian tubuh istrinya itu untuk memastikan tak ada luka yang didapat. Tangannya beralih mengelus pipi lembut Caine, sadar bahwa istrinya itu terlihat ketakutan membuatnya merilekskan otot wajahnya beralih dengan tatapan teduh penuh kehangatan.

"Maaf" ucap Caine lirih, meski itu bukanlah kesalahannya ia rasa sudah menjadi tugasnya untuk melindungi anak-anaknya, tak ingin melihat mereka dimarahi oleh Rion. 

"Whats wrong sayang? Kok bisa sampe muncul api gitu?" kini tangannya beralih untuk mengelus rambut merah milik istrinya itu, berharap bisa membuat Caine lebih tenang.

"Sebenernya aku juga ga tau kenapa. Tadi aku abis dari luar, balik-balik udah ngeliat mereka bertiga di depan api begitu. Tapi jangan dimarahin ya anak-anak, pasti ga sengaja mereka" jawab Caine dengan jujur dan berusaha untuk membujuk Rion agar tidak marah pada anak-anak.

"Ya ampun, dasar tuyul-tuyul itu" Rion mengusap wajahnya pelan, ia rasa tidak ada hari tanpa ada ulah mereka. Melihat hal itu membuat kekhawatiran Caine kembali menyerang, ia takut Rion akan memarahi anak-anak. Sadar akan ekspresi Caine mebiuat Rion terkekeh gemas dengan tingkahnya.

"Iya, engga aku marahin kok sayang. Aku cuma khawatir aja takut ada yang pada luka" ucap Rion meyakinkan Caine bahwa dirinya tidak akan marah, tau betul istrinya ini tidak pernah tega melihat anak-anak dihukum. Ide jahil muncul di kepalanya, ia menatap wajah Caine dengan tatapan jahilnya membuat istrinya itu curiga.

"Ap-hmph" belum selesai Caine bertanya, bibirnya sudah lebih dulu diserang oleh Rion. Meski begitu ia tidak menolak, justru menutup mata dan mengikuti permainan Rion.  Selama beberapa menit berpanggut lidah cukup untuk Caine merasa sesak nafas dan memukul pelan dada Rion.

"Hehe, manis" cengir Rion sembari mengelap sisa saliva yang membasahi dagu Caine, membuat semburat merah muda pada pipi dan telinga sang istri. Keduanya saling bertatapan dan tersenyum memandang wajah satu sama lain. Rion kembali memajukan wajahnya sampai-

"PAAAAPPIIII TOLOOOONGGGGGGGG!"

"WOY ANJIR TOLONG GUEEE"

"JAKI LU NGAPA BAWA BIAWAK ANJING"

"HAHAHAHAHHAHAHA EH MONYET JEMPOL GUE DIGIGIT AAAAAKKKKKK"

"GARIN TOLOL SEPATU GUE JANGAN BUAT NGELEMPAR"

Caine tertawa melihat Rion memijat pelipisnya pusing mendengar kegaduhan yang kembali terjadi di halaman depan. Ingin sekali Rion pergi meninggalkan tuyul-tuyul banyak tingkah itu yang sialnya sangat ia sayangi itu.



WHAT DA HELL ehehehehe, gatau deh nulis apaan. Semoga kalian enjoy dan tidak cringe bacanya ya wkwkwkwkwk, see you on the next chapter, otsuuuuuuuu~

Keluarga Mapia [TNF] [RionCaine]Where stories live. Discover now