apalah

8K 841 64
                                    

Jaki mengetuk pintu kamar Krow, tak butuh waktu lama bagi pintu itu untuk terbuka. Wajahnya sedikit memerah kala ia lihat Krow hanya memakai handuk yang dililitkan pada pinggangnya. Setelah dipersilakan masuk, ia melangkahnkan kakinya ke dalam. Jaki mendudukkan dirinya di ranjang milik Krow, ia berusaha untuk tidak menatap si pemilik kamar. Beberapa menit senyap akhirnya Jaki menoleh pada Krow, pikirnya ia sudah selesai memakai baju. Namun tak disangka, Krow tengah bersandar pada lemari dan menatapnya masih dengan handuk yang menutupi bagian bawahnya.

"KOK LU GAK PAKE BAJU SIH" teriak Jaki sambil menutup wajahnya, rona merah muncul di wajahnya. Sedangkan Krow hanya tertawa, ia melangkah mendekati Jaki. Tangannya mendorong bahu Jaki hingga anak itu berbaring di ranjangnya, Krow merendahkan tubuhnya mendekati Jaki. Dirinya meraih tangan Jaki dan menggenggamnya tepat di samping kepala pria di bawahnya itu. Krow tertawa ketika melihat telinga Jaki yang ikut memerah ketika anak itu memalingkan wajahnya.

"Liat ke sini dong" bisik Krow, bukannya menurut Jaki justru menutup matanya dan menggeleng. Jantungnya sudah bergedup kencang saat merasakan wajah Krow yang mendekati lehernya. Hidungnya mencium aroma sabun yang dipakai Krow, sedikit membuatnya merinding.

Jaki menggigit bibirnya kala merasakan hembusan nafas Krow menerpa lehernya. Melihat respon Jaki yang begitu lucu buat Krow tersenyum, ia kembali lanjutkan aksinya dengan mengecup leher Jaki. Bisa ia rasakan tubuh di bawahnya menegang ketika bibirnya menyentuh kulit seputih susu itu. Kini bukan hanya kecupan saja, namun Krow mulai menyesap leher Jaki hingga timbul bercak merah.

"Anh fuck, jangan di situ" erang Jaki, tubuhnya bagai tersengat listrik menerima perlakuan tersebut, jarinya meremat tangan Krow yang masih menggenggamnya. Krow menjauhkan wajahnya untuk menatap hasil karyanya itu, tersenyum puas melihat tanda merah di leher Jaki. Perlahan Jaki membuka matanya dan menatap Krow di atasnya, keduanya saling bertatapan dalam diam. Bola mata Jaki bergetar kala menyadari jika tatapan Krow mulai turun ke bibirnya.

Dan benar saja, belum ada semenit ia berpikiran demikian, Krow kembali mendekatkan wajahnya. Kedua mata Jaki kembali menutup, pasrah dengan apa yang akan terjadi. Bisa ia rasakan bibir Krow mulai menyetuh miliknya, diawali dengan kecupan ringan hingga akhirnya Krow mulai melumat bibirnya. Jaki menerima semua itu dengan senang hati, dirinya hanya bisa pasrah dan mengikuti alur permainan Krow.

Melihat Jaki yang mengikuti permainannya membuat Krow tersenyum miring, ia gigit bibir itu dan segera memasukkan lidahnya ketika Jaki sedikit membuka mulutnya untuk mengaduh. Kedua lidah itu saling membelit, Krow memimpin permainan itu buat Jaki kewalahan. Ia menepuk dada Krow saat merasakan paru-parunya membutuhkan pasokan oksigen. Dengan terpaksa Krow melepaskan ciuman itu, menciptakan untaian saliva yang begitu indah.

"Cantik banget sih" ucap Krow menatap Jaki yang masih berusaha meraup oksigen sebanyak-banyaknya. Tangannya mengusap pelan pipi yang sudah semerah tomat itu. Merasa Jaki sudah sedikit tenang, ia berniat untuk kembali melakukannya. Belum sempat kedua bibir itu bertemu, terdengar bunyi ketukan pintu dari luar.

"Itu coba liat dulu siapa" ucap Jaki menahan Krow yang berusaha mengabaikan suara itu dan kembali mendekatkan wajahnya, tangannya menepuk dada Krow ketika pria itu menggeleng.

"Gak mau ah" ucap Krow, ia kembali mendekatkan tubuhnya mengabaikan suara ketukan pintu yang semakin kencang.

"Diliat dulu ih" paksa Jaki sambil mendorong tubuh Krow, tawanyaia tak dapat menahan tawanya saat Krow memanyunkan bibirnya. Jaki mendekatkan wajahnya untuk mengecup bibir itu, membuat Krow tersenyum.

"Dah sana" bak anak kecil yang diberi permen, Krow menurut untuk memeriksa siapa yang mengetuk pintu. Ia membuka pintu dan disambut dengan wajah terkejut si kembar. Melihat Krow yang bertelanjang dada hanya mengunakan handuk dan Jaki yang tengah berbaring di ranjang buat keduanya curiga.

"Gila kali klen, masih siang udah mau maksiat aja" pekik Riji, hal itu diangguki oleh Makoto yang tengah menatap Krow dan Jaki bergantian.

"Udah lah mau ngapain kalian ke sini?" tanya Krow tak memperdulikan ucapan Riji, ia masuk ke kamar dan membuka lemari pakaiannya dan berjalan menuju kamar mandi untuk memakai baju. Sontak si kembar ikut masuk dan menghampiri Jaki yang kini sedang duduk dan menatap mereka. Riji memukul pelan lengan Makoto ketika melihat bercak merah di leher Jaki.

"Jaki lu abis di makan buaya yak" gurau Makoto sambil menaik turunkan alisnya. Reflek Jaki langsung menutupi lehernya dengan bantal, wajahnya memerah malu. Sedangkan Krow yang baru saja keluar dari kamar mandi melempar handuk yang tadi ia pakai hingga mengenai wajah Makoto.

"Kurang ajar lu, ganggu bae ah elah" ucapnya sambil duduk di samping Jaki.

"Yeee gua pukul juga lu, dasar pesut" ucap Riji, ia berpura-pura akan memukul Krow. Entah memang satu jenis atau bagaimana, tapi justru mereka ikut dalam drama ini. Makoto berakting menahan Riji agar tidak bertengkar, melihat hal itu buat Krow ikut bergabung. Ia menggulung lengan bajunya dan berpose menantang.

"Oh berani lu, sini sini. Bapak lo lego!" meski begitu keduanya tetap pada posisinya. Riji hanya berdiri dan Krow tetap duduk di ranjang.

"Dih dih, bapak lo minecraft, kotak kotak!" sahut Riji, ia masih meladeni ucapan Krow dengan Makoto yang bersikap untuk menghentikan pertengkaran keduanya.

"Bapak lo lego noh, palanya ada-" belum sempat menyelesaikan kalimatmya, Krow sudah tertawa terbahak-bahak buat ketiganya ikut tertawa.









Segitu dulu kali ya wkwk, halooo semuanyaaaaaa~ apa kabar? Maaf banget aku udah mulai sibuk karena lagi ujian dan repot kepanitiaan. Hari ini ditemenin Krojaki dulu yaaa~ next bakal ada rioncaine lagi di hari jum'at jadi tungguin yaaa. Btw ini diambil dari salah satu scene di BadBuddy series😋 Hopes y'all enjoy and see you on the next story byeeeeee 🔥🦖

Keluarga Mapia [TNF] [RionCaine]Where stories live. Discover now