ewek ewek

12.4K 1.2K 88
                                    

"Halo, sayang di mana?" tanya Rion ketika panggilannya sudah tersambung, dirinya baru saja selesai menghadiri pertemuan dengan relasi sebelah. Niatnya ingin mengajak Caine untuk makan siang bersama, namun saat tiba di rumah ia tak menemukan siapapun di sana.

"Di Uwu Cafe nih" jawab Caine di seberang, terdengar suara bising membuat Rion sedikit kesulitan mendengar suara Caine. Tanpa banyak bertanya, Rion memutuskan untuk pergi menyusul Caine.

Rion mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang sambil memikirkan di mana ia akan mengajak Caine makan siang. Sibuk dengan pikirannya buat Rion tak sadar bahwa dirinya sudah sampai di parkiran cafe. Melihat sekeliling, ia justru menemukan Krow sedang menggandeng badut berbentuk pinguin. Sontak ia bergegas turun dari mobil dan tak lupa untuk menguncinya.

"Ewek ewek ewek" suara dari pinguin itu terdengar saat Rion mendekat, dahinya mengernyit heran mendengarnya. Ia menatap Krow yang juga sama bingungnya dengan dirinya.

"Apa ewek ewek" pertanyaan yang spontan Rion ucapkan saat itu.

"Gak tau nih, pinguin di sini ngomongnya kasar semua" jawab Krow yang posisinya lebih dulu berada di sini daripada Rion.

"Mana ada pinguin bunyinya ewek ewek" ucap Rion saat pinguin itu tetap mengucapkan kata itu berulang-ulang.

"Gak tau bunyi pinguin kek mana" jawab pinguin itu jujur, baik Rion ataupun Krow merasa tak asing dengan suara itu. Tiba-tiba Caine sudah berdiri di depan mereka, ia mengucapkan sesuatu dan menunjuk ke arah belakang Rion.

"Kenapa sayang?" tanya Rion meminta Caine untuk mengulangi perkataannya.

"Itu di sana masih banyak" ulang Caine sambil menunjuk ke arah cafe, membuat Rion dan Krow menatap ke arah yang ditunjuk Caine. Betapa terkejutnya ia saat melihat ada empat pinguin lain keluar dari cafe tersebut.

"Ya tuhan banyak kali, siapa ini?" tanya Rion saat pinguin-pinguin itu mendekat. Semuanya hanya mengucapkan kata ewek ewek saat menjawab setiap perkataan orang-orang. Rion dibuat keheranan saat merasa bahwa itu anak-anaknya dari suara yang terasa begitu familiar.

"Jangan bilang ini anak-anak kita?" pertanyaan tersebut diiyakan oleh para pinguin, sedangkan Caine hanya tertawa melihatnya. Karena pakaian mereka yang mencolok dan jumlah yang banyak itu membuat semua orang yang ada di sana memusatkan perhatiannya pada keluarga anomali ini. Bahkan ada yang secara terang-terangan meminta foto dengan para pinguin itu.

"Kalian durhaka apa sama mami, sampe dikutuk kek gini" ucapan Rion membuat yang lain tertawa, bahkan semua orang yang ada di sana merasa iri dengan keluarga tersebut.

"Pulang yuk, malu" seru Makoto saat menyadari saat ini sudah banyak kerumunan orang yang menonton aksi pinguin itu. Mendengar perkataan Mako membuat semua orang melihat sekeliling, dan benar saja saat ini mereka sudah menjadi tontonan.

"Mami ayo pulang mami" kini semuanya kompak mendekati Caine untuk minta pulang ke rumah. Seperti biasanya, Caine akan selalu menuruti permintaan mereka. Dengan segera Caine berlari untuk mengambil mobil yang tadi mereka gunakan ke sini.

Melihat tingkah anak-anaknya membuat Rion menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Meski bukan yang pertama kali, tetapi ia masih saja terkejut saat melihat kelakuan mereka semua. Rion menundukkan kepala kepada semua yang di sana, meminta maaf karena telah membuat sedikit kerusuhan atas ulah anak-anaknya itu. Ia membawa mobilnya mengikuti kawanan pinguin itu dari belakang, memastikan agar semuanya sampai dengan aman.

Sesampainya di rumah para pinguin bergegas untuk mengganti pakaiannya, selain malu mereka juga sudah merasa gerah di dalam kostum itu. Rion sedang duduk di sofa bersama Caine, kepala keluarga itu tengah mendengarkan cerita bagaimana awal mula perkumpulan pinguin itu bisa terbentuk.

"Ya ampun ada aja kelakuan" ucap Rion sambil tertawa setelah mendengar cerita dari Caine. Ia kadang merasa heran pada Caine yang mau saja mengikuti kemauan anak-anak. Tangannya menarik Caine agar bersandar pada dirinya, tak lupa untuk mengusap pelan rambut itu. Akhirnya ia memutuskan untuk makan siang di rumah saja bersama anak-anak, Caine memesan makanan cepat saji karena malas untuk memasak.

"Buset udah kek cicak aja ni berdua, nempel terus kerjaannya" cibir Krow ketika duduk si sofa sebelah, dengan tak tau dirinya ia menyender pada Jaki yang tengah duduk sambil bermain ponsel di sana.

"Dih, ngaca bro" balas Rion tak terima, ia melempar bantal sofa yang ada di dekatnya. Namun lemparannya sedikit meleset, bantal itu justru hampir mengenai Jaki jika saja Krow tidak reflek menangkapnya. Melihat aksi heroik itu membuat Caine tepuk tangan dan bersorak, sungguh mami yang suportif.

"Tapi seru tau, lain kali aku mau coba lagi ah" celetuk Jaki, ia memikirkan jika nantinya ia akan kembali lagi mengenakan kostum lucu lainnya. Hal itu membuat yang lain berseru menyetujui hal tersebut, apalagi yang tadi tidak ikut ingin merasakan juga menggunakan kostum lucu. Mendengar rencana itu membuat Rion tak mampu berbuat apapun selain pasrah, ia yakin jika dilarang justru mereka akan semakin menjadi.











Udah, ga tau mau nerusin kaya gimana lagi wkwkwk. Anw helauuurrrr everyoneee~ karena beranda toktok yang isinya angst semua bikin mood aku juga ikutan mellow dan berakhir gak bisa nulis apapun😭 jadi sebelum menghadapi rp nanti malem, aku kasih yang manis manis dulu ya🔥

Keluarga Mapia [TNF] [RionCaine]Where stories live. Discover now