🌞🪵

10.6K 1K 139
                                    

⚠️Warning! This page contains 🔞 scene, if you are underage, close this book right now⚠️

Hari masih sangat pagi, bahkan matahari saja belum terbangun dari tidurnya. Semua yang ada di rumah masih terlelap, namun tidak dengan kedua manusia ini. Disaat yang lain masih berada dalam mimpi, mereka malah asik bercumbu. Entah siapa yang memulai, namun kini kegiatan panas tengah berlangsung.

Apa yang sedang terjadi di master bedroom ini sangatlah erotis. Bagaimana sang kepala keluarga tengah mengungkung istrinya yang tak berdaya itu. Pakaian atas keduanya sudah hilang entah kemana, menyisakan celana tidur yang terlihat sangat sesak. Seluruh dada dan leher Caine sudah penuh dengan tanda kepemilikan yang dibuat oleh Rion.

"Cantik, selalu cantik sayangku" puji Rion dengan suara serak karena nafsu yang menggebu. Harus berapa kali lagi ia jatuh pada pesona lelaki di bawahnya itu. Perasaan bangga memenuhi dadanya saat menyadari ciptaan indah itu adalah miliknya seorang.

Mendengar pujian itu membuat Caine menggila. Tubuhnya sangat menyukai hal tersebut, suhu tubuhnya meningkat dan semakin haus akan sentuhan. Keringat sudah mengalir deras dari segala bagian tubuhnya. Bibir bawah ia gigit untuk menahan desahan yang bisa keluar kapan saja. Melihat Caine yang mencoba untuk menahan desahannya buat ide gila muncul dalam kepala Rion.

"AH~" suara indah itu akhirnya bisa terbebas, masuk ke dalam telinga Rion. Memunculkan senyum bangga karena bisa meloloskan desahan yang tertahan itu. Dia menggigit pelan puting Caine, menghantarkan sensasi yang tak bisa ditahan. Serasa aliran listrik mengalir menyebar ke seluruh tubuhnya.

Rion meneruskan kegiatannya pada dada Caine, setelah menggigit, dirinya mencoba untuk menyesap puting itu rakus. Tangan kirinya mengusap pelan puting yang satunya, buat erangan Caine semakin menjadi. Mata indah Caine menutup karena tidak kuat dengan kenikmatan yang ia dapatkan. Punggungnya melengkung indah buat Rion semakin semangat mengerjai tubuh itu.

"Mmh please" ucap Caine dengan penuh perjuangan, semua rangsangan yang ia dapatkan buat dirinya susah untuk berbicara. Tangannya meremat kuat bantal dengan harapan bisa mempertahankan kesadarannya.

Ego Rion berteriak kegirangan, ia sangat menyukai ketika Caine memohon padanya. Setelah puas dengan kedua puting itu, lidah Rion perlahan turun pada perut indah Caine. Tak lupa dirinya membubuhkan bercak merah yang sangat kontras dengan kulit seputih susu itu.

Tangan Rion menarik kain terakhir yang ada pada tubuh Caine, relfek paha Caine berusaha menutup bagian bawahnya karena malu. Wajahnya ia tutup dengan kedua tangannya, di sisi lain ia juga kegirangan dengan situasi ini.

Rion tertawa melihat tingkah menggemaskan itu, ia berusaha untuk meraih tangan Caine dan menahannya dengan satu tangan. Sedangkan tangan yang lain ia gunakan untuk membuka paha Caine. Merasa bagian bawahnya terekspose membuat Caine malu, karena tangan yang ditahan di atas kepalanya buat ia memilih untuk menutup matanya agar tidak menatap Rion.

"Buka matanya cantik" bisik Rion di samping telinga Caine, cukup buat dirinya merinding. Dengan sedikit tenaga yang tersisa ia membuka matanya, hal yang pertama ia lihat adalah wajah lapar Rion. Rambutnya yang basah karena keringat menambah kesan seksi di mata Caine.

Bola matanya bergetar saat merasakan miliknya dielus oleh Rion, kini pandangannya kabur karena air mata yang menggenang. Tubuhnya tersentak saat elusan tadi berubah menjadi remasan, perlahan tangan Rion bergerak naik turun. Ia sudah tak sanggup untuk menahan kesadarannya, rasanya ia tengah berada di atas awan.

Pemandangan di bawahnya cukup membuat Rion semakin bergairah. Apalagi saat melihat air mata Caine mengalir deras, membuatnya semakin terlihat mempesona. Tersenyum miring melihat Caine menggelengkan kepalanya saat ia mempercepat gerakan tangannya.

Keluarga Mapia [TNF] [RionCaine]Where stories live. Discover now