06 || Kantor Manuel 🍓

2K 312 71
                                    

Mata bulat Gasena menatap bangunan tinggi di depannya dengan kagum, tatapan itu benar-benar terlihat sangat terkejut karena bangunan nya besar dan luas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mata bulat Gasena menatap bangunan tinggi di depannya dengan kagum, tatapan itu benar-benar terlihat sangat terkejut karena bangunan nya besar dan luas.

"Kantor Om dan ayah besar-besar tapi kantor Om lebih besar." Gasena berbicara dengan pelan, memang ayahnya juga memiliki perusahaan tapi jika di bandingkan dengan perusahaan milik Manuel masih kalah.

"Adek Masuk saja, tuan Manuel sudah mengizinkan adek masuk." Gasena menoleh ke arah supir yang meminta Gasena untuk masuk. "Hum... Baik, bapak supir Pay!! Asen masuk yaa." Gasena melambaikan tangannya dan masuk ke dalam kantor Manuel meninggalkan supir sendirian.

Gasena melihat di dalam banyak orang, Gasena membulatkan bibirnya. "Wohh, manusia banyak sekali disini." Gasena sangat suka karena ramai manusia, Gasena berjalan ke arah resepsionis.

"Hallo kakak, asen ingin bertemu dengan Om!" Seru Gasena dan wanita itu menatap Gasena dengan Gemas. "Om siapa? Siapa nama om nya?" tanya Wanita itu dan Gasena seperti berfikir.

"Sebentar, Asen lupa nama lengkap Om Manu siapa." Gasena memiringkan kepalanya berusaha mengingat siapa nama panjang Manuel. "Hallo ini Gasena benar?" Gasena menoleh ketika ada yang menyapa nya.

"Woahh! Kakak kenal dengan asen?" tanya Gasena terkejut karena ada yang mengenalnya padahal mereka belum pernah bertemu sebelumnya. "Iya, kenalkan nama kakak Janie. Kakak sekretaris nya pak Manuel dan di minta untuk menjemput Gasena disini." Gasena mengangguk semangat.

"Iya!! Nama Om itu, Mew Manuel Damarion." Gasena menjelaskan pada wanita yang bertanya. "Iya, adek ikut dengan kak Janie saja ya." Gasena mengangguk kecil ketika wanita itu menyarankan untuk mengikuti Janie, Gasena menunduk pelan.

"Terimakasih banyak kakak, yay!!" Gasena melambaikan tangannya meninggalkan meja resepsionis mengikuti wanita yang mengakui sebagai sekertaris Manuel, Gasena tersenyum ketika wanita itu dengan ramah tersenyum pada Gasena.

"Om nya kemana?" tanya Gasena pada Janie. "Pak Manuel sedang meeting bersama pak Off dan petinggi lainnya, Gasena ikut saja dengan Kakak ke ruangan pak Manuel disana sudah ada Mochi yang Gasena inginkan."

"Yay!! Ayo kak Janie, Asen ingin mochi. Banyak tidak Mochi nya?" tanya Gasena semangat, Janie terkekeh benar-benar menggemaskan Gasena ini. "Adek Gemes banget sih, Kakak mau cubit jadinya." Janie mencubit pipi bulat Gasena.

"Tidak Cubit kakak! Nanti merah pipi asen!" Gasena menghentakan kaki nya kesal, Janie terkekeh kecil. "Yasudah ayo kita masuk ke dalam ruangan pak Manuel, adek jangan rewel yaa menunggu pak Manuel." Gasena mengangguk pelan.

Gasena melihat ruangan Manuel, mata nya berbinar sangat luas dan mewah Gasena lihat. "Woahhh! Lebih besar dari ruangan Ayah asen kakak," ujar Gasena dan Janie tersenyum kecil.

Janie menuntun Gasena kearah sofa dan mendudukan Gasena disana, Mochi yang di beli Manuel tadi Janie serahkan pada Gasena. "Nah itu Mochi milik Asen, isi nya enam untuk asen semua ada rasa strawberry dan Coklat." Gasena menerima Mochi itu dengan senang.

My Little Baby (END) ✓ Where stories live. Discover now