11 || Pernikahan 🍓

1.8K 292 104
                                    

"GASENA SAYANG!! AYO CEPETAN JANGAN MAININ ITU TERUS!!" Teriakan sang bunda membuat Gasena menoleh, anak manis mendengkus kesal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"GASENA SAYANG!! AYO CEPETAN JANGAN MAININ ITU TERUS!!" Teriakan sang bunda membuat Gasena menoleh, anak manis mendengkus kesal.

"Sebentar bunda jangan marah-marah asen terus!" Kesal Gasena dan sang bunda menghela napasnya pelan, Gasena beranjak dari tempatnya.

Gasena menghentakan kakinya kesal dan sang bunda menatap tubuh Gasena. "Tuhkan, kamu ini mau nikah loh sayang kenapa mainin tanah sih?" tanya sang bunda dengan memutari tubuh Gasena.

"Ish!! Asen mencari cacing bunda, siapa tau Cacing ingin ikut dengan asen menikah." Sang bunda kembali menghela napasnya, ada saja kelakuan Gasena itu. "Sudah ayo bersihkan tangannya, sebentar lagi di mulai acaranya jangan nakal dulu."

"Ish!! Bunda bilang asen nakal, nakal, nakal terus. Asen tidak nakal bunda, Om bilang asen anak baik tau!" Kesal Gasena karena sang bunda terus mengatakan dirinya nakal.

"Tidak ada anak baik, kamu nih nakal bunda sudah menyerah setelah ini bunda serahkan ke kak manu saja jika nakal bisa langsung di hukum tuh." Gasena menatap bundanya. "Bunda membuang Asen?" tanya Gasena tanpa ragu bundanya mengangguk.

"BUNDA NAKAL SEKALI, ASEN TIDAK MAU BERSAMA BUNDA LAGI!!" Jerit Gasena kemudian anak manis itu meninggalkan sang bunda dengan kaki di hentakan, bunda Gasena terkekeh kecil.

Walaupun tidak di usir memang Gasena sudah harus bersama Manuel setelah menikah, ia akan pergi dari rumah juga. "Dasar, anak kecil ini pusing bunda."

"Bunda, itu anaknya kotor banget habis ngapain sih?" tanya sang ayah yang kebingungan karena baju Gasena penuh dengan tanah. "Habis nyari cacing anaknya, buat di bawa ke pelaminan katanya emang tuh anak ayah nakal banget."

"Hadeh, bayi besar memang mau menikah pun ada saja tingkahnya itu." Sang bunda terkekeh, memang benar jadi mereka merasa menikahkan bayi karena tingkah Gasena ini benar-benar menggemaskan.

"Sudah, ayo ayah bantu bunda siapin baju Gasena itu anak pasti gak bisa diem takut yang lain kewalahan urus Gasena satu doang juga." Sang bunda mengajak suaminya untuk masuk ke ruangan Gasena, Bunda dan ayah menaiki tangga perlahan. 

Sang bunda berdiri di depan ruangan Gasena, Pintu di buka dan sang bunda kembali menghela napasnya. "Apa lagi sekarang anak nakal?" Gasena mendongak menatap sang bunda. "Apa sih bunda, asen marah dengan bunda!" Gasena berjongkok dengan membelakangi orang tuanya.

"Hadeh," keluh sang bunda berjalan menghampiri, menanyakan apa masalahnya pada orang yang membantu Gasena berganti pakaian. "Tidak mau pakai kemeja warna ini katanya jelek," ujarnya menjelaskan.

"Astaga anak ini, Asen coba bangun atau mau bunda buang kamu?" tanya sang bunda berkacak pinggang. "Asen tidak suka bunda kemeja nya jelek, kenapa ini jelek?!" tanya Gasena lagi, Gasena masih berjongkok.

"Tuh, tuh, tuh ayah punya bagus bunda asen ingin punya ayah." Sang bunda menoleh pada suaminya. "Terus nanti yang menikah ayah dengan kak manu seperti itu? Jadi asen dengan bunda dan ayah yang menikah dengan kak manu? Baiklah, ayah ay—"

My Little Baby (END) ✓ Where stories live. Discover now