Hukuman

3 0 0
                                    

Bertahun tahun berlalu semenjak kepergian ibunya.

Airin menghabiskan waktunya untuk tinggal seorang diri di villa di atas bukit.

Setiap 2 atau seminggu sekali ia akan turun ke desa untuk membeli persediaan makan.

Terkadang ia akan memanggil orang untuk naik jika ada kerusakan di rumah yang tidak dapat ia kerjakan, sedangkan untuk pekerjaan rumah sehari-hari Airin sendiri yang mengerjakan.

Rasa takut karena tinggal seorang diri di tengah hutan, pernah menyelimuti diri-nya beberapa kali.

Setiap ada sosok bayang ataupun sosok astral lainnya yang terlintas di hadapannya, perasaan untuk lari selalu muncul dalam dirinya.

Sampai akhirnya Airin terbiasa dengan kehadiran mereka, menghiraukan mereka, dan menjadian mereka menjadi bagian dari keseharian Airin.

Namun,, ada perasaan lain, yang bahkan airin tidak menyadari-nya.

..........

Sudah hampir 2 tahun semenjak Airin berhenti melihat mahluk astral lagi.

Airin membiarkan pikirannya tenggelam di meja kerja, meja kerja panjang dengan kertas lebar dan pena.

*apa aku sudah kehilangan kemampuanku?* pikir airin sambil lalu, matanya masih terfokus pada kertas di bawah tangannya, yang tergambar sketsa sebuah gedung tinggi.

"sreeek" Airin menggoreskan pena-nya di samping peggaris, membuat dinding dari sketsa gedung tersebut.

*tapi,.. jika aku kehilangan kemampuanku,. kenapa aku masih melihat dia?* pikir airin sambil melirik ke arah samping meja

Jauh disana, di sudut ruangan itu, sudut kosong yang tidak terisi apapun, berdiri sesosok bayang hitam pekat, dengan mata yang bersinar. 

Namun sosok itu tidak melihat kearah airin, melainkan kearah pintu.

Sosok buram hitam, ataupun sosok buram pria aneh dirumahnya, Airin yakin itu adalah mahluk yang sama. Semenjak airin melihat cahaya mata pria buram itu tempo hari, cahaya mata mereka sama. Bahkan jika dipikir - pikir tinggi dan bentuk siluet mereka sama.

Airin kembali melirik ke arah bayangan itu. 

*tapi akhir-akhir ini, ia tidak menampakan dirinya dalam sosok pria aneh lagi* pikir Airin

*selalu bayang hitam, bahkan,. semakin lama semakin pekat*

*dan,.. itu, sedikit menakutkan* pikir Airin kembali fokus kepada sketsa gedung di tangannya.

.............

Malam itu Airin tidur dengan gelisah.

Walau tak ada sosok apapun dikamar-nya, namun airin serasa tidak bisa tidur.

Perasaan takut, sesuatu yang sudah lama ia lupakan.

Namun bahkan airin tidak mengerti apa yang membuatnya merasa takut.

Dalam perasaan kalut, Airin memaksakan dirinya untuk tidur.

Dan Airin-pun tertidur.

Dan terbangun dalam sebuah mimpi,.

Dalam mimpi itu airin terduduk dilantai dalam ruangan dengan cahaya gelap.

Airin melihat sekeliling, sebuah ruangan kosong, tak ada perabotan, tak ada barang atau apapun disana, ruangan yang gelap tapi pudar dalam pandangan mata airin, bahkan ia tak mampu melihat dinding ataupun sudut dari ruangan tersebut.

Airin hanya terduduk diam disana, lalu dari kejauhan terlihat seseorang berjalan mendekat.

Sebuah bayang buram berjalan mendekat kearah airin dari arah depan.

Milik Saya SeorangWhere stories live. Discover now