Regret

53 0 0
                                    

"Airin pekerjaanmu sangat bagus, untuk itu aku sangat ingin kau ikut dalam project baru ini"

seorang pria paruh baya duduk dimeja panjang dan lebar berhadapan dengan wanita yang terlihat masih sangat muda dengan wajah yang cerah.

Wanita itu lalu tersenyum, senyum yang menunjukan rasa kepercayaan diri yang tinggi.

"Saya sangat berterimakasih pa, suatu kehormatan bagi saya. Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai ekspektasi bapak".

"Bagus kalau begitu, saya akan kirimkan denah dan sketsanya segera.   Namun ini hanya sample, kau harus memastikan bahwa semua keinginan customer terpenuhi"

"Sudah pasti pak, saya pasti akan membuatnya sesuai keinginan customer, dan tidak akan selesai sampai mereka benar-benar puas" Airin bicara dengan sangat meyakinkan.

"Ah,. Itulah sebabnya kau dicap sebagai karwayan terbaik" pak jhon lalu berdiri dan mengambil berkas di atas lemari belakang mejanya.

"Baiklah kalau begitu, saya tunggu kabar baik darimu. Dan segeralah bersiap, kau akan segera dikirim ke lokasi site project ini" pak jhon menyerahkan berkas project itu pada airin.

"Baik pa, terimaksih atas kepercayaan bapak. Saya akan permisi" airin mengambil berkas itu dan menunduk sebelum permisi keluar ruangan.

.........

Project yang airin ambil merupakan project pembangunan yang besar,

Perancangan sebuah hotel di tengah pulau, sebuah project tempat resort terbaru yang dibangun diatas lokasi yang tidak umum.

Membangun sebuah hotel besar dipinggir pantai bukan suatu hal yang mudah.

Airin harus memperhitungkan bidang tanah, kondisi cuaca, suhu dan semua yang akan menpengaruhi pondasi serta kekuatan dari bangunan yang akan dirancangnya nanti.

Sehingga airin harus berada dan tinggal di lokasi site, sampai dengan project itu selesai.

"Apa kau benar-benar harus pergi?" Suara di ujung telepon terdengar sangat sedih

"Sekarang saja kau sangat jarang kerumah, jika kau disana nanti, kapan kira2 aku bisa bertemu denganmu?" Suara wanita paruh baya itu terdengar semakin muram

"Ibu, ini kan demi ibu juga, jika aku sukses bukannya ibu akan senang? Jika project ini berjalan lancar, aku bisa membelikan semua vila diatas gunung manapun yang ibu suka, ibu tinggal sebut saja mau villa yang mana" kata airin dengan ceria

"Hah,...." ibu airin mendesah dengan berat "ibu lebih suka jika kau lebih sering kerumah, ya tapi tentu saja ibu akan selalu mendukungmu"

"Ingatlah untuk menyisikan waktumu  pulang dan melihatku" kata ibu airin diujung telepon

"Baik bu,.. aku janji" airin.

............

4 tahun berlalu sejak airin dipindahkan kelokasi site untuk ikut dalam tim riset.

Setelah lama mempelajari lokasi tersebut, diputuskan bahwa mereka tidak dapat membangun pondasi dengan tanah, mau tidak mau mereka harus mencari cara untuk bisa membangun pondasi yang kuat diatas pasir pantai.

Tentunya pasir bukan merupakan material ideal yang dijadikan pondasi bangunan tinggi.

Airin dan peneliti lainnya harus melakukan percobaan dan memperhitungkan segalanya dengan matang, atau pembangunan mereka akan sia-sia.

"Huh,...." airin mendesah berat didepan mejanya.

Ia melihat sketsa dan teori yang telah diputuskan timnya beberapa hari lalu.

Milik Saya SeorangWhere stories live. Discover now