13. Broken Two Hearts

2.4K 112 0
                                    

13. Broken Two Hearts

"Hey,Isabelle. Tidak apa-apa,spend your time with him. Tapi ingat,pukul empat sore kau harus siap-siap. Pakai gaun kerajaan mu. Mereka akan kecewa jika kau memakai kemeja putih ini"
Aku menghapus air mataku dan memeluk ibuku. Ibu mengusap rambutku dengan lembut. Terdengar suara kendaraan harley milik Will. Aku melepaskan pelukan ku dan pergi meninggalkan ibu di lantai aula.
~Josephine's POV~
Aku berjalan santai sambil memainkan gaunku. Aku melihat ibu dan Isabelle di depan pintu. Aku penasaran ada apa. So,aku menguping pembicaraan mereka. Aku bersembunyi di balik tembok dekat ruang 'pertemuan'. Aku bisa mendengar mereka.
Aku mendengar Ibu berbicara. Kurasa ada yang tidak beres.
"Kau akan menikah" aku tercengang dengan perkataan Ibu. Dengan siapa Isabelle akan menikah?! Aku mulai khawatir.
"Honey,dengarkan Ibu. Kerajaan Crowle mengirim surat pada kerajaan kita bahwa sang pangeran ingin melamarmu. Dua minggu yang lalu mereka berkunjung selama enam hari tetapi kau tidak ada. Ibu ingin memberitahu mu tapi tidak ada waktu. Mereka sangat menantikanmu."
Air mataku berjatuhan. Kini membasahi pipiku. Yang dimaksud ibu ialah Nick. Tapi,aku mencintai nya. Aku merasa nyaman berada di dekat Nick. Aku kira Kerajaan Crowle hanya mampir untuk berkunjung dan membicarakan bisnis dengan ayah,tapi ternyata-
Aku terus mendengarkan pembicaraan mereka berdua. Aku menutup mulutku dengan tangan ku agar tidak ketahuan.
"Tapi,aku tidak mencintai nya! Aku mencintai Will!"
"Isabelle,aku tidak tau kalau kau mencintai nya"
"Kapan,kapan pernikahan itu dilaksanakan,Mom?"
"Besok"
Apa?! Besok?! Kini dadaku terasa sesak aku berlari menjauh dari mereka berdua. Aku menuju taman dan duduk di pinggiran kolam ikan. Aku tidak henti-henti menangis. Aku merasa hancur. Entah apa yang aku lakukan sekarang. Suara gesekan sepatu membuatku berhenti menangis. Aku segera menyapu air mataku.
Ia memanggilku. Aku membelakangi orang itu. Ia terus memanggilku tapi aku tidak menghiraukannya.
"Ada apa dengan mu,Josephine?" ucapnya dengan suara parau.
"Josephine" panggilnya lagi.
"Kau akan menikah dengan kakakku,kan?" tanyaku menyapu air mata.
"I-iya. Maafkan aku,Josephine"
"Untuk apa kau meminta maaf padaku,Nick?"
"Hanya saja-" ia terdiam
Aku berdiri dan menghadap ke arahnya.
"Nick,mengapa kau tidak memberitahu ku?!"
"Sebenarnya,aku ingin memberitahu mu hari ini"
"Hari ini?! Sehari sebelum acara pernikahan?! Kau gila,Nick! Kau gila!" kini amarahku tidak terbendung lagi.

Hai,guys! Update lagi ^O^
Tengah malam,mimin nggak bisa tidur jadi-.ya lanjutin... moga kaga bosen sama ceritanya yaa :v

Vot dan comment selalu ditunggu,teman. Jangan lupa sahur bagi yang menjalankan yaaa-

KEEP READING AND KEEP ENJOY MY STORY
. -MIMIN :v

He's The Real PrinceWhere stories live. Discover now