15. Stop Make Me Hurt

2.3K 101 0
                                    

15. Stop Make Me Hurt

Oh,Will. Kau tidak bisa mencintai ku. Mereka telah mengambilku. Aku bukan milikmu,Will. Apakah kau merasakan apa yang sedang kurasakan? Mencintai mu tanpa alasan. Aku memang mencintai mu. Jika kau memang laki-laki sejati,ucapkanlah di hadapanku. Di depan ku. Hingga aku bisa mendengarmu pasti.
Jangan membuatku merasa sakit,Will. Aku tidak tahan menerima kenyataan. Seandainya,jika ayah tidak memperkenalkan ku dengan mu,mungkin rasa sakit ini tidak pernah terjadi. Tidak akan. Tetapi,jika ayah tidak memperkenalkan ku dengan mu,mungkin aku sudah tenggelam dalam kesunyian. Kau seperti obat,menyembuhkanku dalam kerterpurukan dan kesendirian ku selama ini.
Kau mengisi hari-hari ku dengan ceria dan tawa bahagia. Kini hatiku pecah berkeping-keping. Kenapa perpisahan ini sangat menyakitkan?
"Isabelle" panggil Will membuatku berhenti melamun.
"Ada apa dengan mu?"
"Tidak apa-apa. Aku baik-baik saja,Will. Don't worry"
"Hei,aku ingin kau menanggapi ku dengan serius,apakah bisa?" Will memohon padaku. Aku tidak tahu apa yang dia maksud.
"Menanggapi apa,Will?"
Ia tersenyum lalu mengucapkan
"Aku menyukai mu,Isabelle. Aku mencintai mu. Aku menyampaikan itu saja. Jika kau tidak menyukai ku,tidak apa-apa. Jika kau merasakan hal yang sama,aku sangat terhormat dan aku tidak akan mengecewakan mu,Isabelle" ia menggenggam tanganku.
Aku juga mencintai mu,Will! Sangat mencintai mu. Maafkan aku harus berbohong padamu. Ini juga untuk kebaikan kita. Aku juga merasa terhormat. Terhormat untuk mencintai mu. Aku kira kau tidak akan menyukai ku,Will. Ia menunggu jawaban ku. Aku tertunduk lemas mendengarnya.


Hai,kalian. Para readers •﹏•

Sorry,agak telat nge-post part-nya. Moga nggak bosan ya.. XD

Ingat,kasih vot sama comment,teman! ≧﹏≦

Dan... thanks banget kalian udah baca cerita ane. Jangan lupa buka puasa yaa.

KEEP READING AND KEEP ENJOY MY STORY AND DON'T FORGET,VOT AND COMMENT
. -MIMIN

He's The Real PrinceOnde as histórias ganham vida. Descobre agora