20. Aku Merasa Bersalah

2.4K 98 0
                                    

20. Aku Merasa Bersalah

"Hello,sister" sapaku padanya. Ia langsung tersadar dari lamunannya.
"Hei,Belle" jawabnya dengan senyuman terpaksa.
"Ada apa denganmu?" tanyaku mendekati nya.
"Umm,Aku-aku baik-baik saja" jawabnya dengan nada datar.
"Tidak mungkin,kau saja terlihat tidak bersemangat. Pasti ada sesuatu yang membuatmu seperti ini. Ayolah,katakan padaku,Josephine. I can keep a secret" kataku.
"Tapi,aku mohon"
"Mohon apa?" aku kebingungan.
"Jangan katakan kepada orang lain. Apapun itu. Janji?" Dia mengeluarkan jari kelingkingnya.
"Janji" jawabku sambil mengaitkan kelingking ku dengan jari kelingkingnya. Aku duduk di ayunan tepat di hadapannya.
"Hhmm,begini. Ughh,sangat susah menceritakannya padamu. Dan,kau jangan marah,Belle" ujarnya seraya menyeka rambut ginger-nya.
"Buat apa aku marah?" Aku memainkan ayunan yang aku duduki.
"Sebenarnya,aku sangat mencintai Nick. Begitu pun dengannya. Dia pernah bilang padaku bahwa dia mencintai ku. Saat itu,aku kira dia hanya mengunjungi kerajaan kita. Tapi,maafkan aku,Belle" dia tertunduk sedih dan mengeluarkan air mata.
Aku berhenti mengayunkan ayunan dan berjalan mendekatinya.
"Saat itu,kulihat kau bersama ibu membicarakan sesuatu. Dan aku menguping pembicaraan kalian berdua. Saat aku mendengar kalau kau menikah dengan seseorang,aku khawatir kalau laki-laki itu adalah Nick. Dan ternyata benar dugaanku. Kau akan menikah dengan Nick. Aku merasa sangat sedih. Dan saat itu,Nick mendatangi ku dan kami bertengkar. Dan,saat emosiku tidak terkendali,aku sempat membencimu. Aku benar-benar minta maaf,Belle"
"Oh,Josephine. Kau tidak perlu meminya maaf padaku,akulah yang seharusnya meminta maaf padamu. Ayo,kita harus masuk ke dalam istana. Acara makan malam akan dimulai,Jo" ajakku.
"Tidak perlu. Aku takut bertemu dengan Nick. Bertemu dengannya aku merasa sakit. Aku hanya disini. Memandang bintang yang bertaburan"
"Benarkah? Okey,aku duluan,Jo" aku mengelus rambutnya dan pergi ke dalam istana. Langit sudah berwarna jingga,dengan warna ungu tipis di ujungnya.
Oh,Tuhan. Apa yang harus aku lakukan? Aku merasa sangat bersalah pada adikku sendiri. Tiba-tiba aku menangis. Kepalaku sangat berat saat ini. Aku segera menyeka air mataku dan memasuki ruang makan. Suara bising sendok dan garpu digesekkan ke piring membuatku terkejut.
"Ini dia pengantin wanita kita!!" Seru salah satu orang yang langsung menarik tanganku. Laki-laki itu berhenti menarik tanganku saat aku berada di kursi makan menghadap langsung dengan Nick.
"Duduklah disini,Princess!" Laki-laki itu terlihat sangat kasar. Makan malam disiapkan. Di hadapanku,sudah ada piring diisi dengan makanan khas kerajaan. Yaitu,bubur yang berwarna hijau yang rasanya asin. Berwarna hijau karena dicampur dengan teh ditumbuk sampai halus.
Ditambah dengan roti gandum yang rasanya juga asin. Aku tidak berani menghadap ke depan. Nicholas Varmord. Pangeran dari kerajaan Crowle. Iris mata berwarna abu-abu dengan rambut kecoklatannya. Aku belum melihat Josephine. Aku melihat satu kursi yang kosong tepat di sebelah Christian,kakakku. Dan Christian berada disamping Nick. Aku hanya memain-mainkan makan malamku.
Ellizabeth menegurku dengan berpura-pura batuk beberapa kali. Aku tetap tidak mempedulikannya. Yang hanya dipikiranku ialah Will. Bagaimana perasaannya setelah aku beritahu bahwa besok aku akan menikah? Apa yang sedang dia lakukan malam ini? Apa dia marah padaku? Apa dia kecewa padaku? Apa dia merindukanku? Apa dia,ah,entahlah. Seribu pertanyaan mengelilingi otakku. Dan kesekian kalinya aku kembali menangis. Aku memang cengeng. Jangan menangis,Isabelle! Kau gadis yang kuat! Aku terus memotivasi diriku sendiri. Tapi,aku tidak bisa!
"Permisi,aku harus pergi" aku pun pergi. Sekilas,aku melihat kedua kakakku dan Nick menatapku aneh. Ya,aku memang aneh. Beberapa jam ini emosiku tidak terkontrol dengan baik. Aku melepaskan high heels-ku dan aku menjinjing heels ini.
Aku duduk di sebuah batu yang berukuran lumayan besar untuk aku duduki. High heels-ku kulempar ke sembarang tempat. Bisa dikatakan ini sebagai 'pelampiasan'. Aku kini menangis. Make up yang mempercantik wajahku seketika luntur. Kini tangisanku semakin keras. Aku menutup wajahku dengan kedua tanganku. Aku serasa ditimpa beton seberat lima ton. Aku tidak bisa berhenti menangis. Aku mengacak-ngacak rambutku sendiri hingga kusut. Kepangan yang Ellizabeth buat,kini sudah tidak berbentuk. Aku seperti orang gila yang memakai gaun.
Aku terlihat seperti monster dengan make up luntur. Aku terlihat sangat buruk. Bisa kudengar langkah kaki seseorang yang mendekatiku.
"Siapa kau?" aku langsung merenspon suara langkah kaki itu.
"Emm-ini aku,Nick"
"Apa yang kau lakukan disini,Nick?" Aku masih membelakanginya.
"Apa kau baik-baik saja,Isabelle?" tanya Nick.
"Entahlah" jawabku seraya memperbaiki 'tampilanku'.
"Bolehkah aku duduk di sampingmu?"
"Yeah,tentu saja. Mungkin saat kau melihatku,kau akan lari terbirit-birit" kini aku mengikat rambutku menjadi kuncir kuda.
"Tidak akan. Aku ingin berbicara padamu"
"Kalau begitu,ceritakanlah. Aku masih bisa mendengarkan"
"Okey. Kau tidak mencintai ku,kan?"
"Dan kau juga,Nick. Kau mencintai adikku,Josephine" dia menengok ke arah ku. Aku membalas tatapannya.
"Darimana kau tau?"
"Darimana aku tau? Tentu saja aku mengetahui nya. Dia bercerita padaku bahwa dia sangat mencintai mu"
"Aku juga mencintai nya"
"Aku hanya ingin bilang bahwa,temuilah Josephine. Dia terlihat sangat sedih"
"Bagaimana tentang makan malamnya?"
"Lupakan tentang makan malam bodoh itu. Aku hanya ingin kau sekarang menemui Josephine"



Hai,readers? Ceritanya gimana? Kasih comment nya ya buat masukan mimin nanti. Mimin tunggu vot sama comment-nya.

Makasih juga karena udah baca cerita ini, love you all✨

KEEP READING AND KEEP ENJOY MY STORY
-MIMIN :v

He's The Real PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang