08 - Our mistake

20 6 6
                                    

Harsa mengusap wajah, matanya menyipit menyesuaikan cahaya yang langsung masuk ke dalam manik matanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Harsa mengusap wajah, matanya menyipit menyesuaikan cahaya yang langsung masuk ke dalam manik matanya. Salah satu tangannya mati rasa, karena sesuatu sedang singgah di sana.

Kapan Harsa pulang, perasaan kemarin malam Harsa tidur di atas tikar, tapi sekarang rasanya dia sedang terbaring di atas kasur empuk, tidak mungkin jika Naren merelakan kasurnya untuk Harsa.

Lelaki itu tidak mengingat, tapi saat melihat ruangan asing yang di tempatinya, Harsa langsung melotot, dia melirik Shireen yang tertidur di sampingnya.

"Damn! enggak, bukan ini yang gue mau, Harsa anjing. Harsa tolol" Harsa memaki dirinya sendiri, salah satu tangan Harsa bergetar, mencoba membuka selimut yang menutupi tubuhnya.

Sial. Harsa tidak memakai sehelai benang pun di tubuhnya. "Shireen.. " Ucapannya terdengar sedikit bergetar saat memanggil perempuan di sebelahnya.

Shireen terbangun, ia melirik Harsa yang juga meliriknya. Tangan Shireen tanpa sadar sudah memeluk dada telanjang Harsa.

Perempuan itu hampir berteriak. Namun, Harsa lebih dulu membungkam mulutnya. "Kamu apain aku Shireen?" Harsa benar-benar merasa hancur. Hancur masa depannya. Hancur pula hidupnya.

Iya sehisteris itu Harsa.

"Kak?" Shiren tidak kalah panik. Perempuan itu bangkit dari tidurnya, dadanya ia tutupi dengan selimut yang sebelumnya mereka pakai.

Harsa ikut bangun, dia sedikit menggerakan tangan yang sebelumnya Shireen tiduri, benar-benar mati rasa. "Shireen baju aku di samping kamu, tolong pakein tangan aku mati rasa."

"GILAA YA KAK HARSA" Shireen mengambil handuk kimono yang tidak jauh dari tempatnya.

"Yaudah jangan liat!"

"O-oke" Harsa langsung berbalik agar tidak melihat Shireen.

"Udah kak" Shireen mengambil kaos polos yang sebelumnya tergeletak sembarang di atas lantai. Shireen langsung memasukkannya saat Harsa sudah berbalik ke arahnya.

"Masih mati rasa gak?" Tanya Shireen.

"Udah tapi sekarang kesemutan"

"Celananya mau di pakein juga?" Tanya Shireen, dengan tangan yang bergetar.

"ENGGAK DONG!" Mata Harsa membulat, ucapan Shireen benar-benar di luar nalar.

"Eh iya" Shireen segera berbalik agar tidak melihat Harsa.

"Jangan liat Shireen, aku mau pake celana. Dengerin ya, Aku harus ada di rumah Naren sekarang, nanti aku ke sini pura-pura ngajak kamu ke kampus bareng" Jelas Harsa mencoba untuk mempermudah situasi. Mereka tidak mungkin menunggu Viola pulang.

"Kak Harsa mau kabur" Shireen tidak peduli, perempuan itu menatap Harsa yang masih berusaha menaikkan resleting celananya.

"Enggak akan, Shireen" Harsa langsung berlari, untung saja ini masih pukul setengah tujuh, teman-temannya pasti belum sadar kan. Semoga saja iya.

My Butterfly is YouWhere stories live. Discover now