10 - Break up!

23 6 4
                                    

Meskipun Harsa selalu tersenyum lebar di depan Shireen

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Meskipun Harsa selalu tersenyum lebar di depan Shireen. Tapi lelaki itu lebih banyak diam saat bersama ketiga temannya.

Jarang sekali Harsa seperti ini, biasanya Harsa selalu heboh seperti orang kerasukan, tapi kali Harsa terlihat seperti mayat hidup.

Rasanya sudah sekitar satu bulan lebih sejak hari itu. Harsa masih di hantui rasa bersalah, dan yang paling dia takuti Shireen hamil. Harsa sangat takut jika hal itu akan menimpa Shireen nantinya.

"Udah hampir lima bulan, udah dapet apa? kenapa belum putus juga?" Davian menghembuskan asap rokok dari dalam mulutnya. Gumpalan asap yang mereka keluarkan perlahan pudar, oleh hantaman angin.

"Lo masih inget taruhannya kan? harusnya satu bulan. Bulan kedua kita biarin, karena lo bilang belum dapet apa-apa, terus bulan ketiga kita masih ngasih waktu.. tapi akhir-akhir ini, mau di ajak ngomong gini susahnya minta ampun, lo lebih sering prioritasin Shireen" Kata Galan, sambil menatap nanar Harsa yang tidak berubah.

"Iya. Gue inget, kita cuman harus manipulasi pasangan kita buat dapetin apa yang kita mau? itu maksud lo kan? gak mungkin lah gue lupa" Harsa menunduk, lelaki itu tersenyum pedih, sambil menjatuhkan sebagian ujung rokok yang sudah menjadi abu.

Sedangkan di samping tembok, Shireen mengepalkan tangan, air matanya tertahan, membuat pandangannya berkabut. Sebelumnya Shireen berniat untuk menunjukkan tespack, tapi apa yang Harsa bicarakan sekarang?, Taruhan.

Shireen perlahan pergi menjauh. Perempuan itu menjatuhkan tespack yang sejak tadi ada pada genggamnya. Shireen tidak pernah berpikir jika Harsa akan tega menjadikannya bahan taruhan.

"Terus kenapa belum putus?" Tanya Davian.

"Gue sayang sama Shireen, gue gak bisa lepasin dia, jadi yaudah. Gue bakal turutin maunya kalian apa" Balas Harsa, membuat Davian, dan Galan tersenyum penuh kemenangan.

"Tapi, sebenernya dari awal, gue emang suka sama Shireen. Gue rasanya kenal Shireen itu siapa, gue iyain ajakan kalian, karena mau memastikan aja, gue juga emang butuh trial dan ya, satu bulan gue pikir cukup buat tau banyak tentang Shireen, tapi gue beneran udah stuck sama dia sekarang" Harsa tiba-tiba tersenyum saat membayangkan bagaimana senyum manis Shireen selalu menyapanya setiap hari.

"Bacot, lo tetep harus turutin kemauan kita" Galan menepuk pundak Harsa cukup keras, membuatnya sedikit meringis.

"Nyeri tolol ih" Harsa usap bagian tubuhnya, yang terkena pukul. "Shireen dimana ya" Sambung Harsa.

Lelaki itu mencoba menelpon nomor Shireen, tapi terus di tolak oleh kekasihnya. Tawa dua lelaki di sampingnya mengudara saat melihat panggilan Harsa terus di tolak oleh Shireen.

"Kasian anjir" Galan terus tertawa sambil memukuli lengan Davian, untuk menyalurkan kepuasannya.

"Eh, udah-udah" Davian melirik Harsa yang menatap tajam ke arah mereka.

My Butterfly is YouWhere stories live. Discover now