4. Lokitty

74 7 5
                                    

Pada hari Sabtu pagi, masih agak pusing karena pengar semalam, Lecs berbaring menelungkup di tempat tidurnya, berusaha melanjutkan tidur dan mengabaikan sinar matahari yang merembes masuk dari jendela di atas tempat tidur. Di kamar mandi, air mengalir diiringi nyanyian seseorang. Rumahnya yang tak seberapa besar tak benar-benar menjanjikan kedap suara, jadi selain sinar matahari dan kicau burung di luar yang bersemangat membangunkannya, Lecs harus pula mengabaikan lagu baru Meghan Trainor yang dinyanyikan penuh semangat dari kamar mandi.

Untuk menambah buruk penderitaannya, ponselnya bergetar di nakas. Lecs mengerang, tangannya yang menggantung di sisi tempat tidur terangkat dan memukul-mukul nakas hingga menemukan ponsel yang baru berhenti bergetar. Dengan satu mata tertutup bantal dan satu mata disipitkan, ia membaca SMS yang masuk dari Nefer barunya.

Aku mau kamu handle Lokitty di Woodland. Atau di markas mereka. Pastiin keterlibatan mereka sama kasus dua malam lalu.

Tidak ada halo, tidak ada trims. Masuk dan keluar tanpa tedeng aling-aling. Lecs agak terkejut membaca isi pesan tersebut tapi toh ia tak pernah akrab bercengkerama dengan Nefer tersebut sebelum ia naik pangkat menjadi Nefer.

Di sisi lain tempat tidur, sebuah ponsel lain berbunyi menandakan SMS masuk. Dengan malas Lecs berguling dan membuka kunci yang ia hafal, persis ketika ponsel miliknya kembali bergetar. Gadis itu mengeluarkan suara campuran antara dengusan dan erangan, lalu membuka kedua SMS itu bersamaan.

Di ponsel satunya, isi pesan tersebut adalah:

Tolong handle Vapor soal keterlibatan mereka di kecelakaan dua malam lalu.

Dan di ponsel miliknya sendiri, pesannya berbunyi:

Oh, ya. Bilang juga sama Han untuk pastiin soal Vapor. Tks.

Lecs menghembuskan napas keras. Setidaknya kali ini ia masuk dengan tolong dan keluar dengan thanks versi singkat; meski dilakukan di dua pesan yang berbeda. Sementara itu, di kamar mandi gemericik air telah berhenti, meski tidak begitu dengan nyanyiannya. Tak lama kemudian, pintu kamar mandi terbuka dan Han melangkah masuk ke kamar.

"Nefer mau kamu ngurus Vapor soal Nat."

Han berhenti di ambang pintu. "Dia mau aku ... ngapain?"

"Nih." Lecs memberikan pada Han ponsel gadis itu. "Sori aku buka."

Sambil mengurai ikatan rambutnya di sisi kepala, Han membaca SMS tersebut. "Hm. Sovia jelas cepat beradaptasi dengan jabatan barunya."

"Maksudmu Nefer," koreksi Lecs.

"Sovia. Nefer. Terserah. Dia enggak bertindak kayak Nefer, menurutku."

"Cepat atau lambat kamu harus nerima dia sebagai Nefer baru, tahu kan." Lecs mengamati saat Han menyampirkan handuk di kaki tempat tidur dan membuka salah satu pintu lemari, mengenakan pakaiannya di atas kamisol dan celana pendek yang telah ia ganti di kamar mandi.

"Aku bisa ambil opsi lambat," ujar Han sembari mengenakan kaus lengan pendek dengan logo salonnya. "Aku enggak suka caranya yang berdarah panas. Pram dan Nat sebelumnya lebih sering bersikap diplomatis, dan itu berhasil untuk Femme."

"Tapi enggak berhasil untuk mereka," Lecs mengingatkan. Gadis itu akhirnya duduk di atas tempat tidur dan menyisir rambutnya yang kusut dengan jemari. "Ugh, kepalaku sakit banget."

[ID] H2H: Femme Fatale | Novel: HiatusWhere stories live. Discover now