Chapter 9

490 26 9
                                    

Marc

Aku duduk di kursi belakang penumpang bersama Sofia. Aku menghalangi segala sesuatu dalam diriku untuk tidak melihat dan menatapnya.

Dia mengenakan bodycon dress dan menggunakan lipstik merah.  Lipstik merah itu membuatnya bibirnya semakin menarik dan membuatku ingin menciumnya saat itu juga.

Aku akhirnya memutuskan untuk bertanya tentang Alex.

"Jadi, kau dan Alex punya hubungan lebih sekarang?" tanyaku canggung, berharap jawaban negatif darinya.

"Aku tidak tahu. Maksudku kami tidak pernah membicarakan tentang hal itu, dan kami belum menganggap kami seperti itu" jawabnya dan aku mengangguk.

"Aku tidak yakin aku siap untuk berkomitmen" tambahnya dan itu memuaskanku.

Aku mengangguk dan memilih untuk tetap diam selama perjalanan.

Saat aku membayangkan Alex dan Sofia, jika mereka memang ada hubungan lebih atau mereka berpacaran saat ini, itu pasti akan membuatku terluka, aku bahkan tidak tahu kenapa.

Aki bingung dengan perasaanku kepada Sofia. Ini jadi menakutkan sekarang.

"Kita sudah sampai" kata Sofia menyadarkanku. Aku mengangguk dan keluar. Aku merapikan kemeja putihku dan menutup pintu dibelakangku. Aku menggulung lengan bajuku seperti biasa. 

Aku melihat sebuah rumah klasik dan mengikuti Sofia menuju kearah pintu

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

Aku melihat sebuah rumah klasik dan mengikuti Sofia menuju kearah pintu.

Dia membunyikan bell dan aku membawanya berdiri disampingku dengan menarik pinggangnya dan tanganku tetap dibiarkan di pinggangnya, seolah-olah kami terlihat seperti pengantin baru yang bahagia. Aku meletakan tanganku satunya didalam kantong celanaku.

"Apa kau gugup?" tanyanya dan aku menoleh kearahnya.

"Sedikit" jawabku sambil menatap bibirnya karena kami sangat dekat dan jika pintunya tidak terbuka, aku akan menciumnya sekarang.

"Sofia!!!" Neneknya memeluknya dan kemudian melihatku.

"Marc, sudah lama tidak bertemu denganmu" katanya nenek. Aku tersenyum sebelum memeluknya.

"I miss you grandma" kataku.

"Kau semakin tampan sekarang, bahkan lebih tampan dari yang Sofia ceritakan" katanya dan aku dan Sofia blushing.

Jadi dia pikir aku tampan? Aku akan menggodanya karena ini jika kami normal. Kalian tau sendirilah normal seperti apa yang ku maksud.

"Ayo masuk" Nenek mengajak kami masuk dan mempersilahkan kami duduk di sofa tuanya.

Aku duduk tapi Sofia tidak.

"Aku akan buatkan kopi untuk kita" katanya dan menghilang ke dapur.

Aku ingin berteriak dan memanggilnya kembali karena aku sangat nervous dan aku membutuhkannya disisiku. Aku sangat tidak terbiasa dengan ini.

Aku berdehem dan melihat nenek Sofia.

Closer (DISCONTINUED)Where stories live. Discover now