Undercover Operation #15

2.8K 202 1
                                    

Aku terbangun dari tidurku. Walaupun aku tak tahu, apa waktu sudah menembus pagi atau masih malam. Sejauh ini belum ada yang menarikku keluar dari sel transparanku ini. Atau apa mereka masih belum tahu itu? Kuharap mereka selamanya takkan tahu apa yang sedang kurencanakan.

Terdengar suara yang menandakan kami bisa keluar dari sel, itu berarti waktu sudah menembus siang. Para penjaga bertopeng datang untuk membuka pintu-pintu kami. Tapi suatu peringatan membuat mereka berhenti mengetuk.

"Pengumuman untuk semuanya, perintah dari Presiden Zarloch, tidak boleh ada yang keluar dari sel saat ini. Saya ulangi, tidak boleh ada yang keluar dari sel saat ini. Terima kasih."

Mereka menutup kembali pintu-pintu yang sudah tadi mereka buka. Apa mereka sudah tahu? Apa dua orang yang tadi malam kuserang mengadu kepada Presiden Zarloch? Aku takut meninggalkan teman-temanku disini. Aku takut mereka gagal, tapi bukan berarti aku tidak takut jika aku bersama mereka. Kuharap Jack dan Max akan membantu mereka melewati semua ini. Sedangkan aku ... entahlah apa yang akan terjadi sesudah ini. Tiba-tiba tiga orang datang ke lorong E, Presiden Zarloch dan dua orang pengawalnya. Mereka berjalan tepat kearahku. Aku tahu itu.

"Selamat pagi, Bieber. Kudengar kau ingin berkhianat. Apa yang kau lakukan tadi malam?" tanya Presiden Zarloch dengan santai,

"Tidak ada."

Ia tertawa, "Yang benar saja, kau memukuli dua orang di ruanganku, kan?"

Aku perlahan mengangguk, "Itu tidak disengaja."

"Tapi, itu tetap saja pelanggaran terbesar. Apa yang kau curi?"

"Tidak ada. Aku sleepwalking."

"Oh, benarkah?"

"Ya."

"Ya apa?"

"Ya, pak Presiden."

Ia menatapku sambil tersenyum, beberapa detik kemudian, ia berkata, "Bawa dia keluar dari sini!"

Mereka menarikku keluar dari sel transparan, sebelum mereka membawaku jauh, aku memberi kode kepada Carmen, "Tu dois leur dire de quand même réaliser les plans, la carte est dans la cave. Carmen, je compte sur toi." aku tahu ia mengerti,

"Hentikan basa-basi bahasa asingmu." dan mereka tidak,

Mereka membawaku keluar dari lorong. Aku sudah bisa memprediksikan apa yang akan terjadi. Seketika, aku berfikir apa yang akan terjadi pada timku. Aku harap para anak buah dan Zarloch sendiri tak akan mengetahui teman-temanku semua. Beberapa lama kemudian, kami berhenti di sebuah ruangan yang terisolasi. Satu orang penjaga membuka pintunya dan memasukanku ke ruangan kecil itu.

"Selamat bersenang-senang di ruangan barumu, Justin Bieber!" teriak Zarloch,

"Kapan aku akan keluar?!"

"Setelah kita sampai!"

"Kita tak akan sampai, tak akan pernah!"

Ia menatapku, menelan ludah dan membenarkan dasi hitamnya, "Ya."

Mereka menutup pintu ruangan ini dan mungkin meninggalkanku. Ruangan ini gelap, tidak ada penerangan sama sekali. Bahkan kasur atau benda-benda yang ada di sel transparanku pun tidak ada disini. Hanya ada ventilasi yang lumayan besar di atas dan celah dibawah pintunya. Harapanku untuk mencoba kabur dari ruangan kecil ini mungkin hampir tidak ada.

Jesslyn's POV

"Justin bilang kita harus tetap menjalankan misi-misi ini. Kita harus mengambil peta yang ia berhasil curi dari ruangan Zarloch di basement. Oh ya, satu lagi, dia mengandalkan kita untuk satu atau dua misi." jelas Carmen,

Undercover OperationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang