Undercover Operation #16

2.6K 209 5
                                    

"Dengar. Kau harus merangkak melewati ruang pipa itu. Kami menyiapkan tali untukmu dan sebuah magnet paling kuat untuk menyegel pintunya. Hanya untuk berjaga-jaga." Max memberikanku dua magnet tapal kuda,

"Bagaimana dengan Carmen dan Jack?" aku mengikat tali yang diberikan Max,

"Mereka pasti sudah sampai disana."

"Baiklah, kurasa kita harus masuk."

"Oh, Jess." aku menatap Max, "Maaf, aku tak seharusnya meninggalkan Justin saat itu."

"Dia tidak apa-apa."

Kami mulai masuk ke ruangan gelap ini, dan bisa dikatakan ruang paling bising karena banyak pipa yang berhantaman, mereka juga mengeluarkan asap. Hanya aku dan Max. Aku menaiki tangga yang berada diujung dan melihat sebuah ventilasi besar. Tapi, niatku untuk membukanya hilang ketika aku melihat Zarloch dan para penjaga bertopeng yang melepas topeng mereka itu seperti sedang mengadakan rapat. Aku secepatnya turun.

"Ada apa, Jess?"

"Mereka semua berkumpul disitu."

"Tapi, ini bukan jam..." ia terdiam,

"Apa?"

"Perencanaan bom roket, diskusi pembuangan." katanya seperti berbisik,

"Oh, jadi kita harus kembali besok atau apa?"

"Tidak! Sekarang mereka sedang merencanakan diskusi pembuangan. Mereka bisa saja membuang Justin besok."

Aku menatapnya, entah kenapa kini tenggorokanku sakit karena menahan tangis. Justin tak boleh meninggalkan kami. Dia harus selalu ada untuk kami, apapun yang terjadi. Bukan karena aku takut tapi... Aku benar-benar membutuhkannya. Max menatap pipa-pipa yang ada disini kemudian mencoba untuk melepaskannya.

"Apa yang kau lakukan, Max?"

"Aku akan membuat sekumpulan asap. Aku juga tak mau Justin dibuang." ia menarik sebuah pipa, "Karna aku percaya padanya."

Ia terus melepas dan memasang pipa-pipa itu hingga pipa itu cukup panjang, ada asap yang keluar diujungnya. Ia mengarahkan itu ke ventilasi yang mengarah ke ruang rapat. Max mencari pipa baru dan melakukan hal yang sama. Hingga tiga pipa yang mengeluarkan asap tebal mengarah ke ventilasi dan mengisi ruangan itu dengan asap.

"Kau pakai topengku. Itu akan membuatmu bisa bernafas disana. Intip ventilasi, apakah mereka masih disana?"

Aku melakukan apa yang dikatakan Max, "Mereka sudah pergi."

"Apa pintu mereka tertutup?"

"Ya."

"Kalau begitu, pergilah! Cepat! Sebelum mereka mengetahui kita."

Aku menyingkirkan pipa-pipa di depan ventilasi dan masuk ke dalamnya. Aku secepatnya menyegel pintu dengan kedua magnetku dan mencari kunci ruangan isolasi. Aku mencari dibawah kertas-kertas yang berada di meja, di laci-laci bahkan dibawah meja sekalipun. Akhirnya aku menemukannya tergantung di dinding diatas sebuah meja. Ketika aku akan naik kembali ke ventilasi, Max turun dari sana dan menyuruhku berbalik.

"Ada apa?!" kutanya,

"Mereka memasuki ruangan pipa! Cepat buka pintunya!"

Aku mulai panik dan tak bisa melepaskan magnet yang menyegel pintu ini. Tak lama kemudian Max menariknya sekuat tenaga dan kami pun berhasil kabur. Tidak ada siapapun di lorong depan ruangan ini. Mungkin mereka semua pergi melihat ruangan pipa.

"Mungkin kita akan membebaskan Justin besok."

"Jess, apa kau gila?! Besok ia akan dimasukkan ke tangki generator dan dibuang ke dasar laut!"

"Bagaimana kau tahu itu?!"

"Kemarin seorang anak bernama Dash memberontak dan menyakiti tiga penjaga, lalu ia dimasukan ke tangki generator."

Aku berlari secepat yang aku bisa. Sekali lagi, aku tak akan membiarkan mereka membuang Justin. Max menarik tanganku agar berlari lebih cepat hingga kita berada di depan ruang isolasi milik Justin. Dan membukanya.

"Justin?" ia berbalik, "Justin, apa yang mereka lakukan padamu?!"

"Tidak ada. Hanya sedikit tamparan."

"Hey, simpan saja percakapan itu untuk nanti. Kita harus bergegas. Mungkin Justin harus tinggal di ruang tempat bangkai-bangkai robot."

Undercover OperationWhere stories live. Discover now