MSB // 11

14.3K 1.4K 138
                                    

Sebulan berlalu sejak malam ia keluar bersama Melany. Keluar dalam arti kata yang sebenarnya. Setelah bersenang-senang mereka pulang ke rumah masing-masing.

Tidak seperti biasanya yang setelah bersenang-senang di club Alan akan berakhir di atas ranjang di sebuah kamar hotel bersama wanita.

Malam itu Sandra menghubunginya, namun Melanylah yang menerima panggilannya.

Entah kenapa Alan merasa tidak enak pada Sandra. Ia sudah menyiapkan jawabannya untuk Sandra jika saja Sandra menanyakan perihal Melany.

Sejak malam itu, hingga hari-hari berikutnya Sandra tidak juga menanyakannya. Harusnya ia senang karena ia tidak perlu berbohong. Tapi bagaimana cara menjelaskan rasa tidak sukanya ini. Perasaan kesal karena Sandra tidak peduli padanya. Karena Sandra tidak menanyakan siapa Melany.

Dua minggu setelah malam itu, ia sempat menemani Sandra menonton Jafest yang sialnya membuat ia bertemu dengan Adrian dan Sofia.

Pasangan aneh masa kini menurutnya. Alan tidak pernah keberatan Adrian berhubungan dengan Sofia. Hanya saja, dalam kamus Alan hal seperti itu di sebut aneh. Seharusnya Adrian lebih memilih wanita dewasa. Seperti dirinya yang kini tengah dekat dengan Melany.

Beberapa kali Sandra memintanya untuk di temani ke toko buku atau hanya untuk menonton film. Dan Sandra sama sekali tidak pernah membahas tentang Melany.

Kesibukannya di kantor yang bertambah, membuat ia sedikit kesulitan membagi waktunya. Antara menemani Sandra atau Melany. Karena Melany juga mulai sering mengajaknya keluar bersama.

Saat ini Alan sedang di sibukkan oleh beberapa Offering letter yang masuk dari perusahaan-perusahaan lain.

Tidak hanya memperhatikan dari segi isi dari penawaran yang masuk melainkan mengecek kebonafidan perusahaan-perusahaan itu.

Kadang Alan lebih memilih bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang baru berkembang. Mereka biasanya mengutamakan kesempatan yang sudah di berikan dengan sangat baik daripada perusahaan-perusahaan besar yang sudah memiliki nama. Mereka lebih cerewet namun lambat dalam pengerjaannya.

Drrrrrtttt

Telpon di meja Alan berdering.

"Halo," ucap Alan.

[.......................]

"Suruh dia masuk" ucap Alan pada Santi.

"Hi Kak, selamat siang" ucap Sandra memasuki ruangan Alan. Wajah Alan tersenyum senang melihat keceriaan di wajah Sandra.

"Hi, adik kecilku yang cantik. Apa kabarmu?" ucap Alan yang langsung menghentikan konsentrasinya pada OL di hadapannya.

Wajah ceria Sandra jelas lebih menarik dari susunan-susunan surat yang membuat mata dan kepalanya pusing bersamaan.

"Baik. Kakak sudah makan siang belum?" ucap Sandra.

"Belum. Kenapa?" ucap Alan melirik kotak makan yang di bawa Sandra.

"Kebetulan aku membawa bekal makan siang buat Kakak" ucap Sandra.

"Wah pasti enak sekali. Kakak juga sudah lapar" ucap Alan bangun dari duduknya.

Alan memutari mejanya. Meraih kotak makan Sandra dan membawa Sandra ke sebuah meja di sudut ruangannya. Sebuah meja berukuran kecil dengan dua buah sofa single di sisi kiri kananya.

"Kau masak apa?" ucap Alan.

"Hanya daging goreng dan cah kangkung Kak. Jangan marah kalau tidak enak ya" ucap Sandra dengan wajah memelas membuat Alan mengacak rambutnya pelan.

"Kalau tidak enak. Kau harus lebih banyak belajar" ucap Alan.

"Tentu saja" ucap Sandra menganggukkan kepalanya.

Sandra membuka kotak makan siangnya dan menyerahkan sendok pada Alan.

"Kau tidak ikut makan?" ucap Alan.

"Aku sudah makan" ucap Sandra. Alan mengangguk kemudian mulai mencicipi masakan Sandra. Sesekali Alan terlihat mengernyit. Seolah sedang merasakan suatu rasa di lidahnya. Alan menghabiskan menu makan siangnya sampai tidak bersisa.

Sandra memperhatikan Alan sedari tadi. Selain menikmati wajah Alan yang sedang makan. Ia juga harap-harap cemas. Ia ingin tahu pendapat Alan tentang masakannya.

"Bagaimana Kak?" ucap Sandra.

"Ini. Lumayan enak" ucap Alan.

"Benarkah?" Sandra nampak kecewa.

"Hanya kurang garam dan kurang pedas saja. Yang lainnya sudah pas" ucap Alan menghibur Sandra yang nampak kecewa.

"Kakak benar, aku harus lebih banyak belajar." ucap Sandra.

"Sedikit lagi. Masakanmu pasti paling lezat." puji Alan.

"Iya Kak, terima kasih. Kakak sedang sibuk sekali ya?" ucap Sandra melirik meja kerja Alan yang menumpuk karena berkas-berkas.

"Lumayanlah." jawab Alan.

"Berarti kedatanganku mengganggu ya?" ucap Sandra.

"Eh, tidak. Tentu saja tidak. Kau bahkan menyelamatkanku dari kertas-kertas menyebalkan itu." ucap Alan.

Sandra tertawa. "Mana bisa Kak. Kertas-kertas itu menghasilkan banyak uang untuk Kakak. Kalau aku menghasilkan apa coba?" ucap Sandra merasa lucu dengan ucapan Alan.

"Kau menghasilkan oksigen buat Kakak, setidaknya melihatmu membuatku bernapas dan memberikanku ketenangan." ucap Alan.

Wajah Sandra berubah. Ia tertegun mendengar ucapan Alan. Namun ia ingat, terakhir kali Alan mengatakan sesuatu yang mampu menghentikan jantungnya berdetak, ia tertipu.

Sandra kemudian tersenyum. "Tentu saja, pesona Sandra Amillia Dian itu setara O2 ataupun segala obat penenang di dunia ini." ucap Sandra membanggakan dirinya.

Alan tertawa mendengar ucapan Sandra yang sangat menggemaskan baginya. Alan mengacak rambut Sandra saking gemasnya.

"Please, bisa tidak kalian para laki-laki tidak melakukan hal ini, mengacak rambut seorang gadis dengan lembut sama halnya kalian mengacak hatinya dengan sangat keras." batin Sandra.

"Kamu menggemaskan sekali." ucap Alan.

"Ya. Dan Kakak merusak rambutku." ucap Sandra.

Perhatian Alan teralihkan pada ponselnya yang berdering di atas mejanya. "Sebentar ya." ucap Alan pada Sandra.

Sandra merapikan kembali kotak makan siangnya dan memasukkannya ke dalam tas.

Sementara itu Alan menerima panggilan telponnya. Sandra memperhatikan Alan yang tengah berbicara dengan seseorang.

Wajahnya terlihat senang. Sesekali ia tertawa dan mengucapkan kata Sayang pada lawan bicaranya.

Sandra terus saja memperhatikan Alan yang tengah berbicara. Jangan tanyakan perasaannya saat ini, karena kata-kata tidak akan pernah bisa menggambarkan rasa sakitnya.

Dan jangan abaikan kata-kata yang mengatakan, bahwa wanita adalah makhluk yang paling pandai menyembunyikan perasaannya, karena hal itu adalah benar.

Deg.

Alan terpaku ketika matanya bersirobok dengan mata Sandra yang kini tengah memperhatikannya. Perasaan aneh tiba-tiba merasuki hatinya. Meski Sandra sedang tersenyum padanya entah kenapa hatinya serasa tertusuk duri.

🐄🐄🐄

Heloooowwwwwww

I miss u guys maafkeun lama yah
Abang Alan masih menyebalkan jadi silahkan di cium 😂😂😂😁😁😁

I luph you pull muach

I Love You_My Stupid Boy (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang