MSB // 34

11.8K 1.3K 177
                                    

Sandra sedang berada di dalam ruang dosen pembimbingnya. Ia mengajukan beberapa judul untuk skripsinya nanti. Arahan dan nasehat yang di sampaikan dosennya di dengar dengan sangat baik.

Sandra bertekad untuk menyelesaikan skripsinya dengan cepat. Ia sudah tidak sabar untuk membuka usaha butik.

Jangan heran kenapa Sandra yang jurusan sastra memilih butik sebagai tujuan pekerjaannya. Namanya hoby, lagipula zaman sekarang, bidang ilmu apa kerjanya apa itu sudah biasa.

"Huft." Sandra menghembuskan napasnya lega setelah keluar dari ruangan dosennya. Ia sangat senang, salah satu judulnya di terima dengan sangat baik. Dosennya malah meminjamkan beberapa buku sebagai referensi.

"Butuh bantuan?" tanya Anthony melihat Sandra tengah kesulitan dengan buku-buku di tangannya.

"Tolong bawain ke mobil gue ya." ucap Sandra.

"Buku siapa? banyak bener." tanya Anthony seraya meraih buku-buku itu dari tangan Sandra.

"Dapat pinjaman dari pak Galang." ucap Sandra.

"Dia dosen pembimbing lo?" tanya Anthony.

"Iya." jawab Sandra.

"Syukur lo dapet dia. Orangnya baik banget." ucap Anthony.

"Alhamdulillah. Rezeki anak sholeha." ucap Sandra.

Sandra membuka pintu mobil, mempersilahkan Anthony meletakkan buku sebanyak empat buah yang tebal-tebal itu di kursi penumpang.

"Thanks ya." ucap Sandra.

"Nggak ada kuliah lagi?" tanya Anthony.

"Nggak ada. Gue cabut ya, bye." ucap Sandra melambaikan tangan, berjalan memutar ia memasuki mobilnya. Sandra melajukan mobilnya pelan.

Drrttt drrt drrrt

Ponsel Sandra bergetar dan mengeluarkan rington lagu dari Justin Bieber despacito.

"Ya, halo." ucap Sandra setelah meletakkan ponsel di telinganya.

"San,"

"Ada apa Kee?" tanya Sandra seraya memelankan laju mobilnya.

"Maafkan aku, tapi...aku butuh bantuanmu?" ucap Keenan.

"Bantuan apa? Kalau aku bisa kenapa nggak." ucap Sandra.

"Katya. Dia sedang berada di Plaza Indonesia sekarang. Bisakah kau menemuinya sebentar?" tanya Ario.

"Memangnya ada apa di PI? sampai di jemput." tanya Sandra.

"Dia tidak mau pergi dari sebuah butik di sana jika tidak membawa belanjaannya. Aku ada meeting penting 5 menit lagi." ucap Kee.

"Memangnya kenapa dia tidak mau pergi?"

"Aku memblokir semua kartu kreditnya." ucap Kee.

"Baiklah, aku kesana." ucap Sandra.

"Thanks god. Foto dan nomor ponselnya aku kirim ya." ucap Kee.

"Baiklah." ucap Sandra.

Tepat di lampu merah Sandra membuka linenya. Sandra tersenyum dan geleng-geleng kepala melihat foto Katya. Benar-benar anak-anak zaman now.

Sandra kembali tersenyum melihat pesan terakhir yang di kirimkan Ario.

Ario : Maaf merepotkan babu cantik😁thank you😘

Tiga puluh menit kemudian Sandra tiba Plaza Indonesia. Ia segera mencari butik tempat Katya berada. Tidak sulit menemukannya karena sekarang Sandra melihat Katya sedang berdebat dengan salah seorang pelayan.

Sandra segera mendekati Katya.

"Hm, selamat siang mbk." ucap Sandra memotong perdebatan Katya dengan pelayan itu.

"Mbk, gue belum selesai ngomong sama pelayan ini. Nggak usah ganggu deh." ucap Katya kasar.

"Katya." panggil Sandra dengan suara lembut.

Katya merasa heran, bagaimana wanita ini mengetahui namanya.

"Tau darimana lo nama gue?" tanya Katya sinis.

"Apa mbak kenal sama gadis ini?" tanya pelayan itu penuh harap.

"Iya mbk. Dia adik saya. Maaf sudah merepotkan. Berapa tagihannya?" tanya Sandra.

Pelayan itu terlihat lega, " Baik mbk mohon tunggu sebentar?" ucapnya berjalan menuju kasir. Pelayan itu memberitahu Sandra total tagihan belanjaan Katya yang tidak sedikit.

Sandra menyerahkan kartu kreditnya. Setelah pembayaran selesai Sandra membantu membawa belanjaan Katya.

"Tunggu dulu..tunggu. Lo siapa?" tanya Katya menarik tangan Sandra agar berhenti berjalan.

"Kenalin, gue Sandra. Keenan minta bantuan gue buat jemput lo. Gue antar lo sampai mobil. Kakak lo pesen setelah dari sini, lo...harus pulang." ucap Sandra.

"Teman darimana? Jangan-jangan lo salah satu cewek yang manfaatin kakak gue?" tuduh Katya.

Sandra mengehembuskan napasnya pelan. "Gue cuma temen kakak lo. Lagipula...buat apa gue manfaatin kakak lo. Bukannya lo yang manfaatin kakak lo." ucap Sandra seraya mengangkat tinggi belanjaan Katya.

Katya kesal dengan ucapan Sandra. Gadis yang mengaku sebagai teman Ario. Akhirnya dengan malas Katya mengikuti Sandra.

Kayak anak kuliahanan batin Katya.

"Yang mana mobil lo?" tanya Sandra.

Katya berjalan di depan Sandra dan membuka pintu mobilnya. Sandra memasukkan belanjaan Katya di kursi penumpang.

"Keenan bilang, lo harus langsung pulang." ucap Sandra memperingatkan.

"Iya iya." ucap Katya masuk ke dalam mobil. Ia tidak peduli apa hubungan mereka yang jelas belanjaannya sudah ada di tangan.

"Huft." Sandra mendesah lega. Bagaimana Keenan tidak pusing punya adik seperti itu.

Sandra terkejut melihat dua orang turun dari sebuah mobil.

Alan dan Melany?

Perlahan Sandra mengikuti keduanya. Tangan Melany masih bergelayut mesra pada Alan. Posisi seperti ini selalu di sukainya.

Sandra sedikit kesusahan mengikuti mereka di tengah ramainya. Mereka terlihat begitu bahagia.

Apa Kak Alan belum menyelasikan hubungannya dengan kak Melany?

Kenapa kak Alan juga terlihat bahagia?

Sandra berbalik tepat ketika Alan menoleh ke belakang. Alan terhalang oleh pengunjung yang lain. Ia menoleh karena merasa seperti ada yang memperhatikan.

Sandra menyandarkan kepalanya pada kemudi mobil. Apa sekarang kamu menjadi orang ketiga dalam hubungan seseorang?

Bagaimana perasaan lo kalau seseorang ngerebut pacar lo?

"Apa yang harus ku lakukan?" gumam Sandra.

🐄🐄🐄

Maafkan yah lama up, pas up malah dikit hee
Lagi mengurangi kadar mata terkena layar handphone dan komputer dan juga melemaskan jari-jari, kasian sepanjang hari dan malam hrs ngetik 😁😁😁

Luph u pul😘



I Love You_My Stupid Boy (COMPLETE)Where stories live. Discover now