MSB // 21

12.6K 1.2K 145
                                    

Alan sedang berada di kamarnya, menyetel musik keras-keras sambil bernyanyi ala rocker sejati. Tubuhnya melompat-lompat, kepalanya di gerak-gerakkan tidak beraturan dengan posisi tangan yang memegang gitar usang miliknya.

Tak.

Suara musik terhenti. Alan berhenti bergerak dan menoleh ke arah orang yang sudah menghentikan musiknya.

"Ibu." ucap Alan pelan dengan wajah kecewanya.

"Apa yang kau lakukan?"

Alan menampilkan cengirannya kemudian mendekati Ibunya. "Aku sedang olahraga Bu, lihat badanku berkeringat bukan?" ucap Alan menunjukkan kaosnya yang sudah basah oleh keringatnya.

"Eh, jangan dekat-dekat. Olahraga itu lari atau kamu ke gym aja, ato beli alatnya, lakukan di taman belakang kan bisa." omel Ibunya.

"Alan lebih suka seperti ini Bu, lebih berkeringat." ucap Alan.

"Oya, Ibu ada apa ke kamarku?" tanya Alan.

"Ibu tunggu di bawah, ada yang mau Ibu bicarakan."

"Ok Big Bos, Little Bos mandi dulu." ucap Alan berlari ke arah kamar mandinya.

Nyonya Hadinata menggelengkan kepalanya kemudian keluar dari kamar Alan.

Setengah jam kemudian Alan sudah berada di samping Ibunya. Seperti biasanya tontonan Ibunya ya drama korea.

"Ibu mau bicara apa?" tanya Alan.

"Kau sudah memberitahu Sandra?"

"Sudah Bu." ucap Alan.

"Apa katanya?" tanya Ibunya dengan antusias.

"Akan di usahakan Ibu." ucap Alan.

"Issh, kamu ini. Harusnya kamu bisa pastiin dong." ucap Ibunya memukul bahu Alan.

"Gimana Alan mau maksa Ibu? Ibu ini ada-ada aja." kata Alan.

"Terus pacar kamu itu kapan datang kemari? Terus kamu udah kasi tahu dia juga belum acara si kembar?" ucap Ibunya.

"Belum Ibu. Nanti ku beritahu begitu acaranya sudah dekat." kata Alan.

"Awas kalau dia ada acara terus nggak bisa datang." ancam Ibunya.

"Iya Ibu, kalau dia juga nggak bisa datang kan ada Sandra." kata Alan.

"Memangnya Sandra pacar kamu?"

Alan terdiam. "Ya enggaklah Bu." kata Alan.

"Memangnya kenapa?" desak Ibunya.

"Ya nggak kenapa-kenapa. Udah ah, Ibu ini bicara apa sih. Alan kembali ke kamar dulu. Ibu juga tidur sana, sudah jam 10 malam juga." kata Alan.

"Iya, iya bawel kayak Ayahmu, sana." usir Ibunya.

"Selamat malam Ibu." ucap Alan mencium pipi Ibunya.

"Malam." jawab Ibunya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Keesokan siangnya Alan bertemu dengan Melany di sebuah cafe. Hari ini Melany bisa menemani Alan seharian. Toko coklat miliknya sudah di handle oleh adiknya.

"Hai sayang, maaf apa aku terlambat." ucap Alan mencium pipi Melany.

"Nggak papa. Aku belum lama kok." ucap Melany.

"Bagaimana pekerjaanmu?" tanya Melany.

"Seperti biasa. Ķamu sudah pesen makanannya?" ucap Alan.

I Love You_My Stupid Boy (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang