MINE - 2

166K 8.3K 95
                                    

Happy reading 😉
🌸🌸🌸

Freya mengamati hujan yang turun dengan derasnya. Ia tidak menyukai hujan, baginya hujan itu sesuatu yang menakutkan. Karena hujan mampu menyembunyikan teriakan kepedihan. Dan hujan bahkan mampu menutupi tangis seseorang yang berdiri dibawahnya. Freya menghela nafas berat lalu menatap sekelilingnya. Perpustakaan saat ini tidak begitu ramai. Hanya ada beberapa mahasiswa dan seorang penjaga perpustakaan.

"Sendirian?" sapa seorang pria dengan ramah. Ia dengan santai langsung duduk dihadapan Freya.

Freya mendongak menatap pria dihadapannya lalu tersenyum tipis. Sangat tipis malah. Bahkan bagi sebagian orang yang melihat nya, orang akan menganggap ia tidak tersenyum sama sekali. "Begitulah."

"Kenapa kau suka sekali menyendiri disini."

"Aku tidak menyendiri," jawab Freya pelan. "Aku suka membaca dan disini tempat yang nyaman untuk melakukan nya."

Pria itu terkekeh pelan. Lalu menopang dagunya dengan sebelah tangan menatap Freya lekat. "Kau gadis yang menarik, Freya."

Freya menaikkan alisnya menatap pria dihadapannya heran. "Bisakah kau tidak menggangu ku, Eric."

Eric Claton, seorang mahasiswa terkenal dikampus ini. Selain berwajah tampan, ia juga anak seorang pengusaha sukses. Banyak gadis yang menaruh hati padanya. Tapi entah kenapa, dari ratusan gadis yang menyukai nya, ia lebih memilih seorang gadis yang suka menyendiri seperti Freya. Bagi Eric, Freya adalah gadis yang sangat cantik, hanya saja ia tidak pernah menunjukkan nya kepada dunia. Jika saja Freya menyukai sesuatu yang disukai wanita pada umumnya. Maka Eric yakin banyak yang akan mengejar gadis itu.

"Kenapa kau selalu menolak ku, Frey?" tanya Eric dengan nada pura-pura terluka.

"Aku menolak siapapun, Eric."

"Bagaimana caranya agar kau melihatku, Frey?" tanya Eric pelan. Kali ini nada nya benar-benar terluka.

Freya mengambil tas miliknya lalu berdiri. "Aku harus ke kelas, Eric," ucapnya dingin lalu melangkah pergi tanpa melihat wajah Eric yang kini menatap nya dengan tatapan terluka.
***

Freya melangkah memasuki kelas bahasa yang kini sudah ramai. Ia berjalan melewati beberapa gadis-gadis yang menatapnya dengan tatapan sinis. Mengabaikan tatapan yang diberikan padanya, Freya memilih bangku paling pojok dekat jendela lalu duduk, mengeluarkan ponsel dan memakai headset lalu menyetel lagu dengan volume maksimal.

Saat pertama masuk ke kampus ini, Freya yang notabene nya memang suka menyendiri, tidak memiliki teman sama sekali. Ia bahkan sering dianggap tidak ada. Dan Freya merasa bersyukur akan hal itu. Disini, ia memang tidak berniat mencari teman. Baginya kata 'teman' itu tidak ada dalam kamus hidupnya. Tapi saat Eric datang dan mengatakan suka padanya secara terang-terangan membuat keberadaan Freya yang awalnya sering dianggap tidak ada menjadi ada dan bahkan keberadaannya dijadikan bahan pembicaraan gadis-gadis yang menjadi pengagum Eric, yang merasa kesal karena idola mereka menyukai gadis menyedihkan seperti dirinya.

Freya masih mendengarkan lagu dari ponsel nya saat matanya menangkap sesosok pria yang masuk kedalam ruangan.

Bukankah itu pria tua menyebalkan! Apa yang dilakukannya disini!

Dengan cepat, Freya mencabut headset lalu menghentikan lagu Rihanna yang sedang diputar. Ia menatap kearah pria dihadapannya dengan kening berkerut.

"Selamat pagi. Perkenalkan, nama saya Lucas Geonandes. Mulai hari ini, saya akan menjadi dosen bahasa kalian."

Seketika ruangan menjadi riuh. Para mahasiswi berbisik-bisik bahkan ada yang secara terang-terangan memuji ketampanan dosen baru mereka. Semuanya, kecuali Freya yang kini terdiam sambil menunduk.

What the hell!! rutuk Freya dalam hati sambil mengamati Lucas yang kini berdiri santai dengan tangan yang dimasukkan kedalam saku celana panjangnya.

"Apa anda sudah menikah, Sir?" tanya Clara dengan gaya menggoda. Ia merupakan mahasiswi tercantik dikelas bahkan dikampus. Dan Clara sangat membenci Freya.

Lucas berdehem lalu memasang senyuman maut membuat sebagian reaksi para mahasiswi histeris. "I'm singel."

Dan bisa kalian pastikan, ruangan kembali menjadi riuh.

"Berarti masih ada peluang untuk mendekati anda kan, Sir?" tanya Clara lagi membuat Freya mendengus mendengar pertanyaan itu.

"Begitulah," sahut Lucas ringan, sebelum kemudian ia terdiam. Ekspresi terkejutnya yang walau sebentar ia perlihatkan tidak luput dari pengamatan Freya yang memang menatap kearah Lucas. "Kalian mempunyai kesempatan untuk itu."

Apa katanya barusan? 'kalian mempunyai kesempatan untuk itu'. Bukankah kemarin ia mengatakan kalau wanita itu mahkluk egois dan menyebalkan. Kenapa sekarang ia seakan menyuruh wanita mendekatinya. Dasar pria tua bermuka dua menyebalkan.
***

Lucas terdiam ketika pandangan nya tertuju kearah pojok ruangan. Ia tidak bisa menutupi rasa terkejutnya saat melihat gadis yang baru dua hari kemarin ditemuinya tanpa sengaja kini duduk manis sambil menatap kearah dirinya.

Tidak ku sangka gadis labil itu seorang mahasiswi. Ku pikir ia murid SMA. Dan aku harus berurusan dengan nya mulai sekarang. Menarik. Pikir Lucas tersenyum. Akan ku buat kau menarik kembali kata-kata manis mu kemarin, gadis labil.

"Kau yang duduk di pojok," tunjuk Lucas pada Freya yang membuat gadis itu terkejut. "Siapa namamu."

Clara berdecak dengan suara keras. "Lagi-lagi gadis suram itu membuat masalah."

Lucas mengabaikan ucapan gadis itu. Matanya masih memandang lekat gadis yang duduk di pojokan dengan gaya santai.

"Freya," sahut gadis itu dengan wajah dingin yang sangat tidak cocok menghiasi wajahnya yang imut. "Freya Fransisca Hilton, Sir."

Lucas tersenyum, lebih tepatnya menyeringai lebar.

Kena kau, gadis labil.

"Baiklah Miss Hilton. Mulai hari ini kau menjadi asisten ku."
***
Maaf kalo pendek banget. 😄  Semoga kalian suka☺️

Plagiat dilarang mendekat 🔪

Oya, hanya sekedar info, MINE akan aku publish seminggu sekali. Tapi bisa juga cepat kalau ide dikepalaku lagi lancar2  nya.

See u next time 😉

MINE#1 ✔️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora