MINE - 7

128K 7.5K 256
                                    

HAPPY READING 😉 I HOPE U LIKE MY STORY.

PLAGIAT DILARANG KERAS MENDEKAT 🔪🔪🔪
🌸🌸🌸

Lucas menghentikan mobilnya tak jauh dari kafe didepannya. RAKA'S KAFE. tadi siang ia diminta Raka untuk datang menemuinya di kafe ini. Lucas memandang kesamping dan menemukan tiga mobil milik sahabatnya sudah terparkir manis disamping kafe. Ia pasti akan diledek habis-habisan hari ini.

Apa sebaiknya ia pergi saja dan menghubungi Raka jika ia membatalkan pertemuan mereka karena ada janji penting. Ide yang bagus. Lucas baru akan memundurkan mobilnya ketika ponselnya berbunyi menandakan pesan masuk. Ia membuka pesan itu dan mendesah dengan suara berat.

Raka
Jangan mencoba untuk kabur saat kau sudah sampai disini. Masuk atau aku akan menyeretmu, Dude.

Lucas menyerah. Keluar dari mobil dan melangkah memasuki kafe.

"Ah Pak dosen sudah datang," goda Dave tersenyum geli. "Duduklah."

Lucas mengedikkan bahu acuh lalu duduk disebelah Josh yang menatapnya dengan senyum tertahan. "Berhenti memasang wajah bodoh seperti itu," sungut Lucas sambil memanggil pelayan dan memesan segelas kopi. Ia kembali menatap ketiga sahabat nya yang juga menatapnya dengan senyum tertahan.

"Well, bagaimana rasanya menjadi seorang dosen?" tanya Josh sambil menyesap kopinya. "Apa ada yang membuatmu tertarik disana?"

Dave dan Raka terkekeh membuat Lucas menatap nya tajam. "Biasa saja."

"Really? So, what about that girl? Are you interested?" tanya Dave geli.

"Who do you mean?" tanya Lucas santai, mengabaikan tatapan mencemooh dari ketiga sahabatnya. Ia sebenarnya mengerti kemana arah pertanyaan ini. Hanya saja ia malas menanggapinya. "I don't understand what you're talking about."

Raka menaikkan alisnya dengan gaya menggoda. "Is it true? Then who is the girl named Freya Fransisca Hilton?"

Lucas terdiam. Sementara Dave dan Josh tertawa.

"Well, dia hanya salah satu mahasiswi ku."

"Mahasiswi yang membuatmu tertarik?" tanya Josh terkekeh.

"Apa dia cantik?" tanya Dave antusias. Ia menopang kepalanya dengan dua tangan.

"Tentu saja dia cantik," jawab Josh membuat Raka tergelak, sementara Lucas terdiam dengan wajah lucu. "Kalau tidak, mana mungkin Lucas tertarik."

"Dan satu lagi," sela Raka memasang wajah menyeringai setan. Membuat Lucas terdiam pasrah sambil memejamkan matanya. "Dia gadis yang tempo hari mengatakan kalau Lucas seorang gay."

Hening. Dan Lucas menghitung dalam hati.

Satu,,
Dua,,
Ti,,

Suara tawa yang keras membuat Lucas mengumpat dalam hati. Ingatkan dia untuk membunuh Raka nanti. Mereka masih tertawa dengan keras, untung saat ini kafe tidak begitu ramai. Kalau tidak, mereka berempat pasti menjadi tontonan gratis. Saat pelayan datang membawakan pesanan kopi miliknya pun. Ketiga sahabatnya masih terus tertawa membuat Lucas menghela nafas berat.

"Apa ku bilang, Luc," sela Dave masih tergelak. "Kau mendapatkan sesuatu yang tidak kau inginkan. Aku benar bukan?"

Lucas menyesap kopinya dengan gaya santai. Lalu mengedikkan bahu acuh. "Apa kita akan terus membahas hal ini?" tanyanya malas. Menatap mereka bertiga secara bergantian.

"Ya!" jawab mereka bertiga bersamaan. Membuat Lucas menyerah.

"So? Apa dia bekerja hari ini?" tanya Josh pada Raka sambil menopang dagunya dengan tangan. Senyum lebar menghiasi wajah tampannya.

MINE#1 ✔️Where stories live. Discover now