MINE - 4

132K 7.3K 56
                                    

PART INI MUNGKIN BERISI KATA-KATA KASAR DAN TIDAK SEHARUSNYA DIBACA OLEH YANG DIBAWAH UMUR😁 JADI KUMOHON BIJAKLAH DALAM MEMBACA. OKE?

PLAGIAT DILARANG MENDEKAT 🔪

HAPPY READING AND I HOPE U LIKE MY STORY 😉
🌸🌸🌸

Hari hampir gelap saat Freya tersadar dari tidurnya. Gadis itu mengerjap kan mata untuk menyesuaikan pandangan nya yang buram. Setelah pandanganya mulai fokus, Freya menghela nafas pelan sambil mengusap wajahnya perlahan. Ketika ia berdiri hendak mengambil tas miliknya, tatapan nya tertuju pada beberapa lipatan kertas yang sepertinya sengaja diselipkan dibawah tasnya.

KAU MENCARI LAWAN YANG SALAH FREYA FRANSISCA HILTON

DASAR JALANG. APA KAU MENGGUNA-GUNAI ERIC DAN DOSEN BARU ITU? SADARLAH KAU, SIAPA DIRIMU DAN SIAPA YANG KAU GODA, BITCH.

APA TIDAK CUKUP KAU MEMBERIKAN TUBUHMU PADA ERIC? KENAPA KAU SEKARANG MENGGODA SEORANG LUCAS GEONANDES

DASAR PELACUR. MATI SAJA KAU

SI JALANG TIDAK TAU MALU

Freya mendesah pelan. Surat ancaman seperti biasa. Ia tidak tau siapa pengirimnya, tapi ia bisa menebak apa tujuan pengirim memberinya peringatan seperti ini. Freya memandang keluar jendela sebentar lalu meremas kertas itu dan memasukkannya kedalam tas miliknya. Lalu dengan gontai melangkah keluar.

Gadis itu berjalan dalam diam melewati lorong yang mulai sepi. Hanya ada beberapa mahasiswa yang tinggal entah urusan apa. Freya melirik jam tangannya lalu mempercepat langkah kakinya. Ia harus segera sampai dirumah dalam waktu setengah jam. Sebelum adiknya pulang dari tempat kerja dan akan panik karena tidak menemukan ia dirumah,

Sejak kedua orang tuanya meninggal, Freya dan adiknya hidup sendiri tanpa ada satupun kerabat yang prihatin kepada kondisi mereka. Tapi Freya tidak mempermasalahkan itu. Ia tidak butuh basa-basi dari kerabat dekatnya yang seolah perduli pada nya tapi didalam hati, mereka menolak kehadiran ia dan adiknya. Baginya semua orang kecuali adiknya adalah seorang penghianat, serakah, dan penipu ulung yang memiliki banyak topeng untuk menutupi sifat asli mereka.

Untuk membiayai hidupnya dan adiknya, Freya mulia mencari banyak pekerjaan yang bisa ia lakukan untuk biaya kebutuhan sekolah adiknya dan biaya hidup mereka. Dan gadis itu merasa bersyukur, hasil keringatnya mampu menyekolahkan adiknya dan menguliahkan dirinya sendiri.

Adiknya yang saat itu baru mulai masuk SMA memilih membantu meringankan beban Freya dengan ikut mencari kerja sampingan yang langsung ditolak mentah-mentah olehnya. Tapi sepertinya memang darah lebih kental dari air. Watak keras seorang Freya Fransisca Hilton menurun kepada adiknya, Yuna Angelica Hilton. Adiknya tetap bekerja walau dirinya melarang. Dan Freya memilih mengalah dengan syarat nilai adiknya tidak boleh menurun. Kalau tidak jangan harap ia akan mengizinkan adiknya bekerja.

Freya kembali melirik jam tangan yang ia kenakan lalu mengumpat dengan keras. Ia benar-benar harus sampai dirumah sekarang. Adiknya akan panik kalau ia terlambat pulang. Ia melangkah cepat, dan saat hendak berbelok, ia merasakan mulutnya dibekap dari belakang dan perlahan kesadarannya mulai menghilang.
***

Freya membuka matanya yang berat. Ia lalu mulai mengumpulkan sisa-sisa nyawanya dan mengingat kenapa dirinya bisa berakhir ditempat ini. Ia menoleh kesana kemari dengan bingung.

Sepi dan gelap. Tempat apa ini? Kenapa gelap sekali.

Freya memeluk lututnya menggigil menahan tangis. Ia ingin berteriak, tapi suaranya seakan tercekat di tenggorokan. Lututnya bahkan tidak mampu untuk berdiri. Ia mulai menangis . Tuhan tau, ia benci kegelapan. Gelap membuat nafasnya sesak dan memunculkan kilas balik yang ingin ia kubur didasar hatinya.

Siapapun, tolong aku!!

Brakk!!

Pintu terbuka dengan suara keras. Freya mendongak melihat siluet seseorang berjalan mendekatinya. Gadis itu bersyukur dalam hatinya kepada siapapun yang menolong nya saat ini.

"Kau tidak apa-apa?" pertanyaan dengan suara bass itu memasuki pendengarannya.

Siapakah pria yang menolongnya? tanya Freya dalam hati. Tapi kenapa gadis itu merasa seperti mengenal suara ini. Suara yang tidak asing.

Sebuah jas kini tersampir ditubuhnya. Nafas gadis itu sesak, keringat dingin mulai keluar membasahi wajahnya yang ketakutan. Freya masih bisa mendengar pria itu memaki lalu semuanya gelap.
***

Lucas menyelesaikan laporan terakhir yang dikirimkan orang suruhan ayahnya siang tadi dengan nafas lega. Ia memang memilih untuk menjadi  seorang dosen. Tapi ia tidak bisa mengabaikan tanggung jawabnya kepada perusahaan ayahnya. Karena ia satu-satunya pewaris keluarga Geonandes.

Ia merenggangkan tubuhnya yang kaku lalu mendesah dengan suara berat. Ia sangat lelah. Dan sepertinya kasur adalah pilihan yang tepat saat ini. Ia mengambil jas, dompet, ponsel dan kunci mobil lalu bergegas keluar dari ruangannya.

"Kau yakin tidak apa-apa mengurungnya seperti itu?" tanya sebuah suara menghentikan langkah Lucas. Pria itu mengernyit bingung.

"Dia pantas mendapatkannya."

"Aku hanya merasa ini keterlaluan. Bagaimana kalau kita buka saja kuncinya agar ia bisa pulang saat sadar nanti. Dia sudah pasti jera. Walaupun aku membenci jalang itu. Aku merasa ini tidak benar." suara mendesis itu tersirat kebencian dan keprihatinan mendalam membuat Lucas kembali mengernyit bingung.

Apa maksudnya? Siapa yang mereka bicarakan? Ah lupakan Lucas. Mereka gadis-gadis labil. Permasalahannya pasti tidak jauh-jauh dari pria dan cinta. Dan Lucas tidak salah kalau mengatakan mereka mahkluk egois dan menyebalkan, bukan?

"Sudah biarkan saja dia. Pelacur itu pantas mendapatkan nya. Ia dengan mudahnya mendekati Eric dan sekarang mendekati putra tunggal Geonandes. Aku yakin jalang itu sudah membagikan tubuh murahnya kepada Eric dan Sir Geonandes."

Lucas yang sudah berbalik menjauh menghentikan langkah kakinya ketika mendengar namanya juga disebutkan oleh gadis itu.

"Biarkan saja jalang itu menangis ketakutan didalam gudang yang sumpek," suara tawa sinis memenuhi gendang telinga Lucas. Apakah mereka sedang mengurung temannya didalam gudang karena mendekatinya? Apa mereka gila? umpat Lucas lalu melangkah cepat menuju gudang yang terletak jauh di bagian belakang kampus.
***

Lucas menatap pintu gudang yang tergembok lalu menendang pintu itu dengan mudah. Saat pintu terbuka, ia melihat siluet gadis yang terduduk memeluk lututnya sambil menangis.

Lucas berjalan dan melihat gadis itu mendongak kearahnya dengan wajah berair. Dan saat itulah ia mengetahui bahwa gadis yang dikurung itu adalah asistennya sendiri. "Kau tidak apa-apa?" Lucas bertanya pelan. Gadis dihadapannya hanya menangis terisak tanpa menjawab. Lucas melepaskan jas nya lalu menyampirkannya kepundak Freya yang kini sepertinya kesulitan bernafas dan berkeringat dingin.

Gadis itu menutup matanya perlahan "Shit!! Sadarlah," desis Lucas kuat lalu mengangkat tubuh gadis yang kini tak sadarkan diri itu kedalam gendongannya.

"Kau benar-benar gadis yang menyebalkan, Miss Hilton."
***

AGAK SEDIKIT PENDEK DARI YANG SEBELUMNYA.
GIMANA? KALIAN SUKA? KALAUPUN GAK SUKA, DISUKAIN AJA YA😀

SEE U NEXT PART😉😉😉😉

MINE#1 ✔️Where stories live. Discover now