MINE - 9

130K 6.7K 220
                                    

SEPERTI JANJIKU TADI UNTUK POST 2 PART LANGSUNG. (AKU MAH ORANGNYA GAK SUKA PHP 😋)

OK DEH LANGSUNG BACA AJA YA.

PLAGIAT DILARANG MENDEKAT 🔪
🌸🌸🌸

"Astaga," teriak Yuna panik sambil terbelalak saat melihat tangan Freya begitu Kakak nya itu memasuki dapur. "Tanganmu kenapa, Kak?"

Freya mengerti kepanikan adik nya itu. Bagaimana tidak, tangannya kini dibalut perban seperti mummy. Padahal hanya pergelangan tangannya saja yang lebam. Tapi pria itu nyaris memaksa perawat untuk membalut sampai ke jari-jari tangannya. "Bukan luka berat. Hanya sedikit lebam."

Yuna memandang kakaknya dengan dahi berkerut. "Jika hanya lebam, kenapa harus diperban seperti itu?"

"Bagaimana sekolahmu?" tanya Freya mengalihkan pembicaraan. "Pekerjaan mu tidak menganggu belajarmu bukan?"

Yuna tersenyum sambil kembali memotong sayuran yang akan ia masak hari ini. "Kakak tenang saja. Sekolahku baik-baik saja. Kau pasti tidak meragukan kepintaran adikmu ini kan, Kak?" Yuna berbalik sambil menyeringai lebar.

"Tidak sama sekali. Kau sedang membuat apa?" tanya Freya yang kini berdiri disamping Yuna. "Ada yang bisa ku bantu?"

"Malam ini aku akan membuat tumis sayuran dicampur sosis dan beberapa bakso."

"Sepertinya enak," komentar Freya sambil menelan ludah. "Sini biar aku yang memotong wartelnya."

Yuna mendengus. "Dan membiarkanmu mengiris jarimu sendiri?" Gadis itu berkacak pinggang memasang ekspresi wajah menyebalkan. "Aku heran bagaimana bisa kau mengiris jarimu sendiri ketimbang memotong sayuran. Dan yang lebih membuatku heran. Jarimu bisa terluka padahal kau hanya merobek bungkus mie."

Freya menggerutu pelan membuat Yuna terkekeh pelan. "Aku kan hanya berniat membantu."

"Lebih baik kau mandi dulu, Kak. Kalau sudah selesai, aku akan memanggil mu."

Freya menyerah. Ia memang tidak bisa menang jika harus berdebat melawan adiknya. "Baiklah, Mom."

Yuna tergelak. Kakaknya akan memanggilnya dengan sebutan Mom kalau ia sedang kalah berdebat. Dan saat ini Kakaknya sedang kalah.
***

Freya baru akan membuka pakaiannya ketika ponsel dalam tasnya berbunyi. Ia mengaduk isi tasnya dan mengeluarkan benda kecil yang berteriak nyaring itu. Menatap layarnya dengan kening berkerut.

Pria tua calling

Waktu pertama kali ia mendapatkan ponsel itu. Lucas telah menyimpan nomornya kedalam ponsel gadis itu dengan nama 'Dosen ganteng' dan itu sukses membuat Freya tercengang. Dengan cepat gadis itu mengganti nama dari 'Dosen ganteng' menjadi 'Pria tua'.

"Ya," jawab Freya.

"Bagaimana tanganmu?"

Freya memutar bola matanya. "Tangan ku baik-baik saja dan masih utuh, jika itu yang ingin kau tahu. Ada apa meneleponku?"

Lucas berdecak. "Aku hanya ingin tau bagaimana keadaan tanganmu," jawab Lucas santai. "Karena kau sudah menjawabnya tadi. Aku akan menutup nya."

Freya menatap ponselnya tak percaya. Pria itu memutuskan sambungan telepon setelah selesai mengatakan itu. Jadi dia menelepon hanya untuk menanyakan pertanyaan konyol itu?

Jadi apa yang kau harapkan? Apa kau ingin dia menanyakan kabarmu dan menanyakan apa yang kau lakukan saat ini?

Freya mengelengkan kepalanya cepat mengusir pertanyaan yang tiba-tiba muncul dalam kepalanya. Ia pasti sudah gila jika memikirkan hal itu

MINE#1 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang