Chapter 5

52.2K 7.1K 423
                                    

Bingung mau intro apa. Vomments nya ditunggu, shaayy. Itu aja.
Enjoy
*
*
*

Program Yang Muda Menginspirasi edisi Gandi Alfareza Siregar, Arsitek Genius Tanah Air mencetak rekor rating dan share terbaik selama penayangan program tersebut.

2.4/13%

Gue gak ngerti harus mengumpat atau bersyukur. Bersyukur karena ini adalah pencapaian tertinggi kami setelah empat bulan tayang di televisi. Kenapa sih mesti Gandi yang bikin program gue meroket?

Why is that? Why?!!!!!

What makes it worse adalah respon masyarakat yang luar biasa baik jejaring sosial facebook, twitter dan instagram resmi Gayatri TV dan Yang Muda Menginspirasi. Mereka memuja ketampanan si Gandi dan ingin Gandi tampil live di Gayatri TV.

Astaga. Mereka semua tertipu dengan wajah dan senyum si casanova sialan itu. Kalau mereka tahu si Gandi itu aslinya kayak apa, gue jamin mereka akan membully Gandi habis-habisan.

"Jeng, OMG, demi apa si Gandi masuk Lamtur cuuuyyy, lagi di Singapore dia nya. Sibuk ngurus pindahan ke Indo kali, ya," Nana dengan sangat antusias menunjukkan laman akun gosip paling hot se Nusantara itu pada gue.

Terdapat foto Gandi yang sedang masuk ke toko brand terkenal, Fendi, di Singapore, sendirian. Dia mengenakan sweater abu-abu. Yang membuat gue gak berhenti geleng-geleng kepala adalah captionnya.

Yaampyyuuun, arsitek paling seksiy seendonesa yang lagi buming di jagat raya, ketauan abis belanja di toko bang Pendi. Duh, minceu jd senapsaran, itu tas dibeliin buat sapose ya cyiin? Buat bala-bala minceu, sing sabar sing ikhlas sing istiqomah. Kayaknya arsitek seksi kita udah ada pawangnya 😭😭😭 #savecoganmimin #arsitekseksiy #udahtaken #semogabelum

Paling dia beli tas itu buat salah satu temen mainnya. Kemungkinan besar sih tetangga gue yang dia panggil Becca. Duit dia pastinya banyak. Dia juga belum nikah berdasarkan info yang Robi dapat. Kemana lagi coba dolar-dolar dia mengalir kalau nggak ke cewek-ceweknya?

"Seru banget sih ceweknya dapet Fendi. Gue mau doong," Evelyn ikut nimbrung.

"Jangan-jangan itu Fendi buat lo, Jeng. Secara semingguan ini dia nonstop ngirimin lo hadiah. Bahkan kita kena imbasnya. Senengnya, tiap pagi dapat Starbucks. Hemat deh gue," Nana mengangkat cangkir Starbucksnya yang sudah kosong.

Gue rasanya pengen maki-maki itu orang. Buat apa coba dia tiap pagi ngirim Starbucks ke semua staf lantai 7 gedung kantor ini. Buat gue, dia tambahin berbagai penganan buat sarapan mulai dari sandwich, croissant, donat, bubur, pancake. Emangnya gue nggak sanggup beli sarapan pake duit gue sendiri?

Bahkan hari ini, dia kirimin kami kopi lengkap dengan muffin-muffin lucu berbagai rasa. Ini kebetulan doang atau gimana gue nggak tahu juga. Tapi gue emang cinta mati sama muffin. Gue bisa habisin enam muffin sekali duduk.

Ingat, ya. Sekali duduk. Enam. Mungkin kalau ngobrolnya lebih dari tiga jam, selusin muffin masuk deh ke perut gue.

Tapi, demi harga diri, gue menolak makan muffin kirimannya. Semua jatah gue, gue serahin ke OB. Mereka juga berhak dapat makanan enak.

Pak Vino meminta kami berkumpul di ruang rapat. Gue sih yakinnya buat muji hasil kerja kami di edisi si kutu kupret.

"Anya, congratulations. Program kamu nomor satu untuk slot jam sepuluh malam," ucap Pak Vino yang diiringi tepuk tangan oleh kami semua.

Mbak Anya tersenyum super duper bahagia. Robi bertepuk tangan paling keras.

"Terima kasih juga untuk Ajeng, Robi, dan semua kru yang bertugas. Keep up the good work. Semoga kedepannya program kita bisa menghasilkan sesuatu yang lebih lagi. Jangan pernah lelah mencari narasumber terbaik," Pak Vino melanjutkan pidatonya. Kami menyimak. "Dan, pertahankan kekompakan tim kalian. Itu kunci keberhasilan dalam bekerja."

Over The Moon (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang