Chapter 10

60.6K 6.9K 281
                                    

Haaaiii, sori kemarin nggak muncul. Sibuk dengan dunia nyata hehe

Semoga suka dengan ceritanya. Votes dan commentsnya ditunggu. It means alot.

Enjoy
*
*
*

From : Pak Vino
Kamu ditelfon kok gak ngangkat? Belum berangkat ke kantor, kan? Gausah bawa mobil.

Gue baru selesai mandi saat mendengar notifikasi dari ponsel. Kenapa Pak Vino tiba-tiba nyuruh gue nggak nyetir?

"Halo, Pak?"

"Halo, Ajeng. Kamu masih di apartemen atau sudah jalan ke kantor?"

"Masih di apartemen. Ada apa ya, Pak?"

"Kebetulan saya lagi di sekitar gedung apartemen kamu, nih. Kita berangkat ke kantor bareng aja, ya?"

"Kok bisa di sekitar sini? Nggak usah, Pak. Ngerepotin. Ntar saya pulangnya sama siapa. Ribet ah."

"Ya saya antar balik. Sudah masuk parkiran, nih. Saya tunggu di lobby, ya."

Sambungan telepon dimatikan.

Pak Vino ngapain ya pagi buta udah main di sekitar sini? Meeting kah? Ah, kepagian deh kayaknya. Mungkin dia baru saja menemui seseorang. Gue confirm begitu ketemu di lobby aja, deh.

Setelah mengaplikasikan sedikit make up ke wajah-sun screen, bedak, dan liptint-gue bergegas turun ke lobby. Nggak enak dong ditungguin sama si bos. Dunia terbalik ini judulnya. Biasa juga anak buah yang lumutan nungguin atasannya.

Pak Vino tengah membaca koran sembari duduk di sofa lobby. Radarnya kuat banget, cuy. Begitu gue muncul, kepalanya langsung tegak dan dia melambai ke arah gue.

Gue mempercepat langkah menghampirinya.

"Morning, Ajeng. Sudah sarapan?"

"Sudah, Pak."

Pak Vino meletakkan kembali koran tersebut di stool lalu mengajak gue berjalan menuju tempat parkir.

"Bapak kok bisa ada di sekitar sini?"

"Oh...itu...tadi sepupu saya ngajak sarapan bareng. Dia nginap di hotel sebelah," Pak Vino menunjuk hotel bintang empat yang terletak tak jauh dari gedung apartemen gue.

Ketemu sepupu ternyata.

"Hari ini jadi liputan di Senayan, kan?" Pak Vino membuka pembicaraan setelah melajukan mobilnya.

Gue mengangguk. Gue dan Robi dipilih sebagai perwakilan kantor untuk meliput demonstrasi yang akan berlangsung di Senayan. Soal kenaikan harga sembako yang tiba-tiba. Sudah makanan sehari-hari kami.

"Hati-hati, ya. Hindari aksi brutal. Kita butuh berita, namun kantor kita lebih butuh karyawannya yang tetap sehat wal afiat setelah meliput," jawab Pak Vino sambil tersenyum.

"Siap, Pak," gue membuat gerakan hormat. Pak Vino tertawa kecil.

"Kamu dan Gandi...dekat?" tanya Pak Vino tiba-tiba.

Dahi gue otomatis mengernyit. Ngapain coba Pak Vino nanya-nanyain si casanova sialan plus mesum tapi tukang ngambek itu?

Yap. Sekarang gue tambahin embel-embel baru untuk si Gandi. Tukang ngambek. Gayanya aja sok dewasa, tebar feromon sana-sini, tapi ternyata ngambeknya mirip anak SD yang batal diajakin main ke dufan.

Over The Moon (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now